𝟐𝟔. 𝐂𝐨𝐦𝐢𝐞𝐧𝐳𝐚 𝐥𝐚 𝐠𝐮𝐞𝐫𝐫𝐚

362 113 37
                                    

Kenner masuk kedalam ruangan bernuansa hitam putih tersebut dengan membawa lembaran dokumen, lalu menyodorkannya pada sang bos. Sejenak pria itu fokus membaca apa yang tertera disana..

"Nevish Shevarzo, 30 tahun, janda, berkebangsaan Eropa, imigran dari UK.." Suga membaca semua latar belakang dari wanita yang mirip dengan Livory nya itu. Bahkan alamat rumahnya tertera jelas, wanita itu bukan wanita miskin, di latar belakang tertera ia mewarisi penuh aset dari kedua orangtuanya berupa perkebunan anggur dan bar yang selama ini sering Suga datangi sebagai pelampiasan letihnya.

"Aku ingin pergi kesana"

"Kemana anda ingin pergi, senor?"

Tidak menjawab, lantas ia langsung melangkah mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju kediaman wanita pemilik bar tersebut yang ternyata tidak jauh dari pusat kota Brasilia.

Sekitar empat puluh menit waktu yang ia tempuh, kini pria itu berdiri di halaman luas rumah bergaya klasik mewah itu, awalnya ia ingin membuat perhitungan pada sang wanita yang telah memanfaatkan situasi, mungkin demi keuntungannya sendiri, dia kan seorang janda sudah pasti merindukan suasana intim, memang sangat bejat sekali pemikirannya, berlagak sok korban, padahal ia yang mengekori wanita itu sampai memasuki suit.

Akan tetapi niatnya untuk membuat perhitungan itu tiba-tiba urung lantaran ia berpikir ulang, bahwa jelas mereka dalam pengaruh narkoba saat itu sehingga apapun bisa saja terjadi. Dan Suga sudah mengutuk dirinya karena telah melanggar sumpah, ia berharap semoga Livory mengampuninya.

Tanpa menunda rasa penasarannya lagi, ia yang sedaritadi mematung kini memberanikan diri mengambil langkah mengetuk pintu. Tiba-tiba pintu terbuka sebelum ia sempat mengangkat tangannya untuk mengetuk.

"Ayah!"

Deg!. Jantung Suga terasa bagai diremas lalu ditarik keluar dari dalam tubuhnya, pria kecil yang lucu dan berukuran hanya selututnya kini memeluk kakinya dengan menyebut ayah. Sungguh Suga tidak tau harus apa, ia mematung terkejut seolah semua penyesalan itu menghujamnya lebih parah.

Tak kalah terkejut juga dengan Livory yang tampak bagai disambar petir, melihat putranya memeluk ayah nya, tidak... ia tidak boleh kalut, atau ia bisa membongkar semuanya sebelum menempuh tujuannya.

"Ava, dia bukan ayah" Livory mengambil putranya itu dari kaki Suga yang kian mematung berkaca-kaca, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa, membayangkan jika anak kecil itu merupakan anak yang dikandung Livory, buah cinta mereka. Tak terasa setitik air mata menetes dan membuat Livory hampir kelepasan. Jantung dan dadanya pun memburu, sama sakitnya dengan perasaan Suga saat ini.

"Tuan, ada apa kau kemari, maafkan atas perlakuan putraku yang tidak sopan memanggilmu seperti itu, Lilian tolong bawa ava ke dalam" Livory hanya menyebut nama putranya Ava, tidak lucu jika pria itu curiga kalau seandainya Livory memanggil putranya dengan nama Guava. Yang mana nama itu adalah nama pemberian dari suaminya ini.

Dengan cepat Suga mengusap air matanya yang menitih, lalu Livory berusaha setenang mungkin mempersilahkan pria itu untuk duduk di ruang tamunya.

"Apa yang membawamu kemari?" ucap Livory mencoba setenang mungkin walau dadanya memburu, merindukan pria itu, tidak berbohong Livory sangat merindukannya.

"A-aaku, um..

Livory menyodorkan air putih agar pria itu tenang, tentu Livory melihat ribuan luka dan penyesalan yang tersirat dalam bola mata suaminya itu. Walaupun demikian Livory tidak boleh goyah, ia harus tetap pada tujuannya. Harus!.

"Maafkan atas kelancanganku tuan Torucelli, aku sungguh tak bermaksud menggodamu malam itu, itu adalah kesalahan, aku baru melihat berita tentangmu kemarin bahwa kau menantu tuan Raul De Pablo"

Secret Lust [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora