#75 : Something I Can Do

49 5 6
                                    

Gimana season 7 ges?

Jujur sebagai pembaca manga saya sudah kena mental bahkan dari openingnya, sekian terimakasih

Enjoy!

*

Sebuah pabrik tua menjadi tempat yang dipilih ketua kelas untuk tempat pengungsian sementara.

Malam itu hujan mengguyur Pulau Nabu, menciptakan suasana kelam yang terasa semakin pekat. Seluruh pulau gelap gulita. Listrik sepenuhnya padam. Kaminari yang saat ini bekerja keras untuk menyediakan listrik ke seluruh bangunan, begitu juga Yaoyorozu. Mereka bekerja sampai titik penghabisan quirk mereka.

Kami bersyukur pulau ini memiliki cadangan makanan yang banyak sehingga setidaknya cukup untuk persediaan sepanjang malam itu dan untuk bagian kami walaupun aku sendiri yakin tidak ada yang bernafsu makan setelah kejadian hari itu.

Salah satu penjahat yaitu penjahat boneka mumi yang pertama kali kulihat berhasil diamankan. Kami sudah mencoba menginterogasinya tapi dia tetap bungkam. Wajar saja. Apa yang kuharapkan? Mendapatkan tutorial anti gagal mengalahkan musuh?

Kami masing-masing ditugaskan di beberapa bagian agar kondisi pengungsian tetap kondusif. Sementara aku dan kekuatanku yang juga memiliki teknik penyembuhan berada di ruang kesehatan. Bersama satu ruangan dengan landak pirang itu dan teman masa kecilnya.

Keduanya tak sadarkan diri dan aku terus merasa khawatir. Villain bernama Nine itu membuat dua orang terkuat di kelas sampai babak belur dan tak bisa bergerak seperti itu. Aku penasaran kekuatan apa yang mereka berdua hadapi sebelum aku datang.

Cengkeraman Nine masih terbayang di leherku. Aku tidak bisa melihatnya tapi aku yakin itu meninggalkan bekas yang cukup jelas, berdasarkan tatapan Akira padaku saat aku sedang mengobatinya.

"Dia mencekikmu?" Akira bertanya ragu dengan ekspresi cemas di wajahnya.

Aku hanya membalas dengan ber-hum pelan, tidak ingin membahas hal itu. Bukan karena aku merasa trauma tapi lebih tepatnya itu sedikit mengguncangku karena aku nyaris kehilangan Blanche, lagi, kalau saja dia bisa mengambilnya. Dan aku masih bertanya tanya apa aku masih belum sekuat itu untuk melawan musuh seperti Nine.

Aku menggunting perban yang baru saja selesai aku balutkan di kepala Akira. Cederanya tidak terlalu parah tapi sepertinya itu cukup untuk membuatnya pingsan.

"Kepalamu masih sakit?" aku semata-mata balas bertanya.

Akira menggeleng pelan dan aku dapat melihat senyum yang tampak dipaksakan terukir di bibirnya, "tidak. Thanks ya."

Aku sadar lukanya masih cukup
mengganggunya tapi aku tidak ingin menggali hal itu lebih dalam. Kulirik Bakugo yang berbaring tak jauh dariku dan Akira. Hampir seluruh tubuhnya berbalut perban. Lukanya pasti sangat parah mengingat bagaimana dia merintih kesakitan ketika aku hanya menyentuhnya sedikit tadi. Aku tercenung menatap kedua tanganku. Aku sempat berniat membantu menyembuhkannya. Tapi mengingat hal itu membuatku takut untuk menyentuhnya lagi entah kenapa, sehingga aku memutuskan menyibukkan diri pada Akira. Lagipula dia juga penting.

"Todoroki," suara Uraraka yang baru saja memasuki ruangan menyita atensiku seketika, "bagaimana keadaan Deku dan Bakugo?"

"Mereka belum sadar. Tapi dokter sedang merawat mereka," yang ditanya menjawab.

Aku tidak menyahut apapun dan hanya mendengarkan ketika Uraraka memulai percakapan dengan kedua penduduk yang sedang mengobati mereka. Luka mereka tidak bisa ditutup hanya dengan quirk kedua penduduk itu sehingga mereka menyimpulkan harus dibawa ke rumah sakit. Rasanya jantungku seperti diremas mendengarnya. Aku ingin membantu menyembuhkannya. Tetapi aku tidak berani melakukannya. Aku takut menyakitinya lagi. Padahal aku tahu aku bisa melakukan sesuatu.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now