Chapter 10

16.4K 1K 16
                                    

Hai Riders !

Author butuh semangat nih buat cari inspirasi bikin ceritanya..
Boleh dong kasih vote dan comment supaya semangat terus hehe 😄

Luvv~







~~~




Seorang pria paruh baya terlihat memasuki kediaman GrandDuke Oxiver dengan santainya tanpa takut di pergoki pemilik kediaman.

Semua pengawal dan pelayan bahkan menundukkan kepalanya ketika dia lewat.

Lorong demi lorong dia lalui hingga dia memilih untuk duduk di kursi sebuah taman yang ada di samping kediaman.

Duduk bersandar dan memejamkan mata menikmati angin lembut dan sinar mentari hangat di pagi hari.

"Pelayan!".

Tak lama Emma pun datang lalu membungkukkan badan penuh hormat. "Ada yang bisa saya bantu Tuan?".

"Yaa.. bawakan aku kudapan dan teh".
Pinta pria baruh baya itu tanpa membuka matanya.

"Baik Tuan".

Tak lama Emma datang dengan beberapa kudapan dan secangkir teh.

Pria itu mengambil teh nya dan menghirup aroma menenangkan dari jasmine yang ada di dalam teh nya.

Sluuurrpp

"Ahh nikmatnya.. ".

Dengan tenang pria itu memandang ke depan dan sesekali mengunyah biskuit.

"Sudah lama sekali aku tidak mampir ke sini... Hmm ternyata tidak ada yang berubah".

Sejauh mata memandang hanya ada berbagai macam bunga yang sangat indah. Dan manusia kerdil berambut kuncir yang sed...

... Eh apa itu?

Pria baruh baya itu menegakkan tubuhnya dan meletakkan cangkirnya kembali ke meja. Alisnya menukik penuh penasaran menatap manusia setinggi daun bawang yang sedang berjongkok di pojokan dinding.

Dengan langkah pelan dia mendekati makhluk mungil itu dan berdiam di belakangnya.

Dahinya mengkerut saat melihat tangan mungil di depannya yang menggenggam cicak lalu di masukkan ke dalam toples.

"Boo..!!! ".

Makhluk mungil itu tersungkur ke depan karena terkejut. Melihat itu, si pria paruh baya lantas terpingkal dan memukul-mukul paha sangking lucunya.

Si mungil menoleh dengan bibir cemberut nya. Pipi merah menggembung belepotan tanah, mata monochrome melotot bulat, dan alis tipis yang mengkerut ke dalam.

Melihat itu, si pria mematung terkejut. Aih gemoy nya.

"Aman nakal! Ola jadi cium tanah gala-gala Aman".

Si Pria malah diam dan menatap dalam mata monochrome milik Ola yang terlihat menakjubkan.

Ola berdiri sambil memeluk toples kaca miliknya. Memiringkan kepalanya pertanda dia sedang penasaran saat ini.

"Eumm Aman ciapa? ".

"Aku? Aku manusia keren". Katanya narsis dengan memegang dagu berjenggot pirangnya.

"Wahhh lambut jagung". Kata Ola saat menyentuh jenggot milik pria di depannya.

Pria tadi menahan kesal saat jenggot yang setiap hari ia rawat seperti anak sendiri malah disamakan dengan jagung.

"Hei daun bawang... Siapa namamu tadi?".

"Nama Ola itu Ola".

"Ck terlalu susah.. ku panggil sesuka ku saja ya".

BAYIK GEMOY GRAND DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang