19. Anak Haram Duke

1.7K 233 18
                                    


Dua hari sudah berlalu.

Kepulangan duke muda sampai ke telinga duchess. Di tengah kesibukannya menjadi nyonya rumah. Dia mendengar bahwa anak duke akan pulang. Dia tidak tau harus bereaksi seperti apa namun akan berlebihan jika dia menjemput anak itu secara langsung di depan gerbang. Seperti burung yang sedang mencari mangsa, dalam artian mencari muka pada anak duke.

Dia tau bahwa duke muda berusia tujuh tahun. Duke yang dikirim ke akademi sejak usianya satu tahun. Sudah genap enam tahun duke muda berada di akademi sepanjang hidupnya. Sakura bersimpati padanya. Bagaimana seorang anak harus bertahan hidup di akademi sendirian, sebagai anak haram. Dia tau sedikit banyak tentang hidup anak-anak di akademi. Banyak perundungan, pelecehan sampai kekerasan di sana. Akademi adalah sekolah berkedok penjara bagi anak-anak. Dimana disana dilakukan pendisiplinan ketat bagi mereka-mereka yang tidak memiliki nama.

"Apa dia sudah sampai?"

Kakashi kesulitan menjawab. Nyonya rumah selalu punya cara membuatnya terkejut bukan main. Bagaimana halnya duchess yang tau keberadaan duke muda.

"Mungkin lima belas menit lagi nyonya."

"Apa aku bisa menyapanya?"

Kakashi memberi jarak diam.

"Aku tidak bisa?"

Kakashi cepat-cepat mengangguk. Sesungguhnya dia takut jika terjadi hal-hal tidak menyenangkan. Bagaimana pun duchess baru saja menjadi nyonya rumah. Mengetahui bahwa suaminya meiliki anak haram bukanlah fakta yang bagus. Tidak ada wanita bangsawan yang bersimpati pada anak haram. Layaknya namanya, para bangsawan jijik dengan tittle itu.

***

Diperjalanan menuju kastil utara. Seorang anak dengan kemeja putih dan celana pendek selutut berwarna cokelat duduk dengan patuh. Dia memakai jubah cokelat yang menutupi sebagian tubuh kecilnya. Anak berusia tujuh tahun yang berbanding terbalik dengan sikapnya yang dewasa.

Di hadapannya sai sedang berperang dalam dirinya. Tuan besar maupun tuan muda sama saja. Selalu sulit diajak berbicara. Terlebih perawakan mereka yang sangat persis. Sai berpikir dia sedang berbicara dengan tuan besar dalam versi mini.

"Bagaimana kabarmu tuan muda shun?"

"Baik."

Sai menyerah. Dia tidak bisa dekat dengan anak itu. Anak sekecil itu bisa membuatnya pusing dalam kesunyian. Dia tidak selayaknya anak-anak. Sai berpikir dia sedang berhadapan dengan orang dewasa.

"Ku dengar dia menikah."

"Iya tuan muda."

"Bagaimana dengan wanita itu?"

Si tersenyum memaklumi. Tuan muda tidak pernah bertemu ibunya. Dia sadar sedewasanya anak itu, dia hanya seorang anak kecil.

"Nyonya orang yang bijaksana. Kau akan mengetahuinya begitu melihatnya."

Sai tidak berbohong. Dibandingkan wanita-wanita duke dimasa lalu. Dia sangat menghormati nyonya rumah. Duchess tidak pernah berurusan dengan siapapun. Sejauh ini duchess lebih senang tinggal di rumah dan mengurus rumah. Dia tidak bergaul dengan wanita-wanita bangsawan yang suka berbicara sarkas.

Reaksi anak itu sepadan dengan wajahnya. Dia berpikir bahwa itu hanyalah omong kosong. Dia tau begitu dia bertemu wanita itu. Dia akan mendapatkan tatapan jijik seperti biasa. Tatapan merendahkan yang membuatnya muak.

Aku tidak ingin bertemu dengannya. Sebisa mungkin menjauh.

Aku juga tidak berharap bisa bergaul dengannya.

Aku hanya perlu bertahan.

***

"Tuan muda telah tiba."

Contract MarriageWhere stories live. Discover now