11

98 41 455
                                    

Happy Reading

Tandai jika ada typo!

Cahaya matahari menembus melalui celah-celah jendela kamar apartemen yang tertutup gorden. Jam sudah menunjukan pukul 06.45, namun tidak ada tanda-tanda gadis cantik yang tengah tidur itu akan bangun. Bahkan suara deringan dari benda pipih yang terus bergetar karena terdapat panggilan masuk itu, tidak dapat membangunkan gadis itu.

Seseorang di depan pintu apartemennya memencet bel berkali-kali, namun tidak ada sahutan dari dalam. Azriel menghela napas, ia kembali mencoba untuk menelepon Rachel. Sudah dua puluh menit ia berdiri di depan pintu apartemen kekasihnya itu dengan seragam lengkap.

Azriel berdecak kesal ketika panggilannya kembali tidak terjawab. Dengan kesal ia memutuskan untuk membuka apartemen gadis itu dengan sandi yang ia ketahui. Beberapa saat setelah ia menekan beberapa angka, pintu itu terbuka. Tahu begini lebih baik ia langsung masuk saja, lagi pula Rachel sendiri yang memberinya akses.

Kaki Azriel dengan perlahan melangkah masuk ke dalam, matanya beredar menyusuri segala penjuru, mencari sosok Rachel. Keningnya berkerut samar ketika belum menemukan gadis itu. Azriel beralih mendekat ke arah kamar Rachel, mungkinkah Rachel belum bangun? Batinnya bertanya.

Azriel mengetuk pintu kamar beberapa kali seraya memanggil nama Rachel, namun tidak ada jawaban yang di dapatkannya.

"Sayang!"

Azriel menghela napas, ia melirik pada jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Sebentar lagi bel masuk sekolah akan berbunyi, apa mungkin Rachel sudah berangkat?

Tak ingin penasaran, Azriel memutuskan untuk meraih knop pintu. Ia terdiam sesaat sebelum akhirnya bersuara, "aku buka ya?"

Tangan cowok itu perlahan memutar knop pintu, kemudian mendorongnya dengan pelan. Sejenak Azriel terpaku menatap seorang gadis yang masih tertidur pulas di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh gadis itu hingga leher. Dengan langkah pelan ia mendekat ke arah ranjang.

Saat sudah berada di samping ranjang, Azriel justru terus menatap wajah damai Rachel yang tertidur pulas. Perlahan kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman. Kedua netranya terus menatap wajah Rachel dengan tatapan kagum.

"Cantik." Azriel begitu mengagumi wajah damai Rachel yang terlihat begitu polos dan cantik bersamaan. Namun keningnya berkerut ketika menyadari kedua mata yang tertutup itu sedikit membengkak seperti habis menangis.

Tangan Azriel perlahan terulur menyentuh wajah gadis, mengusap pelan kening hingga pipi gadis itu.

"Sayang, heii bangun!" tangan Azriel menepuk-nepuk pipi Rachel dengan pelan.

Rachel menggeliat pelan ketika merasakan tepukan di pipinya, gadis itu menggeram tertahan, tangannya menggenggam tangan Azriel yang berada di pipinya. Kemudian ia kembali tertidur pulas.

Azriel tersenyum gemas melihat tingkah Rachel yang sangat menggemaskan di matanya. Ia mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang, kemudian kedua tangannya bergerak mencubit pipi Rachel dengan gemas. Tak lupa ia melayangkan kecupan berkali-kali pada kening, pipi, dan hidung gadis itu.

Rachel kembali menggeliat merasa terganggu, dengan pelan gadis itu membuka matanya. "ishhh aku masih ngantuk tahu!" ucapnya dengan kesal.

Rachel's Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang