14. Tampil Seperti Biasa

369 57 6
                                    

Makasih udah nungguin cerita ini
Sebelum baca jangan lupa vote ya.

55 vote, next...

Happy Reading 💚






Hari ini rencananya Zian dan Freya akan pergi ke butik untuk memilih baju pengantin yang akan mereka kenakan di hari pernikahannya. Selama hari menuju pernikahan mereka, Freya kerap kali berusaha mencuri perhatian Zian atas suruhan dari Celine. Freya yang biasanya berdandan apa adanya sekarang berusaha untuk merubah penampilannya.

Ia memoleskan lipstik yang warnanya cocok dengan warna bibirnya. Kemudian ia mencatok ujung rambutnya agar bergelombang. Terakhir, ia menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya. Setelah merasa selesai. Freya berjalan meninggalkan kamarnya.

Ternyata di ruang tamu sudah ada Zian yang sedang menunggunya, ditemani dengan Rizal yang hari ini memang sedang libur berkerja. Tampaknya obrolan kedua pria itu sangat asik.

"Kalian mau berangkat sekarang?" Tanya Rizal saat melihat keberadaan Freya.

"Iya, karena habis ini Zian akan pergi meeting dengan yayasan sekolah," jawab Zian dengan sopan.

"Pa, Freya berangkat dulu ya," Freya berpamitan begitu juga dengan Zian.

"Iya, hati-hati,"

Mereka berjalan beriringan menuju mobil.

Sesampainya di butik, Freya segera di tuntun oleh karyawannya untuk memilih-milih gaun pernikahan. Kenapa tidak di butik Rifda? Karena butik Rifda tidak menyediakan gaun untuk pengantin, butik Rifda hanya menyediakan gaun untuk pesta, acara formal, wisuda dan lain-lain. Butik yang mereka datangi sekarang adalah butik kenalan Rifda.

Freya menggaruk kepalanya pertanda ia kebingungan. Karyawan di depannya tengah memperlihatkan dua gaun yang sama-sama ia sukai. Di tangan sebelah kanan terdapat gaun tanpa lengan yang di taburi beberapa pernak pernik di bagian pinggangnya dan bagian punggungnya juga terekspos. Di sebelah kiri ada gaun dengan model belahan dada dan berlengan pendek yang terlihat elegan. Freya menyukai kedua gaun tersebut.

"Yang ini bagus," Freya beserta karyawan bersamanya serentak menoleh ke sumber suara. Zian berdiri dengan sebelah tangannya masuk ke dalam saku dan sebelahnya lagi menunjuk sebuah gaun yang sangat cantik. Model gaunnya keliatan elegan dan lebih sopan dari kedua gaun tadi.

Tak di sangka Zian ikut andil dalam pemilihan gaunnya, ia kira setelah Zian mencoba tuxedo nya, pria itu akan menunggunya dengan bosan. Freya tersenyum.

"Silahkan di coba dulu gaunnya,"

Freya masuk ke bilik untuk mencoba gaun yang di pilihkan oleh Zian, setelah mengenakkan gaun dengan di bantu karyawan tadi, Freya berjalan keluar bilik untuk memperlihatkannya kepada Zian.

Zian menatap Freya, matanya bergerak dari bawah ke atas. Kemudian kepalanya mengangguk.

"Cantik,"

Freya mengulum senyumnya, apalagi matanya melihat senyuman tipis dari calon suaminya. Ah rasanya pipi Freya memanas. Sementara karyawan yang melayani mereka sudah tersenyum dengan lebar melihat Freya yang malu-malu.

Setelah yakin dengan pilihannya, mereka pergi meninggalkan butik. Freya masih mengulum senyumnya. Zian yang menyadari itu geleng-geleng kepala melihatnya.

"Mau makan siang di mana?"

Freya menoleh ke arah Zian, "Katanya tadi ada meeting dengan yayasan sekolah,"

"Masih ada waktu untuk makan siang,"

"Hmm tiba-tiba pengen makan sate, boleh?" Tanya Freya ragu-ragu.

Mencari & Berharap (On Going)Where stories live. Discover now