Bab 32

350 62 4
                                    

Mew membungkukkan badan setelah sebelumnya berjabat tangan dengan petugas kepolisian yang memberikan surat pelanggaran untuk Mew.
Dia harus menjemput mobilnya di kantor polisi karena memarkirkan mobil di tempat yang membahayakan kendaraan lain.

Meskipun Force mengatakan bahwa dia akan mengurusnya. Mungkin jarak yang ditempuh Force belum sampai ketika akhirnya polisi berkunjung. Ke Villa Win.

Pria kekar itu kembali menuju kamar dimana Gulf masih menunggu kata katanya. Dia tersenyum mengingat raut wajah Gulf yang gugup ketik Mew mengatakan memecatnya.

Apakah kali ini sebaiknya Mew mempermainkan Gulf sedikit.

Suara pintu terbuka membuat Gulf terperanjat. Dia langsung bangun dan memenadangi Mew.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya perlahan

Mew tersenyum di ujung bibirnya 'Show Time' bisiknya dalam hati

"Entahlah.. huhhhh.. kurasa aku kehilangan mobilku.." Mew terduduk lemah di sofa. Dia menambah kekecewaan di wajahnya dengan menangkup kedua tangan di muka.

"Mereka bilang apa memangnya..? Phi. Coba bicara yang benar.." Gulf duduk disebelah Mew dan menarik kedua tangan Mew yang tadinya menutup mukanya.

"Mereka hanya melihat cctv jalan saat mobilku berhenti disana. Lalu menemukan alamat tempat ini karena aku ikut mobil win. Tapi ternyata mobilku.. aku kehilangan mobilku.." Mew kembali menutup wajahnya

"Phi.. kau ini apa apaan. Bagaimana bisa hilang. Tidak akan mungkin ada yang mengambil mobil mu. Lagi pula seharusnya polisi bisa melacak keberadaan mobil itu dengan cctv. Ayo aku harus ke kantor polisi..." Gulf siap menarik tangan Mew, Namun pria itu menahan diri, tidak mengikuti Gulf.

" Kenapa kau diam saja. Mobil mana yang kau pakai Phi..? Aku akan hubungi Force.." Ujar Gulf Lagi.

" Tidak perlu Kana. Biarkan saja. Aku sudah menghubungi Force, dia akan mengurusnya, kau tidak perlu khawatir.." Tahan Mew. Sebenarnya dia ingin tertawa melihat raut wajah Gulf yang khawatir, namun sekuat tenaga dia menahannya.

" Aku ingin bicara denganmu serius..." Mew mengalihkan pembicaraan.

" Apa..?" tanya Gulf, masih dengan raut wajah yang tidak bisa di kondisikannya ke arah yang lebih baik.

" Bagaimana dengan hubungan kita sekarang ini..? Apakah kau mau berbaikan denganku..?"

" Ha..?"

" Iyaa. Berbaikan denganku.. kembali bersamaku.."

" Bukankah tadi katamu kau sudah memecatku.. Aku sekarang sudah tidak ada hak lagi ikut denganmu.."

Mew tersenyum. " Memang aku memecatmu, jadi kau tidak perlu bekerja lagi dirumahku.."

" Ya kalau begitu untuk apa kau ajak aku ikut denganmu..."

" Kanaaa.. Aku memecatmu sebagai pembantuku.. Karena aku tidak butuh pembantu dan aku tidak mau kau lagi menjadi pembantuku.."

" Ya sudah kalau begitu Phi.. Kau bisa mencari pembantu yang lain.." Wajah Gulf berubah serius.

" Aku tidak butuh pembantu dan tidak akan mencari pembantu lain. Yang aku mau kau ikut denganku.."

" Kau ini.. Aku tidak faham kemana arah bicaramu, kau memecatku tapi kau memintaku ikut bersamamu. Sebagai apaaa...." Gulf terdiam. Dia kemudian memikirkan kata katanya.

" Sebagai kekasihku.. Sebagai pemilik hatiku... Aku tidak ingin lagi statusmu menjadi pembantu rumahku. Tapi kau sudah menjadi pemilik rumah itu bersamaku.." Mew menarik tangan Gulf. Mengelus setiap jari jari Gulf. Kemudian mengecupnya.

Tuan Rumah Pembantu Rumah (MewGulf Story)Where stories live. Discover now