prolog

171 28 21
                                    

Perhatian!!
Cerita ini mengandung unsur kekerasan,jika merasa risih harap berhenti sampai di sini dan tinggalkan lapak ini dengan tenang.

Note:
Nama tempat,toko perusahaan atau bangunan apapun di cerita ini hanyalah bersifat fiksi. Mohon bijak dalam menyikapi,jika ada kesamaan adegan atau dialog di film/cerita lain itu hanya bentuk ketidak sengajaan karna cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri.


✧✧✧✧

"Benar ini dengan saudara azalea nadisha?" Pria dengan baju berwarna coklat muda, di padukan dengan celana bahan berwarna coklat tua itu menjulurkan tangan ke arah seorang gadis

"Iya,dengan saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu pak?"



"Begini, sebelumnya perkenalkan saya sopwan petugas dari polres Ketapang. Saya di tugaskan untuk menangkap saudara Devandra Azka Wijaya atas laporan pemakaian obat-obatan terlarang"

Lea terkejut bukan main saat mendengar pernyataan dari polisi yang ada di depannya. Bagaimana bisa lelaki yang dia kenal dengan baik itu bisa melakukan hal-hal seperti itu dia amat sangat kenal bagai mana seorang Devandra.

"Pak maksudnya apa ya?" Tanya Lea bingung dengan situasi saat ini

"Saya tidak bisa menjelaskannya sekarang jika anda ingin tau lebih jelas silahkan tanya pada saudara Devandra" polisi itupun menyuruh beberapa polisi lain untuk menggeledah isi dari rumah Lea

"Ayo periksa rumahnya!!"

Sedangkan lea yang melihat beberapa polisi masuk ke dalam rumahnya, sempat berontak karena menurutnya polisi polisi itu tidak sopan masuk seenaknya tanpa seizin Lea.

"Pak..!! Jangan gini dong, ini udah termasuk melanggar privasi lo masuk ke rumah orang tanpa izin dari si pemilik rumah!!"

Beberapa polisi yang menggeledah rumah Lea keluar dengan tangan kosong tanpa menemukan orang yang mereka cari.

"Lapor komandan,kami tidak menemukan keberadaan saudara Devandra" ucap salah satu polisi

"Saudara Lea,saya sangat memohon kepada anda jika anda tau keberadaan saudara Devandra tolong kerja samanya. Kalau begitu kami semua permisi,maaf sudah mengganggu waktunya"

✧✧✧✧

"Kamu gila ya...!! kamu gak mikirin masa depan kamu ha!!" Lea dengan nada sedikit bergetar beberapa kali memukul dada bidang lelaki di depannya

"Kamu tau sepercaya apa aku ke kamu van,dengan mudahnya kamu hilangkan semua pandangan baik aku ke kamu"

Rasanya berat bagi gadis kecil itu saat mengetahui semua fakta yang ada, setelah 3 hari selepas penggeledahan dia benar benar tidak mendapat sedikit kabar pun dari sang kekasih.

"Dengan kamu kabur kaburan gini aja udah keliatan kamu salah van,kamu gak mikir kedepannya gimana? Sebenarnya kamu tuh mikirin masa depan kamu gak sih?"

"Le dengarin penjelasan gue dulu"

"Apa lagi yang mau di jelaskan van? Coba bilang ke aku apa lagi yang perlu di jelaskan, semua yang di katakan polisi tempo hari itu semuanya benar lantas apa lagi yang perlu kamu jelas kan?"
Lea duduk di kursi yang ada di belakangnya sambil menutup wajah kecil nya, sedangkan devan yang melihat itu ikut berlutut di hadapan sang kekasih

Rasa kecewa,marah,sedih semuanya menyelimuti hati Lea. Sekarang apa yang harus dia lakukan siapa lagi yang harus dia percaya

Suasana yang hening,dan beberapa teman dari devan yang satu persatu keluar dari ruangan itu memberi ruang untuk dua orang yang sedang dalam keadaan emosi

"Le dengarin gue, gue emang udah bohong ke lo,gue tau kesalahan gue udah fatal gue minta maaf. Untuk sekarang kalau Lo suruh gue berhenti maaf gue belum bisa"

Lea mengangkat wajahnya dan melihat ke arah sang kekasih "Aku bilang stop main-main devan!! Harus berapa kali lagi aku bilang?"

"Mungkin nanti le,yang jelas bukan sekarang"

Hi Devandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang