mencari jejak (2) | chapter 3

407 17 0
                                    

Sesampainya Teddy ke dalam kamar yang biasa ia tempati ketika menginap di rumah bapak. Ia berjalan ke arah sofa pijat yang tersedia di kamar dinasnya itu, saat ini, sekujur tubuhnya terasa amat  pegal, ia sangat membutuhkan kursi itu sekarang. Sebelum ia duduk, ia sempat merogoh saku celananya untuk mengambil barang yang ia duga sebagai bukti itu, dompet yang berada di dalam plastik bening. Setelahnya ia mendudukkan dirinya di sofa pijat itu, sambil memasang kursi ke mode menyala untuk mulai memijat.

Ia memandangi dengan seksama dompet itu, tidak ada keanehan memang, tapi sejujurnya ia merasa seperti mengenali logo yang tersemat di depan dompet ini, dia memeriksa dan menelitinya dengan seksama, "sepertinya enggak asing logo ini, tapi pernah lihat dimana" batinnya.

Kemudian pandangannya teralihkan kepada jam besar yang berada di dinding kamarnya, jam sudah menunjukan setengah tiga pagi, itu berarti tandanya dia sudah berada di kursi ini hampir satu jam lamanya, dia bergegas menuju ke dalam kamar mandi yang tersedia di dalam kamar itu, kemudian ia memutar keran airnya ke mode hangat untuk memulihkan tubuhnya yang terasa pegal, setelahnya ia berjalan kembali ke kamarnya dan sesegera mungkin ia merebahkan dirinya di atas  ranjang itu dan ia segera terlelap dikarenakan kantuk yang luar biasa.

Di lain sisi, bapak tampak jelas termenung diatas kursi santai dalam kamarnya, ia kembali mengingat dompet yang berada di plastik tadi, "Apakah mereka mencoba kembali untuk mendapatkan Mala?", pikiran bapak saat ini begitu bercabang, memikirkan masa lalunya itu, ia juga kembali mengingat insiden kelam yang merusak keluarga kecilnya, kejadian yang tak ingin lagi ia buka, bapak kemudian memijat kening yang terasa berat.

-000-

Keesokan harinya sekitar pukul delapan pagi, Teddy menghadap bapak, yang saat itu sedang berada di dalam ruang kerjanya, sambil memberikan hormat salam ia menghampirinya, "mohon izin Bapak, hari ini bapak tidak ada agenda, jadwal kosong, saya izin ingin berangkat ke forensik untuk pindai sidik jari dompet yang kemarin ya pak. Kemudian saya juga akan  melanjutkan pencarian bersama para adc, perwakilan kepolisian serta anggota TNI" ucapnya, "oh iya pak... hari ini saya juga sudah berkoordinasi dengan perwakilan kepolisian untuk dapat  menyiarkan info DPO ke media" tambahnya.

"Baik, terimakasih informasinya ya Ted, baik saya tunggu hasil pindainya, apa engga terlalu terburu-buru menjadikan orang itu DPO? Sepertinya, kamu hanya perlu menginfokan anak saya menghilang di bandara, dengan menunjukan cctv dan meminta warga melaporkan apabila melihat ciri-ciri penculiknya saja" tutur bapak sambil memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya, jelas bapak tidak ingin ambil resiko saat ini mengingat logo pada dompet itu, bapak jelas tahu dompet itu, namun bapak tidak ingin gegabah.

Teddy yang mendengarkan Bapak sesekali menganggukan kepalanya tanda paham, "oh iya Ted! makanan tadi kata pelayan sudah tersedia di ruang makan, kita makan juga ayo sebelum kamu berangkat, ajak staff yang lainnya juga" tutup bapak sambil berjalan ke arah pintu ruang kerjanya untuk menuju ke ruang makan, tentunya Teddy yang berada di sampingnya dengan cekatan membuka pintu ruangan itu.

Teddy terlihat saat ini tampak fokus dengan ponselnya yang berada di tangan sebelah kiri itu, ia melakukan chat dengan para staff untuk mengajak mereka makan, selain itu, ia juga tengah merevisi permintaan beritanya kepada perwakilan kepolisian yang sebelumnya sudah berkoordinasi dengan pihak media untuk memuat berita siang nanti.

Saat ini para staff bapak yang terdiri dari sekretaris pribadi, adc, dan staff lainnya turut bergabung untuk makan pagi bersama di ruang makan, saat ini hanya terdapat keheningan di ruangan itu, tidak ada yang berani untuk membuka suara, tidak seperti biasanya penuh dengan obrolan ringan serta senda gurau yang memenuhi ruang makan.

Setelah selesai makan bapak terlebih dahulu kembali ke ruangan kerjanya, yang di susul para staff satu persatu membubarkan diri, dan kembali ke ruang kerja masing-masing dengan keheningan.

Sementara itu para sekpri bapak kembali menyusun agenda bapak, mereka diminta Teddy untuk segera menyusun jadwal kegiatan bapak selama satu bulan ke depan. ia juga berpesan untuk ikut memantau berita Putri bapak dari media, "Kalau gitu saya izin pergi dulu ya. Hari ini saya mau ke forensik, setelah itu kembali melakukan pencarian, adc yang kosong tolong dikoordinasikan untuk ikut berkontribusi dalam pencarian bersama kepolisian dan TNI ya" ucapnya sambil meninggalkan ruangan para sekpri bapak, menuju mobil dinasnya terparkir.

-000-

Setibanya Teddy di kantor Inafis, ia menemui sahabat lamanya yang berkerja pada unit kesatuan kepolisian ini. ia sempat berada di ruang tunggu karena temannya sedang apel pagi, setengah jam berlalu yang ditunggu pun tiba "Hei Alex!" Ucapnya memanggil teman lama, mereka pun bersalaman serta bertukar kabar singkat.

(Fyi! Inafis itu kesatuan unit polisi yang memiliki tugas sangat penting dalam proses identifikasi).

"wih pak mayor! Sehat pak?  gimana ada yang bisa aku bantu?" Tanyanya sambil memperhatikan Teddy.

"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat! sorry banget ganggu, tolong aku dong untuk cek sidik jari pada dompet ini, Kasusnya sih belum naik tapi berhubungan sama putri bapak, aku tunggu disini ya, sekalian nanti aku bawa hasilnya, untuk di tunjukkin keperwakilan polisi dan TNI yang ikut pencarian" jelasnya.

"siap-siap untung sudah ngabarin sebelumnya" jawab temannya sambil berlalu membawa dompet itu dan Teddy kembali duduk di ruang tunggu.

Ia menunggu hampir satu jam lamanya di  ruang tunggu itu dan temannya memberikan beberapa kertas hasil pindai, "jadi ini hasilnya mayor, bisa kamu baca dulu ya. aku khawatir ini bukan penculiknya, karena ya coba kamu pertimbangkan dulu, mungkin barang ini terjatuh, mungkin kamu bisa selidiki dulu" terangnya, Teddy yang membaca hasilnya ikut bingung, karena dia tau sekali orang ini.

"oke makasih ya untuk hasilnya, coba nanti aku diskusikan dulu dengan yang lainnya" ucapnya menepuk pundak Alex dan bergegas meninggalkan kantor itu.

Bersambung.

Ajudan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang