Kembali ke Ibu Pertiwi | chapter 1

1.1K 35 0
                                    

Kala itu matahari mulai terlihat terbenam di ufuk barat, bersamaan dengan ketibaannya seorang gadis di bandara itu, ia terlihat sangat modis dengan tambahan kacamata hitam yang bertengger di hidung lancipnya.

Ia dirinya baru saja landing di bandara Soekarno Hatta Internasional atau biasa di sebut bandara Soetta itu. Tanah kelahirannya sang ibu Pertiwi, negara yang sejak lama ia tinggalkan, bukan ia tidak menyukai negara ini, justru ia sangat menyukai negara ini. Ia menyukai segala jenis masakan dari negara ini yang kaya akan rempah-rempah, mengingatkannya jika makanan selalu sudah tersedia di atas meja oleh pelayan, jadi dia tidak perlu susah payah untuk memasak.

kemudian jangan lupakan dengan cuaca tropis yang hanya terdapat dua musim, ia teringat dengan bau dedaunan kala hujan berjatuhan di taman, tentu hal itu berbeda dengan negara yang sejak lama ia tinggali karena menimba ilmu dan juga ada beberapa bagian yang sengaja ingin di lupakan.

Baru saja ia landing, ia sudah sangat merindukan sosok Bapaknya itu, sudah sejak lama ia tidak bertemu dengan Bapak. Mungkin sudah sekitar dua tahun yang lalu sejak bapak mengunjunginya di Amerika, setelah itu hanya sekedar telepon dan berkirim pesan saja untuk mereka melepas rindu, dikarenakan bapak sangatlah sibuk.

Ya memang sebelum ia memutuskan untuk kembali ke tanah air, ia tidak sempat untuk memberikan kabar ke bapak tentang kepulangannya, dia juga yakin toh bapak pasti sangatlah sibuk sebagai Menhan, seperti sewaktu dirinya wisuda bapak berhalangan hadir, dikarenakan ada kunjungan kenegaraan ke Timur Tengah. Jadi anggap saja ini semacam kejutan pikirnya.

Ingatkan juga bahwa dia baru saja lulus dari Harvard university jurusan kedokteran tahun ini. Sebelum kembali Kemala HarjadiKusumo atau panggil saja Mala, ia baru saja mengurus berbagai dokumen yang diperlukannya untuk melakukan Koas, Internsip, dan entah dia akan ambil Spesialis dimana itu masih nanti saja dipikirkan.

-000-

Di lain tempat, "apa dia sudah tiba?" Ucap seorang di sebrang sana dengan senyuman yang sulit diartikan, "_oke lanjutkan" ucapnya mengakhiri sambungan itu.

-000-

Di lain sisi, terlihat seorang pria paruh baya sedang berada di mobil untuk melakukan kunjungan kerja, pria itu terlihat antusias sekali menggenggam ponselnya itu "Jadi putriku sudah kembali ya? Kapan dia berangkatnya dari sana?" Ucapnya ke seseorang yang berada di ujung telepon, tentu raut wajahnya terlihat sangat antusias terlihat dari senyum tulusnya, wajahnya tergambar jelas jika ia sangat merindukan putri semata wayangnya itu.

"......"

"Hari ini ya? Kapan flightnya?" Tanyanya sangat penasaran dikarenakan putrinya sama sekali tidak memberitahunya.

"......"

"oke baik terimakasih informasinya dan terimakasih sudah menjaganya selama di sana", ia memutuskan sambungan itu.

Bapak lantas memanggil sang ajudan."Teddy" ucapnya kepada sang ajudan, pria yang di panggil Teddy itu pun menoleh ke belakang, sesaat setelah namanya di panggil dan menunggu intruksi lanjutan dari atasannya.

"Begini ted, putri kecilku baru saja kembali setelah sekian lama menetap di Amerika, tolong kamu minta yang lain buat persiapan dan juga minta untuk pengawalannya ya, saya sudah mengirimkan foto dan nomer telponnya ke kamu bisa di cek dulu" ujar pria paruh baya itu untuk meminta sang ajudan mengeceknya.

Setelah mengecek ponsel dan melihat ada sebuah foto, pria itu segera menghubungi staff lainnya yang berada di kediaman atasannya itu, untuk segera bersiap menjemput kedatangan anak bapak, hampir saja sampai di tempat kunjungan kerja seperti biasa pria itu sudah bersiaga dan lompat sebelum mobil berhenti.

Setelah melakukan pengawalan untuk bapak bisa sampai di ballroom itu dan sudah memastikan bapak sudah duduk dengan tenang, pria itu pun kembali menghubungi staff yang lain berkoordinasi kepulangan anak atasannya, sambil sesekali mencatat poin-poin penting dalam kunjungan tersebut.

"Tolong segera ke bandara Soetta ya jif dan Abang Rendy, bawa juga staff yang lain untuk perketat keamanan, fotonya sudah di cek tadi kan?" Tanyanya sambil menuliskan siapa saja yang ikut dalam pengawalan di bandara.

"......"

"Oke segera berangkat" putusnya sambil menutup sambungan telepon.

-000-

Setelah landing dan sampai juga di bandara Soetta, Mala nampak sedang melakukan cek in di bandara, ia mengecek dan menunggu beberapa kopernya yang ditaruh di bagasi pesawat, sambil menarik satu troli besar untuk mengangkut koper-kopernya itu. Namun ia merasa ada kejanggalan, seperti di awasi dan berusaha melihat ke sekelilingnya, namun tidak ada apa-apa. Setelah yakin semua barang bawaannya sudah lengkap, ia berjalan keluar untuk melanjutkan berbagai administrasi bandara.

Sampai di luar bandara Mala baru saja mengaktifkan ponselnya dan mengecek semua pesan masuk, ia juga menyempatkan membaca pesan dari beberapa nomor asing, ia membuka isi pesan itu.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuknya dari belakang, Mala pun menoleh "maaf siapa ya?" Tanyanya sambil meneliti dari atas sampai bawah orang yang menepuknya, belum sampai selesai melihat orang yang berada di hadapannya, seketika kesadarannya pun menghilang.

Rajif, Rendy, dan beberapa staff lain yang baru saja tiba di bandara. mereka sempat melihat foto dan orang yang di gotong itu, Rajif yang menyadari terdapat kemiripan orang itu dengan yang ada di foto, lantas ia berteriak kepada para staff untuk bergerak cepat menyusul, satu mobil mengambil barang di troli gadis itu, sedangkan beberapa mobil lainnya mengejar mobil yang membawa putri atasan mereka.

Rajif saat itu pun langsung menghubungi Teddy, "Hallo Mayor, izin menginfokan baru saja kami tiba di bandara, orang yang persis seperti di foto ada yang menggotongnya pergi, sepertinya dalam keadaan pingsan dan kami sedang melakukan pengejaran" ucapnya menjelaskan. Orang di seberang sana yang bernama Teddy wajahnya pun seketika tegang dan pucat, "Kalian kejar terus ya, saya akan minta koordinasi dari pihak TNI dan kepolisian untuk ikut andil dalam pencarian" tutupnya.

-000-

Bapak Prajoko HarjadiKusumo dan rombongannya bergegas meninggalkan kunjungan kerja, Teddy dengan telaten melindungi Bapak sampai bapak masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu.

"Bapak mohon izin, saya ingin menginfokan hal penting" ucapnya sambil melihat ke arah bapak, yang fokus mendengarkannya, "Putri bapak sudah sampai, namun Putri bapak ada yang membawanya pergi. saat ini para staff sedang mengejar mobil itu, saya juga sudah minta koordinasi dengan pihak yang berwenang untuk mengerahkan pengejaran" ucapnya, wajah bapak seketika pucat pasi setelah mendengar keterangan dari Teddy.

"Bagaimana bisa? Putri saya baru saja sampai" jawabnya tertunduk lesu dan terhenti karena mobil sudah memasuki rumahnya dan Bapak yang dibantu Teddy langsung turun dari mobil. Teddy mengantarkan Bapak kembali ke ruangannya untuk beristirahat.

"Mayor tolong, kamu bantu untuk ikut dalam pencarian ya. kamu selidiki semuanya, jangan ada yang terlewatkan, saya ingin beristirahat dulu. kamu boleh istirahat dulu sekarang" Teddy pun menganggukan kepala dan hormat izin untuk pergi.

"Hallo, Rajif bagaimana apa sudah ada perkembangan Putri bapak?" Tanyanya setelah keluar dari ruangan bapak dan menelpon kembali salah satu rekannya itu.

"...."

"Apa kita kehilangan mobil itu? Baik sekarang kalian kembali dulu, setelah sampai di sini, kalian segera cek kamera dashboard ya, saya mau kabar plat mobil orang itu" ujarnya menutup telepon.

Bersambung.

Ajudan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang