Prolog

289 129 412
                                    

Hallo

Selamat datang di cerita ke dua saya. Support saya dengan melakukan vote dan komen.

Happy reading

Jakarta, 2027

Rachel menatap pemandangan di depannya dengan datar. Disana Melvin, tunangannya tengah berciuman dengan Nadira adiknya di ruang tamu rumahnya. Ini bukan kali pertama dirinya melihat mereka bercumbu. Namun Rachel memilih tidak peduli, ia melanjutkan langkahnya keluar rumah.

Tidak ada ekspresi yang gadis itu keluarkan. Rachel masuk kedalam mobil kemudian mulai melajukan mobilnya dengan pelan. Beberapa saat setelahnya handphonenya berbunyi, Rachel mengangkat panggilan dari seseorang.

"Kenapa gak nungguin gue anjing," bentak seseorang di sebrang sana. Yang tak lain adalah Melvin.

Rachel segera mematikan panggilan yang menurutnya tidak penting itu. Ia kembali fokus menyetir.

Melvin, laki-laki yang menjadi tunangannya sejak tiga bulan yang lalu. Mereka berdua bertunangan karena paksaan kedua orang tua mereka. Rachel sendiri tidak memiliki rasa apapun pada laki-laki itu. Dan Rachel juga mengetahui Melvin memiliki hubungan khusus dengan Nadira, adiknya.

Selama ini juga Rachel kerap menerima hinaan dan bentakan dari Melvin karena laki-laki itu beranggapan kalau Rachellah yang membuat perjodohan itu terjadi. Melvin tidak menyukai Rachel, sebaliknya ia menyukai Nadira, adik Rachel.

Mobil Rachel berhenti di depan gerbang rumah besar. Ia membunyikan klakson dan tak lama kemudian satpam yang bertugas membuka pintu gerbang untuknya. Rachel pun kembali melajukan mobilnya masuk kedalam halaman rumah itu. Rachel memarkirkan mobilnya kemudian ia turun dari mobil dan menutup pintu dengan kasar.

Kakinya melangkah dengan lebar memasuki rumah besar itu. Rachel menatap orang-orang yang tengah sibuk mendekor rumah itu seindah mungkin. Besok adalah hari pernikahannya dengan Melvin dan rumah besar ini adalah rumah Melvin.

Rachel menghela napas, dirinya sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Ia sudah berulang kali menolak, meminta, memaksa bahkan mengancam kedua orang tuanya agar mereka membatalkan pernikahan ini. Namun, semua usahanya sia-sia.

"Rachel," sapa seorang wanita paruh baya dari arah kanan ketika Rachel masuk kedalam rumah itu.

Rachel menoleh menatap Leta, calon mertuanya. Tidak ada ekspresi yang di tunjukan Rachel. Justru gadis itu menatap Leta dengan dingin dan datar. Gadis itu bahkan mengabaikan sapaan calon mertuanya. Sangat tidak sopan, tapi Rachel tidak peduli itu.

Leta menoleh ke arah belakang Rachel, ia mencari sosok putranya. "Dimana Melvin?" tanya Leta ketika ia tidak mendapati batang hidung putranya.

Rachel tidak menjawab ia memilih melangkah meninggalkan wanita paruh baya itu. Ratna, ibu Rachel yang melihat sikap anaknya dari jauh pun segera menghampiri Rachel.

"Rachel tidak sopan kamu!" bentak Ratna.

Rachel menghentikan langkahnya sejenak kemudian terus melangkah tanpa memperdulikan bentakan ibunya.

"Rachel," panggil Aron, Ayah Rachel. Laki-laki paruh baya itu menatap marah punggung Rachel yang semakin menjauh. Di sampingnya Revan, Ayah Melvin nampak menghela napas.

Ratna meringis malu, ia menatap Leta dengan pandangan tidak enak. "Maaf kan sikap Rachel, mungkin dia lagi banyak masalah," ucap Ratna.

Leta hanya diam namun tak lama dia mengangguk.

•~•

Kini kedua keluarga besar itu tengah makan malam bersama. Memang keluarga Rachel sengaja menginap malam ini karena besok adalah hari pernikahan Rachel.

Rachel's Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang