Sudah menjadi rahasia umum jika keluarga Aryaatmaja adalah keluarga yang dermawan. Bukan hanya menjadi donatur di banyak Yayasan, mereka juga memiliki banyak anak asuh dan memberikan banyak beasiswa pendidikan, tapi diantara banyaknya anak yang beru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Holllaaaaaa kisah si Lakor juga ada di KBM dan KaryaKarsa, yuk ikuti juga mereka di sana
"Wiiihhhh Sushi Box nih....."
Chat dari Nadira masih terlihat di layar ponsel Naren, tidak ada yang istimewa dari obrolan mereka sama sekali. Nadira hanya menanyakan apa dia sudah makan karena jika terlambat makan Acha akan mengomelinya tanpa henti.
Mengingat Acha dan keunikan tunangannya tersebut membuat Naren tercabik antara rindu dan sebal. Rindu dengan perhatian-perhatian kecil yang selalu Acha berikan, gadis manis baik hati yang selalu menggemaskan dengan tingkah-tingkahnya, yang tidak akan berhenti menceramahinya jika Naren tidak memperhatikan kesehatannya, apalagi soal makan, tapi juga sebal karena Acha sendiri tidak memperhatikan kesehatannya sendiri.
Acha seorang workaholic, dia selalu totalitas dalam pekerjaannya, dan Naren sangat bangga dengan dedikasi Acha, disaat para wanita cantik selalu tergila-gila untuk menjadi Spotlight, Acha justru puas saat titel pengangguran yang hobi foya-foya melekat di dirinya. Orang-orang tahunya Acha adalah pengangguran, wanita yang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menikmati warisan daripada menjejaki karier atas prestasi yang dia miliki usai menempuh pendidikan di STIN, tapi jangan salah, Acha adalah bawahannya langsung di unit Kriminal khusus sebagai seorang intelijen.
Ada perasaan bangga, tapi belakangan ini Naren seringkali kesepian. Benar Acha menerima lamarannya, Acha pun memperlakukan Naren dengan sangat baik, tapi selama mereka mengenal nyaris seumur hidup, Acha tidak pernah membalas ungkapan cinta Naren. Setiap kali Naren berkata i love You, Cha. Dengan ringannya Acha hanya menjawab, 'aku tahu, Bang', hanya itu, tidak ada balasan.
Dan sekarang saat usia Naren semakin tua, menginjak di angka 30, Acha justru menghindari obrolan tentang pernikahan. Mereka bertunangan lebih dari 5 tahun tapi tidak ada kemajuan sama sekali dalam hubungan mereka. Keadaan yang semakin diperparah karena kesibukan masing-masing. Terlalu berlebihankah jika Naren menginginkan cintanya juga terbalas? Naren tidak akan menghalangi karier Acha, tapi Naren juga ingin berumah tangga.
Beberapa waktu lalu saat makan siang mereka kembali berdebat karena Naren membahas pernikahan, hal yang membuat mood Acha menurun sampai membuat Nadira yang tidak tahu apa-apa ikut mendapatkan semprotan badmood-nya Acha.
Naren merasa kasihan sekali melihat wajah kebingungan Nadira, membuatnya tidak enak sendiri. Belum sempat mereka berdua benar-benar memperbaiki keadaan, kembali lagi Acha harus pergi ke tugas pengintaiannya. Acha berjanji jika dia akan menghubungi Naren jika ada waktu kenyataannya tidak ada satu pun pesan masuk.
Lebih dari 8 hari tanpa komunikasi, kadang mereka tidak berkomunikasi lebih lama, tapi sekarang Naren benar-benar kesepian, setiap menit waktu luangnya dia habiskan untuk memelototi ponselnya, namun bukannya pesan dari Acha yang Naren dapatkan, tapi justru dari Nadira.
Selama ini hubungan Naren dengan anak asuh dari keluarga Aryaatmaja tersebut cukup baik, Nadira adalah perempuan polos yang manis, interaksi antara Naren dan Nadira pun terbatas pada Acha, menanyakan Acha dimana, Acha akan menjemputnya, hal-hal semacam itulah, tapi sekarang Naren merasa Nadira bukan orang yang buruk untuk diajak berbicara.
Seumur hidup Naren hanya mencintai Acha, hanya Acha wanita yang dilihatnya dengan hati sampai-sampai wanita lainnya terlihat kabur dimatanya, termasuk rekannya di Kepolisian, itu sebabnya berbicara dengan Nadira, yang diluar dugaan Naren terasa sangat menyenangkan. Nadira bukan penggoda genit seperti wanita yang mendekatinya, mereka hanya berbicara hal-hal receh random diluar konteks ketertarikan.
Nadira benar-benar orang yang menyenangkan. Teman ngobrol yang nyambung, tidak pernah kehabisan topik pembicaraan dan yang membuat hati Naren sedikit terhibur adalah sanjungan tipis Nadira, tidak peres, namun membuat Naren merasa di hargai.
Dan hari ini setelah obrolan mengasyikkan mereka, Naren dibuat tertegun melihat sushi box yang dikirim oleh Nadira, tidak hanya untuknya, tapi juga untuk rekan-rekannya.
"Ceileeeeh, akhirnya ya ini Komandan kita yang ganteng ini nggak dianggurin sama Mbak Pacar."
"Iya weh, kasihan banget. Cincin tunangan selalu dipakai tapi Mbak pacar justru nggak kelihatan hilalnya. Bisa dihitung pakai jari Komandan sama Mbak pacar keluar pacaran, tapi sekarang, nggak ada waktu, dikirimlah makan siang."
"So sweet-nya. Mana kita kebagian lagi. Ngomong-ngomong mbak pacar kesambet apa nih kok mendadak manis banget, Ndan."
Mendengar godaan dari rekan-rekan dan bawahannya, Naren hanya tersenyum masam, tidak ingin mengoreksi perihal kiriman yang sebenarnya bukan berasal dari Acha. Orang-orang pasti akan salah paham mengira dirinya ada main belakang dengan Nadira jika sampai mereka tahu akan hal ini.
Tidak, tidak ada perselingkuhan atau main hati antara aku dan Nadia, batin Naren. Nadira bukan orang lain, dia adalah anak asuh keluarga Aryaatmaja, hubungannya dengan Acha sudah seperti saudara, dan sudah pasti Nadira mengirimkan makan siang ini tanpa maksud apapun, pasti hanya sekedar kepedulian karena Acha juga.
Perhatian wajar antara adik ipar ke kakak iparnya. Tidak ingin merasa bersalah kepada Acha karena mendapatkan perhatian dari Nadira, Naren mengirimkan pesan balasan saat Nadira menanyakan apa Sushi box tersebut sudah sampai lengkap dengan ucapan selamat makan siangnya.
"Makasih Nad buat makan siangnya. Lain kali nggak usah repot-repot, Abang jadi nggak enak udah ngrepotin kamu."
Naren menghela nafas panjang, tidak bisa Naren pungkiri jika perhatian sederhana seperti ini yang Naren inginkan dari Acha. Naren terlalu mencintai Acha hingga Naren tidak berani menuntut Acha melakukan hal diluar inisiatif calon istrinya. Cinta Naren begitu besar hingga takut jika ada permintaan yang dia inginkan akan membuat Acha tidak nyaman dan terbebani.
Tidak menunggu lama pesan yang dikirimkan Naren terbalas. Berbeda dengan Acha, Nadira tidak pernah membiarkannya menunggu, jam kerjanya yang fleksibel sepertinya membuat Nadira memiliki banyak waktu luang.
"Ya ampun Bang, cuma makan siang doang. Nad mau masakin Abang, tapi takutnya Abang nanti nggak doyan. Jadi ya sudah, Nad pesenin saja. Tenang saja, Nad nggak cuma pesenin buat Abang kok, buat ramean juga."
Sama seperti Naren yang khawatir interaksi mereka disalahartikan, Naren juga merasa jika Nadira sangat berhati-hati dalam bersikap. Menjadi anak asuh keluarga Aryaatmaja yang terpandang pasti memiliki beban tersendiri. Tidak ingin hanya menerima begitu saja kebaikan calon adik iparnya, Naren merasa jika dia perlu membalasnya.
"Kalau begitu next gantian Abang yang traktir ya, Nad. Ramean bawa temen-temenmu sekalian. Sama kayak kamu yang traktir temen-temen Abang."
Tidak sampai dua menit pesan terkirim kepada Nadira, balasan dengan cepat dikirimkan oleh calon adik ipar Naren tersebut, Naren berharap masalah makan siang yang mengusik hatinya ini segera terselesaikan, tapi saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Nadira, mendadak hati Naren semakin gelisah saat melihat balasan dari Nadira.
"Nad maunya makan siang sama Abang doang. Nggak mau bawa rombongan."