Bab 11

12 6 3
                                    

Bab 11 : Nyawa dan Tragedi

Azzurrina

🕛🕛🕛

"Apa aku harus membakarnya hidup-hidup?" gumam Zurri menatap tubuh Zack datar.

Kedua mata birunya berkedip. tidak lagi menampakkan cahaya di sana. Hanya ada kegelapan di iris matanya yang kian menggelap. Dirinya sudah dikendalikan oleh Priest karena tetesan darah itu. Tangannya terulur mengelus rambut Zack lembut.

"Tidak! Aku membutuhkannya," gumam Zurri menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku boleh marah tidak sama kamu? Karena kamu itu menyebalkan," gumam Zurri hampir saja memukul kepala Zack.

Gadis kecil itu menghembuskan napasnya guna menetralkan paru-parunya yang terasa tersendat. Aura kegelapan masih menyelimuti ruangan itu, cahaya bulan malam bahkan tidak sudi masuk ke dalam ruangan ini karena di sini terasa hampa, dingin, dan tidak bernyawa.

Zurri menatap tubuh Zack. Dia meneliti sekitar dan menjentikkan jarinya dengan kuat. Bayangan tempat pun berubah, berubah semu dan kemudian menjadi nyata.

Perabotan kamar terlihat begitu lepas dari pandangan Zurri. Jentikkan kedua kalinya dilakukan dan tubuh Zack sudah berada di atas kasur dengan nyaman.

"Tidak sia-sia," ucap Zurri tersenyum.

"Sebaiknya aku melakukan itu," lanjut Zurri mencoba membangunkan Zack.

Namun, anak laki-laki itu belum sadarkan diri dari pingsannya tadi. Zurri tidak kehabisan akal, gadis kecil  itu bahkan memukul keras kepala Zack dan menampar sekuat hati wajah Zack.

Zack terpekik.

"Argh! Sakit!" teriak Zack langsung melindungi wajahnya.

Zurri tersenyum kecil. Gadis kecil itu langsung menyeret Zack dengan kejam ke arah tangga. Zack yang baru saja sadar dari pingsannya hanya mengikuti ke mana langkah Zurri membawanya, tanpa menyadari dia sedang berdiri di depan tangga.

"Zack? Kamu dengar aku? Jika kamu mendengarku, anggukkan saja kepalamu," bisik Zurri dengan smirk di wajahnya.

Zack dengan wajah linglungnya hanya mengangguk yakin tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku ingin kamu mati."

Mata Zack membulat, dia tidak menyadari apa yang dilakukan Zurri. Tapi terlambat, keseimbangannya hilang saat Zurri mendorong dirinya ke arah tangga dengan kuat.

Tubuh Zack terguling-guling di tangga, sesekali kepalanya terbentur kuat ke dinding dan meninggalkan bercak darah. Zack berteriak kesakitan di saat itu terjadi.

Bruk!

"ARGGGHH!!" teriak Zack pilu.

Zack dapat merasakannya. Tubuhnya mati rasa, dia tak bisa mendefinisikan rasa sakit itu. Manik cokelat terang itu berlinang air mata, tenggorakkannya tercekat. Dia menatap Zurri yang balik menatapnya tajam, air mata menetes dari pelupuk matanya karena menahan rasa sakit yang begitu menyakitkan.

Darah mengalir dari kepalanya, sebelah tangannya bahkan mendapatkan luka serius karena tergores paku yang mencuat.

"Da ... sar ... iblis!"

AZZURRINAWhere stories live. Discover now