Six.

277 46 8
                                    

Happy reading!!

Khaotung benar-benar tidak pergi sekolah hari ini.
Dia menghabiskan waktunya di ruang tengah dengan tidur di sofa sembari digulung oleh selimut.
Ibunya melarang dia bermain ponsel, jadi Khaotung dari pagi menonton televisi, sampai akhirnya bosan dan mulai merengek minta ponselnya dikembalikan.

"Ibu, aku sakit karena aku lupa makan tepat waktu bukan karena kebanyakan bermain ponsel." Khaotung bangun dari acara berbaringnya, kemudian protes pada sang ibu yang sedang memasak di dapur.

"Sudahlah, sehat dulu baru bermain ponsel lagi," tegas sang ibu.

Khaotung kembali tantrum, katanya justru dia akan semakin sakit jika tidak bermain ponsel.
Tapi, dia kembali tenang Setelah acara kartunnya tayang kembali, tadi ada jeda iklan yang lumayan panjang.

Lalu tidak lama kemudian, terdengar suara mobil Force memasuki halaman rumahnya. Khaotung tidak tertarik, ia terus menonton televisi sampai Force berteriak memanggil ibunya sambil berjalan masuk ke dalam rumah. Tidak ada apa-apa sih, hanya memastikan ibunya ada di rumah atau tidak.

"Kau pesan ini?"

Ingat jika ia meminta ibunya untuk membelikan brownies pada sang kakak. Barulah, dia bangun dengan gembira dari tidurannya.
Di raihnya kotak brownies yang warnanya pun terlihat seenak browniesnya.

"Terimakasih, hia."

"Apa yang kau rasakan sekarang, demam saja?" Tanya Force, kemudian dengan khawatir menempelkan tangannya pada dahi si bungsu, tidak sedikit orang yang meninggal karena demam saja.

"Tenggorokanku sakit, hidungku tidak  ada ingusnya tapi kalau aku bawa tidur malah tidak bisa bernafas, kepalaku juga pusing sedikit, badanku sakit-sakit dan perutku sakit." Tidak sulit merawat Khaotung yang sedang sakit, dia tahu betul apa yang dirasakan oleh tubuhnya, mungkin terkesan berlebihan tapi itu sebenarnya lebih baik daripada bilang baik-baik saja padahal sudah jelas sedang sakit.

"Sepertinya kau masuk angin juga," simpul Force.

"Dokter juga bilang begitu, katanya aku tidak boleh bermain terlalu sering diluar rumah kalau malam."

Khaotung juga tidak sulit untuk makan saat sakit, dia memakan semua yang diberikan ibu dan kekasihnya, selama tidak bergerak dan disajikan di tempat bersih tak ada yang namanya lidah terasa pahit saat sakit.
Seperti ini, ia dengan lahap memakan brownies dari kakaknya yang ia pesan pagi tadi.

"Hari ini Hia dan kekasihmu akan keluar, ada teman lama yang baru kembali dan ingin mengadakan pesta kecil-kecilan," ujar Force.

"Iyakah?"

Force menganggukkan kepalanya. "Nanti malam dia akan kesini untuk menjenguk dan sekalian minta izin padamu."

Setelah itu, Force lalu pergi ke dapur untuk memberitahu Ibunya bahwa dia tidak akan makan malam di rumah.

"Aline? Ah, dia kembali?"

"Iya, mungkin akan tanda tangan kontrak lagi di perusahaan."

"Baguslah, kau bilang pekerjaanya lebih mudah jika ada dia, ya?"

Khaotung terlihat penasaran, ibunya bahkan mengenal teman lamanya Force dan First, kenapa dia tidak?
Huh, lagipula kenapa First harus pergi berpesta padahal dia sedang sakit?

----

Dengan sweater kuning kebesarannya, Khaotung kembali duduk di ruang tengah untuk menonton televisi.
Sang ayah bahkan harus mengalah dengan menonton sepakbola dari ponselnya karena si bungsu menguasai televisi saat ini.

"Kau seperti ayam ungkep," ejek Force.

"Kalian benar-benar akan pergi ya?" Tanya Khaotung, dengan wajah sedihnya. Kata Force, jika dia sehat sudah jelas First akan membawanya.

He is 30 years old.Kde žijí příběhy. Začni objevovat