Social Butterfly

138 24 26
                                    

Sebelum lanjut membaca, dimohon agar peringatan ini tidak diabaikan.

Bijaklah dalam membaca!

Tolong jangan mencontoh nilai-nilai jelek yang terkandung dalam cerita ini. Ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya. Saya harap pembaca juga bijak dalam menilai.

Semua nama, tempat, dan kejadian di cerita ini hanyalah rekaan semata. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata.

Terima kasih
dan
Selamat membaca~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seseorang yang begitu mudah bergaul dan menyukai interaksi sosial disebut-sebut sebagai kupu-kupu sosial atau bahasa kerennya social butterfly. Mereka sangat supel, ramah, dan bisa dianggap sebagai orang yang karismatik karena pesonanya.

Husein tahu karena salah satu adiknya merupakan sosok social butterfly. Shaquille namanya. Dengan pesonanya, anak ketiga dari empat bersaudara itu ramai disenangi orang. Bahkan Husein merasa adiknya ini kenal separuh penduduk bumi. Mungkin terdengar berlebihan, namun perumpamaan itu cocok sekali dengan sosok Shaquille. Dimana Shaquille berpijak, disitu orang menyapa.

Relasi Shaquille bukan kaleng-kaleng, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang luar biasa. Bahkan, Shaquille dulu pernah ditawari jadi bagian humas di OSIS SMP-nya, tetapi saat itu Shaquille hanya tertawa.

"Nanti aku sibuk, gak bisa gangguin Bang Jay," celetuk Shaquille saat itu dan dihadiahi cubitan oleh sosok yang bersangkutan.

Kepribadiannya yang jenaka dan bisa memposisikan diri di berbagai situasi membuat Shaquille mudah sekali menggaet orang-orang untuk menjadi temannya. Tanpa usaha yang keras, Shaquille bisa membuat semua mata tertuju kepadanya seolah-olah dialah titik pusatnya. Mungkin sosok Shaquille ini bisa dengan mudah menyaingi selebriti yang tampil menawan di karpet merah. Hanya dengan memberi lambaian tangan saja membuat semua orang terpana. Gambar yang ditangkap pun tak pernah mengecewakan.

Sebenarnya Husein sempat khawatir tentang pergaulan adiknya satu itu, namun Shaquille dengan santai memamerkan senyum odol sembari menepuk-nepuk bahu Husein.

"Makasih ya, Mas, udah peduli sama Aqil. Tenang aja, Aqil gak bakal kecewain Mas dan keluarga. Aqil sayang kalian."

Husein manut saja saat itu. Walaupun bisa dibilang jelmaan bocah kematian, Shaquille itu tergolong sosok yang bersikap dewasa. Dia tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Diantara ketiga adiknya, Shaquille seringkali menjadi penasehat ketika salah satu diantara mereka tertimpa masalah. Bahkan besok lusa dialah sosok yang paling dewasa ketika semua orang datang menyudutkan mereka. Namun, mari kita simpan kisah ini untuk masa depan kelak.

Husein terlalu percaya diri. Dia lupa bahwa adiknya itu masih kecil. Dia lupa kalau perbedaan usia mereka tiga tahun. Husein lupa fakta kalau adiknya sekarang masih setara dengan bocah kelas 2 SMP. Shaquille masih terlalu muda karena menganggap semua orang yang ditemuinya itu adalah orang baik. Shaquille terlalu larut dalam perannya sebagai selebriti di karpet merah. Shaquille lupa, sosok selebriti pun hanya manusia biasa. Bahkan, Tuhan Yang Maha Baik saja masih banyak manusia mengumpati takdir yang sudah ditentukan olehNya. Padahal sudah jelas Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk hambaNya.

Husein berjalan cepat, terlalu cepat sampai tidak sengaja menyenggol beberapa siswa yang dilewatinya. Kata maaf sempat terucap, tapi telinga Husein lebih tajam menangkap bisik-bisik yang membuat sekujur tubuhnya terasa mendidih.

BROTHER! (Hyunsik ft. ZaLeSing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang