36

29 2 0
                                    

"Varo ayo cepat turun sarapan, nanti kamu telat loh!" ucap Elliot dengan suara keras dari lantai bawah.

Di dalam kamar anak yang sedang diteriaki papinya sedang berdiri di depan kaca sedang bersiap untuk pergi sekolah, badannya yang kekar serta perutnya yang berbentuk membuatnya terlihat menawan, setelah memakai seragamnya ia menyisir rambutnya menambah kesan yang tampan yang sempurna.

Elvaro anak kecil itu sudah dewasa sekarang, tubuhnya yang kecil itu sekarang sudah tumbuh besar dengan otot yang sempurna semakin dewasa parasnya semakin mirip William, tapi tidak dengan kelakuannya. Setiap hari selalu saja bertengkar dengan teman sekolahnya membuat sang papi hampir setiap minggu mendapat laporan tentang anaknya yang satu itu.

"Varo kamu lama sekali lihat sudah jam berapa ini, nanti kalo telat gimana huh?" marah Elliot ketika melihat anaknya itu turun dari tangga dengan santai.

"Papi tenang saja Varo gaakan telat, kalo telat juga gapapa kok," jawab Varo santai.

"Jangan dibiasakan telat, yasudah cepat sarapan papi mau mengantar Windy ke sekolah" ucap Elliot.

"Iya baiklah, hati-hati"

"Udah jam segini gausa sarapan ah, nanti aja makan di sekolah," setelahnya Varo beranjak dari sana dan pergi ke garasi untuk mengambil motornya dipakainya help full face, tidak lupa sebelum pergi ia mengunci pintu dulu setelah itu melajukan motornya dengan cepat.

"Hei Elvaro!" panggil teman Elvaro Yohan namanya.

"Di panggil kok diem aja sih bukannya dibales malah tetep aja jalan" gerutu Yohan. Dikejarnya Elvaro yang sudah memasuki kelas.

Sapa temannya yang lain kepada Varo begitu dirinya memasuki kelas dengan Yohan yang sudah dibelakangnya.

"Hei kalian tahu gak katanya ada perawat uks baru loh masih muda lagi" ucap teman Varo yang lain, Alland.

"Masa sih? wahh cowo apa cewe? kalo cewe lumayan kan kalo cantik," ucap Yohan dengan memainkan alisnya.

"Lo mah yang dipikirin cewe mulu," ucap Alland sinis. Yohan hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tidak berselang lama bel pelajaran pertama dimulai semua murid mulai duduk di tempat mereka masing-masing.

Di tempat lain Elliot sedang berada di toko bunga, semenjak dirinya bisa melihat kembali Elliot mulai hidup sendiri lagi dengan kedua anaknya, dia sudah tidak tinggal dengan orang tuanya lagi.

Elliot juga kerja di toko bunga sekarang, sebenarnya Elliot masih mendapat uang bulanan dari Kenan dan itu cukup untuk kehidupannya dengan anak-anaknya, tapi Elliot tetap ingin bekerja karena bosan kalau harus di rumah terus.

"Sore nanti apa aku pergi kesana ya? setelah menyusul Windy aku akan mampir kesana," gumam Elliot.

"Varo ke kantin yuk," ajak Yohan yang diangguki oleh Varo dan merekapun berjalan beriringan dengan Alland juga.

Ditengah jalan menuju kantin di koridor tepatnya Yohan yang sedang bercanda dengan Alland tanpa sengaja menabrak bahu seseorang dengan kuat.

"Eh maaf gue ga sengaja," ucap Yohan merasa bersalah.

"Lo pikir dengan meminta maaf aja bikin masalah ini selesai hah! liat nih baju gue jadi basah karena lo" ucap pria di depannya sambil menunjuk wajah Yohan.

Yohan yang memang mudah emosi kembali membalas, "Gue udah minta maaf ya, untuk baju lo yang basah nih bawa uang ini dan bawa baju lo ke laundy," balas Yohan dengan emosi.

Ditepisnya tangan Yohan sampai membuat uang tadi berhamburan ke bawah, "Gua ga butuh uang lo," ucap pria tadi sambil melayangkan kepalan tangannya ke arah Yohan, tapi sebelum mengenai Yohan tangan Varo sudah lebih dulu menahannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

With you, Always!Where stories live. Discover now