BAB 57

4.1K 124 0
                                    

Ata cepat-cepat mengelap dan membersihkan perbannya yang kotor supaya nanti suaminya tidak curiga.

Sesekali ia meniup kencang supaya perban tersebut cepat kering.

"Gimana rasanya di deketin semua cowok yang ada di sini? Senang?" Tanya seseorang dari belakang membuat ata menoleh ke arahnya.

Ia menyipitkan matanya seraya mengingat siapa orang yang berdiri di depannya ini.

"Ustadzah waper—eh maksudnya ustadzah tiara! Maaf typo ustadzah,"

Waper adalah panggilan ia dulu dengan ustadzah tiara. Karena dia suka sekali membuat fitnah di kalangan santri yang berprestasi atau pun dekat dengan keluarga ndalem. Jadi ia dan temannya memanggil nya waper dari singkatan 'wanita caper'.

"Ada apa ustadzah? Bisa di ulangi lagi ucapannya? Kuping saya akhir-akhir ini agak gak normal kayaknya,"

Tiara mencengkeram tangannya. Karna merasa di remehkan.

Tak lama itu, ia kembali tersenyum.

"Aduh! Dasar cewek murahan! Bisa-bisanya kamu bisa dekat dengan semua laki-laki apalagi menikah dengan suami Aisyah. Pasti kamu selingkuhan nya, ya?" Ustadzah Tiara tertawa.

Ata ikut tertawa. Membuat tiara yang melihatnya langsung berdecak kesal.

"Kenapa kamu tertawa?!"

"Berharap saya marah? Afwan, ustadzah... Ata hari ini udah tobat dan gak mau mukul orang lagi, termasuk ustadzah. Untuk waktu itu, saya benar-benar minta maaf karna telah membuat muka ustadzah jadi bengkak gara-gara saya. Pukul,"

"Apa kamu bilang!!!"

"Saya permisi, assalamualaikum—

"Dasar gila kamu!!! Apa kamu tidak di ajarkan sopan santun kepada orang tua—

Grep!

"Arkhh!!!"

Tiara berteriak kesakitan ketika rahangnya di cengkeram kuat oleh ata.

Melihat itu, sontak santri yang melihatnya terkejut dan langsung berlari ke arah ndalem untuk memberitahukan kepada Gus Izhar.

"Aduh, kalo ustadzah bawa-bawa nama ortu saya, nih. Saya gak bisa tinggal diam.  Ustadzah mau aku apakan ini? Buat tulang rahang patah? Bibir monyong? Atau, aku bawa ke kandang beruk?"

"L-lepasin saya!! Dasar cewek murahan!! Di bayar berapa kamu sebulan sama izhar, hah?!!"

Ata terkekeh. "Tentunya, ustadzah gak perlu tau. Btw, ustadzah lagi jelekin aku atau diri sendiri ni?"

Ata semakin mengetatkan rahangnya membuat tiara langsung terpekik kesakitan.

"Ata!!" Teriak Izhar. Langsung membuat ata melepaskan cengkeramannya.

"Ustadzah gak papa?" Tanya Izhar.

"T-tidak papa. Terimakasih gus," balasnya.

Ata memutarkan bola matanya malas. "Cih, bermuka dua dasar waper!!"

Izhar menatap tajam ata. "Ayo ikut saya!!" Izhar menarik tangan ata mengajaknya untuk pulang ke ndalem.

***

"Lepasin!! Kupingnya gak denger ya aku ngomong apa?!!"

Ceklek

Mereka masuk kedalam kamar kemudian Izhar mengunci kamar tersebut agar ata tidak bisa keluar.

Melihat itu, ata melebarkan matanya.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang