Malam hari nya suasana kamar VVIP itu sedikit ramaiDengan ketiga putra dari Ardian yang duduk di sofa dengan kesibukan masing masing....
Seperti sang daddy yang juga sibuk dengan laptopnya untuk melihat dokumen yang belum dirinya kerjakan....
Sedangkan bella hanya terduduk di samping brankar Aidan dan memperhatikan wajah yang sangat damai itu ketika tertidur...
"Aku masih tidak menyangka mas bisa melihat putra kecil kita lagi" tangan halusnya senantiasa mengelus pelan rambut Aiden yang masih nyenyak dalam tidurnya....
"Wajahnya tidak berubah sama sekali, aku tidak bisa membayangkan seperti apa kehidupan dia selama ini mas, andai dulu aku tidak meninggalkan nya" gumamnya.
Bella masih mengingat dengan jelas bagaimana dia yang terus berteriak mencari putra kecilnya yang hanya di tinggal sebentar di sebuah taman saat itu....
Ardian yang mendengar gumaman istrinya seketika manutup laptopnya dan beralih mendekat ke arah istrinya seraya merangkul istrinya itu....
"Jangan mengingat masa lalu yang kelam itu lagi Bella, ingatlah sekarang putra kecil kita sudah kembali dan kita akan menjaganya bersama sama kau mengerti hm" ujar Ardian sedangkan Bella hanya tersenyum menanggapi suaminya itu.
Hingga mereka mendengar suara lenguhan dan menanti mata akan akan terbuka itu...
"Putra daddy terbangun" Ardian mengelus punggung tangan putranya yang terbebas dari infus saat melihat Aiden menatapnya dan istrinya bergantian...
"Lepas jing" lirih Aidan seraya menyentak tangan Ardian yang memegang nya....
Bella sedikit terkejut mendengar kalimat itu dan beberapa kali melihat ke arah suaminya....
"Sayang jangan bicara kasar nak" baru saja Bella hendak kembali mengelus kepala putranya sebelum Aidan dengan cepat menghindar...
"Jangan sentuh sentuh, najis" gumamnya dirinya masih sedikit lemas tapi dirinya masih berusaha untuk bangkit dan menatap mereka berdua....
"Aidan, sayang, tiduran lagi ya nak, ini masih terlalu malam ya sayang" Bella hendak membantu putranya untuk kembali tertidur namun lagi lagi Aidan justru menyingkirkan tangan Bella membuat wanita itu sedikit sendu dengan penolakan putranya...
"Jangan macam macam, gue mau pulang, dan gue gak kenal kalian semua" Aidan memandang tajam pada dua pasangan itu.
"Apa yang kamu lakukan Aidan!" Sentak Ardian saat melihat Aidan yang hendak mencabut paksa infus di tangannya..
"Bukan urusan lu" Aidan tidak menghiraukan tatapan tajam yang mereka layangkan padanya, dirinya sudaj tumbuh besar di lingkungan yang keras jadi tatapan seperti itu tidak ada gunanya namun....
"Bisakah kau lebih sopan pada orang yang lebih tua?"
Mereka semua menoleh dan melihat Daffa yang sudah menatapnya dengan dingin....
Daffa pemuda itu tadi juga tertidur tapi seketika terbangun setelah mendengar suara keributan....
"Buat apa gue sopan sama orang yang gak gue kenal, gue hidup dan tumbuh di lingkungan kotor asal lu tau, gak ada sejarahnya sopan santun itu di gunakan, yang ada lu kuat lu bisa bertahan hidup" balasnya seketika membuat Daffa tersenyum miring mendengar itu....
"Benarkah? Maka aku sendiri yang akan mengajarimu sopan santun dan bicara yang benar Aidan syahreza marendra" dirinya bangkit seperti dia mulai tertarik dengan sikap adiknya itu....
Aidan sedikit menatap was was pada Daffa yang sudah mendekat....
"Daffa nak, gak papa mungkin Aidan masih belum percaya ini semua" gumam Bella karena dirinya tau seperti apa putra pertamanya itu yang sudah di didik langsung kakek nya....
"Benarkah? Lalu harus menunggu sampai kapan mom? Sampai dia benar-benar menjadi semakin liar" Daffa tersenyum miring...
"Sshhtt"
Aidan memejamkan matanya saat Daffa dengan kasar mencengkram dagunya....
"Mulut ini yang tadi bicara kasar bukan, lalu apa yang pantas di lakukan untuk mendisiplinkan mulut kecil ini hm" Daffa menatap tajam Aidan yang masih meringis berusaha melepaskan tangannya yang mencengkram dagunya....
"Daffa lepaskan adikmu!" Ujar Ardian....
"Aku hanya bermain sebentar dad, tenang saja sebelum aldy dan Naufal ikut terbangun" ujarnya tanpa berniat melepaskan cengkraman nya...
"Sayangnya kita sudah terbangun bang setelah mendengar ucapan sampah dari adik kecil kita ini"
Suasana di dalam ruangan tersebut semakin mencengkam, Ardian hanya memijat pelipisnya pusing jika ketiga putranya sudah dalam keadaan seperti ini, salahnya dia dulu mengizinkan mereka di asuh ayahnya yang seorang mafia hingga tidak heran dengan sifat dan kelakuan mereka.
Berbeda dengan Bella yang justru takut Aidan akan semakin menjauh....
"Sebaiknya kalian pulang saja, mungkin Aidan masih harus beradaptasi dengan kita lagi jangan di paksa oke" ujar Bella menatap ke tiga putranya yang saling melirik....
"Bukankah tadi dia juga mau pulang mom, kenapa tidak sekalian saja kalau begitu" ujar Naufal menatap mata yang sudah berkaca-kaca itu....
"Lepas aahkk ss sakit" Aidan sedari tadi memukul mukul tangan Daffa yang mencengkram dagunya walaupun hasilnya nihil....
"Daffa lepaskan nak, kasihan adiknya masih sakit" ujar Bella dengan lembut dan itu berhasil, sekeras apapun sifat mereka akan luluh dengan dirinya....
Bella langsung memeluk tubuh Aidan yang sedikit bergetar juga nafasnya yang tidak teratur....
"Kalian lebih baik pulang!" Tegas Ardian membuat mereka bertiga berdecak kesal...
"Kali ini kau selamat adik kecil, tapi tidak tau ketika sudah berada di rumah" Daffa mengkode kedua adiknya untuk ikut dengannya, seperti nya menyiapkan hukuman di rumah untuk adiknya tidak buruk juga, itulah yang mereka rencanakan....
Ayo jangan lupa vote sama komen nya oke...

KAMU SEDANG MEMBACA
Egois
Fiksi Penggemarapaan keluarga? gue ogah punya keluarganya.... #mengandung bahasa kasar #penuh dengan umpatan... #brothersip