BAB 74

3.8K 178 15
                                    

Peringatan⚠️🚫
Jangan lupa vote trima kasih:)

🐰🧀: yang ga suka pliss jangan di baca!!

***

Ata mengernyitkan alisnya setelah melihat boneka beruang yang terletak di atas ranjang suaminya. Ia menoleh ke samping.

"Boneka siapa, ya? Punya Ning Aisyah?" Tanya ata, heran. Sebelumnya ia belum pernah melihat boneka ini di dalam kamar.

 Sebelumnya ia belum pernah melihat boneka ini di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The picture

Izhar menoleh. "Itu punya Farah."

Ata menaikkan satu alisnya. Milik Ning Farah? Tumben sekali Ning Farah meletakkan bonekanya di dalam kamar kakaknya. Atau mungkin ketinggalan? Sudah lah ia tak mau pikir panjang lebih baik ia merebahkan tubuhnya di kasur. Terlalu capek juga tubuhnya seharian berada di perjalanan. Apalagi sempat mampir ke warung pinggir jalan tadi.

"Sayang, udah solat isya?"

Baru saja matanya terpejam, kini terbuka lagu setelah mendengar suara serak dari suaminya.

"Belum," jawab ata. Bangun lalu turun dari ranjang.

"Mandi dulu setelah itu kita solat berjamaah."

Ata mengangguk. Ia mengambil handuk di lemari. "Masnya ga mandi? Atau udah mandi nih?"

"Mau ngajak mandi bareng, hm?" Godanya sambil tersenyum jail.

"Ih, enggak ya!! Aku kan cuman nanya masnya udah mandi apa belum, bukan mau ngajakin mandi bareng. Ge'er!" balas nya, membalikkan badan lalu berjalan ke arah kamar mandi dengan bibir yang mengerucut ke depan.

"Baiklah, kita mandi sama-sama aja. Tubuh mas juga tiba-tiba jadi lengket." Izhar mengangkat tubuh istrinya membawanya ke dalam kamar mandi. Sudah lama juga kan mereka tidak mandi bareng kan?

"Arkhhh!!! Umiiiiii!!!"

Izhar terkekeh. "Mau sebesar apapun teriakan kamu, umi nggak akan bisa dengar suara kamu, Humaira."

***

"Udah tidur?"

Izhar menghela nafas. Ia menatap langit-langit kamar lalu ia menatap wajah istrinya yang sudah terlelap. Entah sudah tidur atau belum ia tidak tahu. Karna sedari tadi istrinya hanya diam saja saat ia panggil.

Mata Izhar kembali menatap ke atas. Kemudian menoleh ke samping. Lalu menjadikan tubuh istrinya menjadi bantal guling. Wajahnya ia tenggelamkan di leher istrinya.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang