18

3K 239 16
                                    


  Aidan mulai mengerjab pelan dirinya sedikit mengernyit saat merasakan pusing di kepalanya hingga dia menatap sekitarnya dan langsung tau jika dirinya sedang berada di rumah sakit, ruangan yang sama saat dulu dia di bawa oleh mereka.

"Sial" desisnya pelan bahkan dirinya sudah melepaskan masker oksigen yang bertengger menutupi mulut dan hidungnya.

   Aidan menatap infus di tangannya dan langsung mencabut nya.

"Bang tama bang Anton, tunggu Aidan" ujarnya walaupun tubuhnya masih sedikit lemas, Aidan tetap memaksakan untuk keluar namun sepertinya harapannya harus gagal karena saat dirinya membuka pintu tersebut ada dua bodyguard yang berdiri di depan pintu.

"Tuan muda mau pergi kemana?"

  Aidan menatap tajam dua bodyguard itu.

"Bukan urusan kalian, minggir gak" Aidan berusaha mendorong tubuh bodyguard itu, sialnya dia masih lemas sekarang jadi dia tidak punya tenaga untuk memukul mereka berdua.

"Maaf tuan muda, anda di larang keluar dari kamar anda" ujar nya namun Aidan tidak perduli dengan itu.

"Lu gak perlu ngatur gue bangsat, lu bukan keluarga gue" ujarnya, dirinya masih berusaha lepas dari cengkeraman dua bodyguard tersebut hingga.

"Ada apa ini?"

  Mereka semua menoleh menatap ke arah Bella yang datang bersama Aldy.

"Nyonya, tuan muda, tuan muda Aidan hendak pergi" ujarnya membuat Aidan mendengus mendengar hal itu.

"Ngapain keluar kamar, masuk!" Aldy menatap tajam Aidan yang sepertinya tidak takut sama sekali.

  Bella yang melihat itu langsung buru buru menghampiri Aidan dan membujuknya, takut amarah putranya semakin terpancing nanti.

"Kita masuk lagi yuk sama mommy sayang" ujar Bella namun tangannya langsung di hempas begitu saja oleh Aidan.

"Mau lu lu semua apa sih, gak cukup lu semua siksa gue hah, kalian misahin gue sama bang tama dan bang Anton, kalian egois tau gak bangsat" Aidan tidak perduli walaupun di hadapannya adalah seorang wanita, dia sudah cukup bersabar, dia tadi sempat mendengar saat dirinya baru tiba di rumah sakit.

  Dia mendengar dengan jelas, kalau mereka akan mengirin kedua abangnya agar tidak bisa bertemu dengannya lagi sebelum dia kembali tertidur karena obat yang di suntikan tadi.

"Mereka bukan siapa siapa kamu Aidan, bicara lah yang sopan" ujar Aldy dirinya menghampiri adiknya itu dan membawa mommy nya sedikit menjauh.

"Sopan?" Aidan menyeringai membalas tatapan tajam milik Aldy.

"Sopan seperti apa yang lu inginkan sekarang, gue bisa sopan pada orang yang tepat tapi tidak dengan iblis seperti KALIAN SEMUA, SEKARANG BALIKIN KELUARGA GUE, BALIKIN ABANG GUE BANGSAT, BALIKIN!" Aidan terus mendorong tubuh Aldy hingga pemuda itu mundur beberapa langkah bahkan Aidan sesekali memukulnya.

Plak...

  Aidan terdiam pipinya terasa panas sebelum dia menatap Aldy yang mengepalkan tangannya.

"Dengar baik baik Aidan, mereka yang bukan siapa siapa, kita keluarga mu bukan mereka, bahkan mereka sudah banyak memberi pengaruh buruk padamu" Aldy mencengkram dagu Aidan membuat mendongak menatap pada Aldy.

    Aidan hanya tersenyum miring mendengar hal itu.

"Dan harus berapa kali lagi gue bilang, setidaknya mereka merawat gue dengan tulus bahkan mengajarkan banyak hal, bukan kayak keluarga iblis lu itu yang bisanya memaksa" dirinya tidak takut jika harus di siksa lagi, dirinya sudah tidak perduli, Aidan sudah kehilangan kedua abangnya tapi Aidan berjanji akan mencari tau kemana keluarga ini membawa kedua abangnya.

"Masuk" tanpa menunggu Aldy menyeret kasar tangan Aidan bahkan beberapa kali Aidan hampir tersungkur.

"ALDY BERHENTI MOMMY BILANG!" ujar Bella membuat Aldy berdecak kesal dan langsung menghempaskan tubuh Aidan begitu saja.

"Lebih baik kamu pulang, dengan kamu begini akan membuat Aidan semakin sulit menerima kita" ujar Bella walau awalnya remaja itu hendak menolak.

  Aldy menatap Aidan yang sekarang berada di pelukan mommy nya dengan tajam sebelum kakinya melangkah keluar dari kamar inap itu.

"Sayang maafin abang mu hm, ayo mommy bantu" Bella berusaha membantu Aidan berdiri namun...

"Gue bisa sendiri" ujarnya menolak bantuan Bella membuat wanita itu terpaksa mundur secara perlahan.







   Ayo jangan lupa vote sama komen oke.

EgoisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang