BAB 14 : Tatapan Sangar di Sanggar

7 1 0
                                    

"Juni!" teriak Abimanyu dari dalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Juni!" teriak Abimanyu dari dalam rumah.

Juni yang sedang bersantai di gazebo menjawab tidak kalah nyaringnya, "Mas! Aku di sini!"

Abimanyu kehilangan jejak Juni yang terlebih dahulu membawa satu teko teh dingin dan gelas. Tak lama kemudian, Abimanyu muncul dari balik pintu sebelah kiri. Namun, kakinya kembali masuk ke dalam rumah dan memilih pintu lain yang lebih dekat dengan kolam renang. Di tangannya, ia membawa nampan berisi dua roti panggang, telur mentega dengan saus alpukat, membuat sarapan pagi mereka terlihat begitu mewah.

Abimanyu meletakkan nampan itu di atas meja kecil di gazebo, lalu meregangkan tangannya. Cukup melelahkan baginya memasak sendirian tanpa bantuan kekasihnya. Juni tertawa kecil melihat tingkah Abimanyu. Bantal yang tadinya berada di pahanya, kini berpindah tempat ke belakang badannya untuk bersiap menyantap sarapan.

"Apa kamu suka gazebo ini?" tanya Abimanyu, duduk di sebelah Juni.

Juni mengangguk sembari menusuk satu potong roti dengan garpu kecil. Abimanyu menuangkan teh dingin yang sudah disiapkan sebelum membawa roti panggang tadi.

"Pohon pinus di belakang gazebo ini membuat suasananya jadi sejuk," ungkap Juni menunjuk pohon pinus dengan garpunya.

"Benar sekali," sahut Abimanyu.

"Aku sengaja menaruh gazebo di sini agar kamu bisa bersantai dan menikmati udara segar."

Juni tersenyum dan meraih tangan Abimanyu, "Terima kasih, Mas. Aku senang sekali kamu begitu perhatian."

Abimanyu membalas senyuman Juni dan mulai menyantap sarapannya. Pagi itu terasa begitu indah bagi mereka berdua.

****

Abimanyu memotong dedaunan liar yang mulai menutupi sebagian pagar kusam. Mas Hasan juga membantu Abimanyu. Abimanyu berada di sebelah kanan halaman, sedangkan Mas Hasan sebelah kiri.

Mbok Rahma tersenyum tipis, ia sedang membersihkan kaca jendela yang mengarah langsung ke halaman rumah. Hari yang tidak begitu terik. Matahari bersembunyi di balik lapisan. Banyak sekat taman yang dibuang karena sudah lama tidak perhatikan.

Di sisi kiri, terdapat sepetak kebun kecil dengan jenis tanaman yang tidak diketahui. Abimanyu berusaha membersihkan hama yang tersisa, meninggalkan tanah kosong yang kotor. Ia masih bertanya-tanya tentang fungsi kebun kecil ini.

Melihat Mas Hasan dan Mbok Rahma yang tidak peduli dengan kebun tersebut, Abimanyu menduga mereka lah yang mengetahui sejarah rumah ini. Tumpukan dedaunan layu dimasukkan ke dalam karung besar. Untungnya, Abimanyu mengenakan pakaian lusuh karena sebagian tanah menempel di sana.

Abimanyu meregangkan badan. Matanya terpaku pada atap sebuah rumah kecil dari kejauhan, masih berada di halaman yang sama.

"Lihat apa, nak?" tanya Mas Hasan, sudah berada di sebelah Abimanyu.

Nirmala : Gamelan Ayu Banowati [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang