LS. Chp 8

2.9K 339 13
                                    

VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE
VOTE



'Tu-tuan? Apakah itu tuan?!'

Penyihir menatap aneh kearah artefak, mengapa artefak itu tak bereaksi, apakah tuan muda dari keluarga Caine belum memiliki sihirnya sehingga artefak tak dapat mengidentifikasi nya?

"Ya, aku disini, Leviathan, apa kabar?" Lucifer/ Xeon berbicara 'sedikit' lembut kepada mantan bawahannya dahulu, Leviathan, dulunya Leviathan adalah Jiwa tersesat saat dineraka, namun kehebatannya untuk memakan semua jiwa-jiwa berdosa dineraka karna keirian hatinya itu sangatlah berguna, dan Lucifer menyukainya saat itu juga.

Namun, setelah beberapa kali bersitegang dengan para dewa perlahan-lahan, para pengikut Lucifer dipaksa berpisah dengan tuannya, ada beberapa jiwa yang dimasukkan kedalam artefak oleh para dewa, dan sisanya disusutkan tubuhnya lalu diletakkan ke berbagai tempat.

Lucifer tersenyum miring, apakah ini anugrah dirinya berubah menjadi bayi? Agar bisa menemui para pengikutnya? Agar bisa menjemput mereka?? ya semoga saja tak terjadi hal yang buruk dengan Lucifer menemukan para pengikutnya, jujur saja Lucifer merencanakan beberapa hal gila untuk melawan para dewa.

"Tuan muda? Young Earl?" panggilan dari penyihir menyadarkan Xeon dari lamunannya.

'tuan, apakah aku harus menempatkan mu di asrama terbaik sihir atau berpedang?' tanya Leviathan pada Xeon.

Xeon tersenyum miring diam-diam, "jangan berikan aku asrama manapun, biar aku sendiri yang menilai seberapa buruk akademi yang pernah aku bangun ini," Xeon berucap dalam fikiranya dengan nada sombong. Ya... Leviathan sudah terbiasa akan kesombongan Lucifer.

Xeon menunduk, "apakah artefak tak menyukai ku sampai dia tak ingin aku mendapatkan asrama ku?" tanya Xeon dengan wajah yang setengah memerah menahan tangis. Penyihir disana gelagapan, dan memutuskan untuk memasukkan saja Xeon kedalam asrama yang sama dengan Painya, itu juga salah satu pesan yang di sampaikan oleh Cleon untuk menempatkan Xeon di sekitar para saudaranya agar eksistensinya tak menghilang dari pantauan keluarganya.

"Baiklah, karna terjadi sedikit masalah."

"LUMIRE XEON DE CAINE, ASRAMA AXE ROAN!"

Penyihir mengumumkan nya setelah beberapa menit—detik— memutuskan akan di mana asrama Xeon beradapun memutuskan untuk menaruhnya di asrama sihir saja.

Beberapa murid berbisik dan berbicara sinis, mereka protes akan anak bangsawan diatas yang diberikan asrama terbaik secara cuma-cuma hanya karna ia anak bangsawan yang tinggi, bahkan saat artefak tak memberikan nya asrama, academi itu memberikan anak diatas itu asrama terbaik, para murid memutuskan untuk memasukkan Xeon kedalam list kebencian mereka.

Xeon berbalik dan menatap semua murid yang berbisik dan membicarakannya, dari atas sana, sekali lagi, Xeon merasakan kenikmatan dimana para manusia atau iblis menatapnya iri, dan Xeon, sumber keiriannya sendiri sedang berdiri jauh diatas mereka semua. Xeon menatap rendah kearah sekumpulan murid yang sedang berbaris mengantri dan ada beberapa dari mereka sudah duduk karena lelah berdiri, mereka pun duduk dilantai, tidak di kursi yang nyaman seperti Xeon dan para pangeran. Ahh... Kenikmatan ini.

Damian yang melihat keatas dimana Xeon berada pun menggeleng gelengkan kepalanya tak heran, sudah biasa jika Xeon mengeluarkan kesombongannya itu, itu membuktikan jika memang Xeon sangatlah kuat sehingga dapat memerintahkan artefak itu untuk diam agar semua tak mengetahui seberapa kuatnya anak berumur 9 tahun itu.

"Pai, adik hebat sekali, Bisa menyembunyikan kekuatan nya dari artefak." Nah ini juga, satu objek yang sama namun dengan pemikiran yang berbeda. Damian mendengus, "Xeon memang hebat maka itulah penyebab artefak menurut pada Xeon ketika diperintahkan untuk diam dan tak memberikan nya asrama," timpal Damian.

Demian menatap aneh, "memerintah bagaimana? Memangnya manusia bisa memerintah artefak suci? Pai sedang mengantuk ya!?"

Damian menukikkan alisnya tanda dirinya menahan kesal, "sudahlah, berbicara pada orang lain saja, aku mau menunggu Xeon saja!"

Demian terkikik pelan, Painya ini pemarah sekali, dan marahnya Pai Damian adalah sesuatu yang keren untuk Demian dan Xeon sendiri. Seperti ada rasa menyenangkannya membuat salah satu saudara mereka ini marah.

Kita kembali kepada Xeon, anak itu sedang berjalan anggun menuruni tangga, beberapa murid menatapnya sinis dan melontarkan beberapa kata tak pantas, Xeon jelas sudah menandai siapa saja pelakunya.

Xeon berjalan dengan pelan hingga dirinya sampai didepan para Painya. Twins D pun berdiri dan berjongkok seperti pangeran yang melamar tuan putri dan mengulurkan tangan mereka. "Silahkan duduk, tuan put-pangeran." ucap Damian yang hampir keceplosan menyebut Xeon putri, bisa patah tangannya nanti.

Demian menahan tawanya saat Damian hampir salah sebut.

Xeon menerima semua tangan yang terulur untuk menyambut nya, akhirnya kedua tangan kembar itulah yang menuntun tuan putr- pangeran Xeon duduk kembali ke singgahsana nya.

"Terimakasih, pion tampan ku, hihihi." Xeon tertawa geli akan ucapannya sendiri. Namun berbeda maksud lagi oleh para sikembar, sikembar mengira jika Xeon senang diperlakukan seperti ini, mereka tak mengindai akan kata 'pion' yang tersemat disana namun bagi mereka, tawa cekikikan Xeon lah yang mereka cari, mau jadi pion, jadi budak, jadi tukang cuci piring, akan mereka lakukan agar Xeon tertawa lepas.

Kini mereka bertiga sudah kembali duduk sepenuhnya dan menunggu para murid baru lainnya mendapatkan asramanya lalu acara selanjutnya pun akan segera dimulai.

______________________________

Xeon duduk di kasurnya dan mengelusnya mengecek kualitas ranjang yang akan ia pakai selama beberapa tahun kedepan. Bagus.

Xeon baru teringat akan aura lain yang Xeon rasa berasal dari salah satu pengikutnya selain Leviathan. Xeon beranjak dari ranjang dan berjalan m
Kearah pintu. Ohya, disetiap asrama khusus ini, terdapat 10 kamar, namun asrama Axe kali ini kekurangan penunggu nya, asrama Axe hanya berisi 8 murid saja. Sisanya yang memiliki sihir tak dapat masuk kedalam asrama itu, karna mereka tak cukup kuat okey.
Sedangkan asrama Exu sendiri penuh akan murid berbakat di bidang berpedang, bahkan ada beberapa kamar yang diisi 2 murid, itu menandakan, tahun ini akan banyak kesatria yang lahir dari akademi ini, bukan penyihir.

Xeon membuka pintunya dan sebelum dirinya melangkah keluar, Xeon baru teringat akan seseorang, dan ia merasakan keberadaan orang itu. "Claude," panggil Xeon.

'tap'

Tiba-tiba ada seorang lelaki berpakaian hitam dan sangat tampan, lelaki itu, Claude, ia sudah berdiri sedikit berbungkuk di belakang Xeon.

"Sudah ku duga," gumam Xeon.

"Siapa kau sebenarnya, Claude? Mengapa kamu dapat memasuki kamar murid yang berasal dari asrama Axe Roan?" tanya Xeon dengan suara menuntut.

Claude menunduk dan berucap panjang, "Saya hanya memenuhi panggilan tuan muda, apapun caranya, anda tidak perlu mengetahui bagaimana saya dapat tiba disini, intinya, saya hanyalah pelayan setia tuan muda, jangan hiraukan kedatangan saya yang tak wajar untuk seorang pelayan pribadi saja."

Xeon membalikkan tubuhnya, Xeon menukikkan alisnya, "keamanan asrama ini sangat ketat, mengapa kamu bisa masuk kedalam asrama ku, atau bahkan dapat masuk akademi ini tanpa terjadi kerusuhan didepan sana?!" ujar Xeon kesal dengan pelayan nya yang aneh.

"Maaf tuan muda, sebenarnya saya mengetahui sesuatu mengenai anda,"

Xeon mengendurkan otot-otot wajahnya, "apa?"

"Kau menguntit ku!?"

"Hamba tidak berani tuan muda, apakah anda tahu iblis yang menjadi raja dineraka?"

Xeon membulatkan matanya, jangan bilang!!








TBC.

Salam dari Alien Saturnus 👽🛸

LUCIFER SOULWhere stories live. Discover now