Chapter 19

9.6K 746 15
                                    

Hai Riders !

Author butuh semangat nih buat cari inspirasi bikin ceritanya..
Boleh dong kasih vote dan comment supaya semangat terus hehe 😄

Luvv~



~~~


Tok tok tok

GrandDuke yang sedang membaca dokumen mengalihkan pandangannya pada seorang jendral yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Salam GrandDuke. Ijin melapor".

"Ada apa?".

"Kami menerima laporan bahwa di hutan Barcca yang terletak di perbatasan wilayah Griffindan dan Pinnest ditemukan 7 mayat perempuan. Setelah diperiksa ketujuh mayat itu rata-rata berusia 16-18 tahun Tuan. Semuanya meninggal dengan kondisi kehilangan banyak darah. Mereka merupakan warga dari 3 desa di wilayah Pinnest yang dilaporkan hilang seminggu yang lalu". Jelas Jendral Darwin.

"Apa semua mayat itu ditemukan ditempat yang sama?". Tanya GrandDuke.

"Tidak Tuan. Ketujuh mayat tersebut ditemukan di 7 titik yang berbeda di hutan Barcca".

Kening GrandDuke mengerut dalam.
"Kau bilang mereka semua kehilangan banyak darah?".

"Benar Tuan. Bahkan kulit mereka sangat pucat seperti tidak ada jejak darah sama sekali di tubuh mereka". Jawab Jendral Darwin.

"Jadi maksudmu... Darah mereka terkuras habis?".

"Benar".

Jari telunjuk milik GrandDuke mengetuk permukaan meja hingga menimbulkan suara di tengah keheningan. GrandDuke berpikir tentang segala kemungkinan yang bisa terjadi.

GrandDuke berpendapat, "Ini bukan disebabkan oleh hewan buas. Karena kalau iya pasti mayat mereka sudah tercabik-cabik dan sulit dikenali, hewan buas juga tidak mungkin menghisap darah manusia hingga habis... Jelas ini ulah manusia. Tapi untuk apa mereka menguras darah-darah itu?".

Tok tok tok

Pintu ruang kerja GrandDuke kembali diketuk dan tak lama masuklah Jay diikuti seorang jendral lain yang bernama Stive.

Jendral Stive dan Jendral Darwin merupakan tangan kanan kepercayaan GrandDuke selain Jay.
Mereka ditugaskan untuk menjaga wilayah Grand Duchy dan misi penting lainnya.

"Salam GrandDuke". Ucap Jay dan Jendral Stive serentak.

"Ada apa?".

Jendral Stive maju selangkah kemudian menjawab.
"Ijin melapor Tuan". GrandDuke mengangguk mengijinkan.

"Saya menerima laporan dari perbatasan Barat bahwa pasukan kita menemukan 3 mayat yang mengambang di Laut Lether. Setelah di periksa ketiganya berjenis kelamin perempuan dan berusia kisaran 16-18 tahun Tuan".

Laut Lether berada di perbatasan antara Kekaisaran Effocra tempat mereka tinggal dan Kekaisaran Vallyas tempat asal GrandDuchess Lilyana.

GrandDuke dan Jendal Darwin saling tatap seolah memiliki kesimpulan yang sama.
"Apa mereka berkulit pucat dan kehabisan darah?". Tanya GrandDuke.

"Benar Tuan. Bagaimana anda bisa tau?". Bingung Jendral Stive.

"Huhft... Sebenarnya ulah siapa semua ini?". GrandDuke memijat pelipisnya karena pening memikirkan kasus ini. Banyak mayat yang tersebar hingga ke Laut Lether. Setelah ini pasti dirinya akan dipanggil untuk rapat di Istana. Dan sudah dipastikan dirinya akan sangat disibukkan dengan kasus ini. Itu artinya waktu bermain dengan bocah gemoy nya akan berkurang. GrandDuke jadi sedikit tidak rela.

"Menjawab Tuan. Menurut saya, Apa mungkin ini ulah penganut ilmu hitam dan sekte sesat? Karena yang berkaitan dengan darah manusia hanyalah mereka. Setau saya darah manusia sering digunakan untuk ritual atau pemujaan oleh mereka penganut ilmu hitam dan sekte sesat...". Sela Jay.

BAYIK GEMOY GRAND DUKEWhere stories live. Discover now