"AAAAAAA!!!! AWAS BANG!!!" teriak Alura dan ata secara bersamaan menuruni jalanan yang curam. Akibat remnya blong motor Alura jadi tidak bisa di rem dan akhirnya mereka pun jatuh ke dalam selokan.
Huekk!!! Huekkk!!
Alura muntah karena tak tahan lagi dengan baunya.
"Tuh kan!! Apa gue bilang, mbing!!! Mending gue aja yang bawa motornya tadi!! Jadi kotor kan rok gue!!" Ata memegang roknya jijik. Lalu ia kibaskan ke depan.
"Masih mending rok!! Liat nih baju putih gua!"
"Sama bego! Baju putih gue juga!"
Rea datang. Seperti biasa dia datang sambil tertawa senang melihat temannya sengsara.
"Anjaii. Gimana rasanya nyemplung got? Enak? Nikmat?"
"Enak, nikmat, ndas mu!" Ketus ata. Rea tertawa kencang membuat ke dua temannya memutarkan bola matanya malas.
"Mending Lo bantu kita ngangkat motor ini dari pada ketawa-ketawa gak jelas!" Decak lura, naik ke atas di bantu oleh ata yang menarik tangannya dari atas.
"Ogah. Ya kali gue mau ngangkat motor itu. Bisa-bisa hand body gue ternodai." Tolaknya.
"Idih sok-sokan, njing. Memang lo pernah makek hand body? Jangankan handbody pakek skinker aja lo kagak pernah," sewot Alura.
"Cut."
Ata menggaruk-garuk kepalanya yang tertutup hijab. Merasa kesal dengan mereka. "Si kambing malah gelut! Bukannya nyari solusi buat ngangkat motor ini!! Gue mau jemput anak gue sekolah!"
"Beh! Bedalah yang udah punya anak nih,"
"Siapa ya?" Alura berpikir.
"Mang! Bantuin angkat motor ini bisa? Nanti di bayar oleh kita kecuali saya," ucap Rea pada bapak-bapak yang baru saja lewat.
Alura menabok helm full face yang di pakai oleh Rea. "Moncong mu kalo ngomong enak banget ya?!"
Mamang itu menoleh. Berjalan menghampiri mereka. "Oh. Gampang ini, nduk. Kalian bantuin saya megang jok belakang ya."
Alura mengangguk. "Iya pak,"
Setelah membutuhkan beberapa waktu untuk mengangkat motor Alura, akhirnya motornya kini sudah di selamatkan oleh mamang itu. Motornya masih selamat. Mesinnya juga masih hidup. Namun sayangnya body sampingnya ada yang lecet.
"Kalian kok bisa aneh-aneh aja sampe nyemplung ke got gini?"
"Hehe. Iya pak soalnya remnya mendadak blong tadi. Padahal saya berangkat tadi masih aman-aman aja," balas Alura. Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ini pak. Makasih udah bantuin kami. Maaf cuman bisa ngasih ini. Karena uang jajan saya sudah habis." Alura menyodorkan selembar uang 50 ribu kepada bapak itu.
"Gak usah. Saya ikhlas kok. Mending di buat beli jajan dari pada di kasikan ke saya, nduk. Yaudah kalo gitu saya permisi dulu ya."
Mereka mengangguk. Bapak itu pergi tanpa menerima uang dari Alura.
"Alhamdulillah. Selamat. Mau nyeblak? Bakso? Atau sate?" Tanya Alura.
Ata menatap malas. "Gendeng. Mau beli makanan makek baju kek gini? Bisa-bisa di kira odgj kita."
"Betul-betul-betul." Sambung Rea.
"Udahlah pulang aja. Udah jam berapa ini. Kasian anak gue nunggu gue di sekolah."
***
Ata melepaskan helm full face. Turun dari motor dan segera masuk kedalam gerbang sekolah tempat dimana Fathir sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...