BRAK!!!Daffa menendang pintu kamarnya dengan keras dan langsung menghempaskan tubuh Aidan begitu saja membuat remaja itu meringis karena kakinya yang sempat terkilir dan kepalanya yang membentur ujung meja di kamar itu....
Daffa langsung menutup pintu itu kembali dan menguncinya sebelum kembali menghampiri adiknya tersebut...
"Bangun!" Daffa menarik kerah pakaian Aidan untuk berdiri....
"Aku bukan orang yang sabar Aidan Syahreza" ujarnya menatap dingin adiknya yang justru memejamkan matanya erat....
"Aahkk lepas hiks maaf m mm aaf" isakan mulai terdengar dari bibir Aidan yang sudah bergetar seraya menahan sakit...
Bukannya luluh putra sulung Ardian itu justru terkekeh pelan mendengar hal itu...
"Kenapa baru mengatakan maaf hm, bukankah tadi kau sangat memberontak, kenapa sekarang meminta maaf? Takut? Sakit hm?" Ujarnya semakin erat mencengkram dagu adiknya....
"Sial!" Daffa kembali menghempaskan tubuh Aidan hingga terbaring di atas tempat tidurnya....
"Jangan harap bisa keluar dari kamar ini Aidan dan tunggu kejutan malam nanti" setelah mengatakan itu Daffa langsung keluar begitu saja meninggalkan Aidan yang masih terdiam dan terisak....
Daffa menuruni tangga rumahnya dengan begitu cepat....
"Yah sepertinya kita terlambat" Naufal sedikit berdecak kesal saat apa yang dia inginkan justru tidak ada....
"Daffa kamu tidak berbuat macam macam kan nak" Bella menghampiri putranya yang baru saja turun sedangkan sang kepala keluarga hanya memijat keningnya frustasi, ini salahnya yang menitipkan putra putranya dulu dengan ayahnya yang pasti akan mendapatkan didikan has ayahnya tersebut bahkan didikannya tidak terpakai sama sekali....
"Mommy tenang saja, gertakan kecil tidak akan membuat anak itu mati secara dia sudah hidup di jalanan selama ini, lagi pula aku tidak mungkin membunuh adikku sendiri" ujarnya dingin kemudian menatap kedua adik kembarnya tersebut....
"Kenapa kalian sudah kembali?" Ujarnya yang hanya di abaikan mereka berdua....
"Kenapa bertanya kalau sudah tau jawabannya bang" Aldy menjawab dengan santai seraya meletakkan hp yang sedari tadi dia pegang...
Daffa hanya mengangguk mendengar itu sebelum....
"Susul ke markas utama" ujarnya kemudian melangkahkan kakinya keluar...
"Mau apa" Ardian menatap dingin putra sulungnya itu yang benar-benar menuruni sifat kakeknya....
"Tanda" ujarnya kemudian melangkahkan kakinya keluar....
Aldy dan Naufal juga sama, mereka mulai melangkah menuju kamar mereka untuk berganti pakaian....
"Mas, bukankah terlalu cepat, aku takut Aidan akan semakin sulit menerima kita bahkan mungkin takut mas" Bella menatap Ardian yang hanya terdiam....
"Menyesal aku menitipkan mereka dulu pada ayah" ujarnya kemudian bangkit...
"Ambil kunci cadangan kamar Daffa" pintanya menatap istrinya yang mulai melangkah ke kamar mereka....
Ardian terdiam di depan pintu kamar putra sulungnya itu sembari menunggu istrinya mengambil kunci...
"Ini" Bella menyerahkan kunci tersebut pada Ardian....
Clek
Pintu itu terbuka dan pandangan mereka langsung tertuju pada Aidan yang meringkuk di lantai, menyembunyikan wajahnya di antara lututnya...
"Sayang" Bella langsung berlari menghampiri tubuh putranya dan langsung merengkuhnya....
Aidan hanya diam dengan isakan yang masih terus terdengar bahkan sedari tadi remaja itu menggigit bibirnya sendiri guna meredam suaranya hingga berdarah....
Ardian sendiri lebih memilih melihat kondisi putranya.
Punggung tangan putranya yang membengkak juga lebam di bagian sudut bibir dan pelipis yang sedikit mengeluarkan darah juga jangan lupakan bekas cengkraman tangan putra sulungnya yang membekas di dagu putranya itu....Tanpa menunggu Ardian langsung membawa tubuh putranya untuk ia pindahkan ke kamar mereka berdua...
Ardian dengan pelan meletakkan putranya di atas tempat tidur tersebut....
"Bella siapkan baju ganti, biar nanti aku yang mengganti pakaiannya dan kamu buatkan bubur untuk putra kita"
Setelah sang istri keluar Ardian dengan pelan mulai membuka pakaian rumah sakit yang masih putranya kenakan....
Setelah selesai mengganti pakaian putranya, Ardian mengambil kotak obat yang tersedia di kamar tersebut dan dengan hati hati mengobati semua luka yang ada di tubuh Aidan....
"Aidan lihat daddy nak" Ardian mengusap pelan lebam tersebut...
"Jangan di tahan, lihat bibirnya berdarah hm, menangis saja" ujarnya kembali membersihkan darah yang berada di area bibir putranya....
"Gue benci menangis, cowok lemah" ujarnya padahal air matanya sudah berlomba lomba untuk keluar....
"Tidak, siapa yang mengatakan hal itu, semua orang berhak menangis jika tidak sanggup, kalau di tahan nanti malah sakit" jelasnya pelan namun Aidan tetap sama, remaja itu tetap tidak bergeming bahkan enggan menatap ke arah Ardian...
"Lu semua mau apa? Gue gak punya harta apapun? Ngapain lu semua bawa gue, hiks kalau untuk di siksa, PULANGIN GUE BANGSAT!!" runtuh sudah pertahanan yang sedari tadi Aidan rasakan, dirinya benar-benar ingin meluapkan semua emosinya....
Ardian yang mengetahui gimana keadaan putranya itu langsung mendekap tubuh itu dan berusaha tetap tenang...
"Gak ada pulang, kamu akan selamanya di sini, maafin abangmu hm" ujarnya tapi Aidan justru semakin memberontak.
Tak lama Bella datang dengan semangkok bubur dan juga susu hangat....
"Sayang makan dulu ya" Bella menatap lembut putranya yang masih menatapnya dengan aura permusuhan itu membuat dirinya harus ekstra sabar untuk mengambil hati putranya....
"Makan hm, daddy janji akan membawamu bertemu kembali mereka berdua" rayunya agar putranya itu mau memakan bubur tersebut dan berhasil, Aidan mengambil mangkok bubur tersebut, walaupun hanya tiga suap saja karena tidak nyaman dengan bibir yang masih terluka, setelah itu Aidan juga meminum susu hangat tersebut....
Ardian dan Bella tersenyum melihat hal itu hingga tak lama mata itu mulai sayu...
Ardian dengan hati hati membantu putranya untuk berbaring.....
"Kau memasukkan sesuatu Bella?" Ujarnya menatap istrinya yang mengangguk semangat...
"Obat tidur" ujarnya pelan membuat Ardian mengerti maksud istrinya itu....
Hello ayo jangan lupa vote sama komen oke...

KAMU SEDANG MEMBACA
Egois
Fiksi Penggemarapaan keluarga? gue ogah punya keluarganya.... #mengandung bahasa kasar #penuh dengan umpatan... #brothersip