19. Ijazah VS Ijab Sah »

137 28 0
                                    

"Berawal dari pertemuan singkat, sampai hati ini yakin untuk saling mengikat."

_naaridaaa_

★★★

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini Safira dan teman-temannya akan melaksanakan wisuda akhir, sebagai tanda kelulusan kelas XII.

Pesantren sudah ramai dihadiri oleh para orang tua santri dan keluarga yang ikut berbondong-bondong untuk menyaksikan langsung acara wisuda putra-putrinya.

"Rara," Safira menoleh, mencari suara itu berasal. Ternyata seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.

"Ayaaaaah," ucapnya senang, menghampiri dan langsung memeluknya erat, "kirain Rara, ayah gak ke sini."

Mencolek dagu putrinya gemas, "masa ayah gak hadir, di acara kelulusan putri bungsu ayah ini," menggenggam erat tangan putih itu dan mengajaknya duduk, "acaranya kapan dimulai, Ra?" lanjutnya bertanya, duduk dibangku yang sudah tersedia. Setiap orang tua disediakan bangku dekat putra-putrinya.

"Bentar lagi deh kayaknya, Rara gak tau. Rara gak ikutan apa-apa soalnya, gak berbakat, Yah, hehe," ucapnya.

"Loh, kata siapa? Putri ayah ini sangat berbakat. Dan Ayah bangga sama Safira," ucapnya sambil mengusap pucuk kepala sang putri.

"Ayah, mah, bisa aja bikin Rara salting," tersenyum tipis.

Acara wisuda telah dimulai, di awali dengan penampilan grup hadroh yang Haura dan Atifa sebagai vokalnya. Safira melambaikan tangannya, tersenyum hangat melihat kedua temannya tampil sangat bagus diatas panggung.

Terlihat pembaca acara sudah membuka wisuda pada pagi ini. Dan di sana terlihat Ustadz Dzulfikar yang memberi sambutan sebagai ketua pelaksana. Safira mengikuti acar itu dengan hanya duduk disamping ayahnya, melihat para kreasi seni yang dibawakan oleh para santri.

Diakhir acara, akan ada pengumuman santri terbaik untuk tahun ini. Safira sama sekali tidak mengharap itu. Ia berpikir, bahwa dirinya tak sebaik dan sepintar itu untuk dapat sebuah penghargaan santri terbaik.

"Hampir di penghujung acara. Sebelum kita menutup acara ini, kita akan mengumumkan terlebih dahulu, santri dan santriwati terbaik tahun ini."

"Baik, untuk santri terbaik tahun ini diberikan kepada ananda..."

"SYAUQI AL-HAFIDZ."

Safira sudah menyangka akan hal itu. Syauqi adalah santri yang sangat berprestasi, ia sudah sering mewakili pesantren untuk lomba dakwah dan qori. Tak heran, dirinya terpilih menjadi santri terbaik di angkatannya.

"Untuk santriwati terbaik diberikan kepada Ananda..."

Irwan menatap sang putri, mengeratkan genggamannya.

"Ayah, maaf kalo Rara gak_"

"SAFIRA KHANZA ER-RUMI."

Seketika pupil mata Safira melebar, menatap sang ayah, seakan bertanya. Irwan yang melihat sang putri kaget, hanya tersenyum dan mengangguk kecil.

"IRA, SELAMAAAT!" teriakan itu berasal dari Haura yang sudah berada disampingnya, "tuh, ayo ke panggung!" tunjuknya kearah panggung yang sudah ada Syauqi di sana.

INSAF [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang