11. Tasbih hitam »

189 43 4
                                    

"Setiap untaian doa yang aku panjatkan di sepertiga malam, terselip nama indah kamu didalamnya."

_naaridaaa_

★★★

Adakalanya kita berada di fase mencintai seseorang yang bahkan kita sendiri tak tahu apa alasannya. Mengagumi dalam senyap sosok yang baru pertama kali kita liat.

Entah ini memang cinta, atau hanya kagum semata. Namun, ketika nama itu tersebut, terbesit dalam hati bahwa kita nyaman bersamanya.

Apa itu yang disebut cinta pandangan pertama?

Gadis berlesung pipi terbangun dari tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 02.15 WIB yang tertera di jam dinding yang ada di kamar asramanya. Mencoba untuk kembali tidur, karena biasanya ia bangun di jam 3 pagi, namun matanya merasa tak ingin untuk dipejamkan.

Akhirnya, ia bangun dari tidurnya, duduk dipinggiran kasur dan minum air putih yang tersedia di meja dekat kasurnya. Meminum beberapa tegukan, lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Sebaiknya ia melakukan sholat malam lebih awal untuk hari ini. Setelah mengambil wudhu, menggelarkan sajadah berwarna navy itu dan memakai mukena berwarna senada.

Malam ini begitu tenang, dengan khusuk ia mulai melaksanakan sholat malam, melafalkan ayat suci al-quran di setiap rakaat sholat.

Setelah 2 rakaat sholat malam, ia mencoba muhasabah diri, dengan bersujud kembali. Begitu lama, entah apa yang ia pinta kepada Sang Pencipta. Namun, ia percaya, walaupun ia hanya berbisik ke bumi, tapi doa itu akan tembus ke langit.

Kembali duduk dari sujudnya, menengadahkan tangan, berdoa untuk almarhumah sang bunda. Isak tangis pelan itu mulai terdengar, ia tutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, mengadukan semua keluh kesahnya pada Sang Pencipta.

Keadaan mulai tenang, ia berusaha menghembuskan napasnya dengan pelan. Mengusap air matanya, dan mulai tersenyum tipis. Ia yakin, Allah mendengar semua doanya. Bahkan tanpa ia sadari, terbesit rasa ingin menyelipkan nama seseorang dalam doanya, namun ia masih ragu akan hal itu.

"Ya Allah, hamba tak tahu apa yang sudah Engkau takdirkan untuk hamba," dengan kembali menengadahkan tangannya, "tetapi hamba yakin, Engkau akan memberikan apa yang hamba butuhkan, meski hal itu berbanding terbalik dengan apa yang hamba inginkan. Hamba ikhlas, atas semua yang akan Engkau berikan kepada hamba," diakhiri dengan sholawat pada Nabi Muhammad, doa selamat dunia akhirat dan membaca surat al-fatihah.

Gadis itu selonjoran dengan memijat kakinya pelan. Perasaannya sudah mulai tenang, hatinya pun sudah tak ragu lagi. Ini memang kekuatan sholat malam, yang tanpa disadari akan berdampak baik kepada yang melaksanakannya.

"Ya ampun, muka remaja badan lansia," keluhnya, sesekali memijat tengkuk lehernya, "oh iya, hari ini ada pelajaran hadist, mana aku belum hafal lagi."

Beranjak dari duduknya, mengambil buku yang tersusun rapi di rak yang berada di atas meja, "mana, ya, buku hadits," matanya menelisik, mencari buku yang dibutuhkannya.

Matanya mengarah keatas, alisnya tertekuk, mencoba mengingat dimana buku yang dicarinya. Setelah itu, ia mendengus kesal, kenapa dirinya sering kali lupa akan hal kecil, menyebalkan. Ia buka bantal yang semalam ia pakai untuk tidur, ternyata memang benar, buka yang ia cari ada di sana. Buku itu selesai ia buka sebelum tidur tadi malam.

"Aku hafalin dulu, deh," kembali duduk di gelaran sajadah dan mulai menghafal hadits tentang berbicara baik atau diam.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ

INSAF [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now