• | chapter 31

365 43 1
                                    

"Mala pulang" teriak gadis itu, yang tentu saja di dengar oleh seluruh penghuni Kartanegara di lantai satu ini. Setelah beberapa hari terakhir  dirinya kembali disibukkan oleh kegiatan di rumah sakit, bahkan ia sempat juga menginap di rumah sakit.

Sempat ada beberapa hal yang memang mengharuskannya untuk menginap disana, seperti beberapa pasien yang memang membutuhkan bantuan penanganannya, ia juga harus beberapa kali membantu dokter jaga untuk shift malam kamar ruang inap, kemudian ia juga melanjutkan papernya yang akan di kirimkan melalui email paling lambat besok, ya bertepatan dengan hari Sabtu masa istirahatnya.

Saat ini Mala tampak seperti orang kebingungan dibuatnya, dari saat dirinya masuk ke dalam rumah, tumben sekali rumah ini tampak sepi dan lengang, biasanya para staff suka sekali live TikTok di depan halaman rumah, ia tentu hafal siapa saja yang suka live, karena memang beberapa kali dirinya suka ikut join siaran itu, walau sebagai penonton bersama masnya.

"Sudah pulang neng" ucap Lino yang baru saja keluar dari ruang para staff itu karena mendengar teriakan anak bossnya. "Salamnya mana?" Ucap Lino kembali.

"Hallo selamat malam mas Lino, aku pulang" jawab Mala memberikan senyuman terbaiknya seperti senyum di iklan pasta gigi.

"Senyumnya lebar banget neng, iya gitu dong, kan enak di lihat" ucap Lino.

"Mas Lino, lihat mas Teddy engga mas?"

"Nah gitu dong, langsung to the point' kan enak, masnya lagi di ruang sekpri bapak sih tadi, lagi rapat untuk ulang tahun partai, sama ngomongin kampanye yang sebentar lagi akan diadakan di Bekasi" ucap Lino panjang lebar.

"Oh pada lagi sibuk toh, kok mas engga ikutan?" Tanya gadis itu penasaran.

"Bukan enggak ikut, ini tadi lagi nyari barang di bawah, tiba-tiba kamu teriak ya mas samperin, soalnya di sini engga ada orang, setelah ini mas juga ke atas lagi, daripada mas di marahin mas mu" jawab Lino sambil menunjukan kotak yang berada di dalam paper bag.

"Aku ganggu dong, ya sudah mas ke ruang sekpri bapak lagi aja mas, aku jadi engga enak sorry ya mas" Mala menundukkan kepalanya, ia jadi merasa sungkan dengan Lino.

"Eh ikut aja yuk ke ruang sekpri Bapak" Lino menarik tangan Mala, setelah Lino melihat baru  gadis itu hendak melangkahkan kakinya. "Sekalian lihat masmu kerja ayo" Lino kembali melepas tangan Mala, dirinya tentu tahu, sang mayor tidak suka gadisnya di sentuh oleh orang lain.

"Makasih loh mas" ucap Mala memamerkan senyuman terbaiknya. "Ngomong-ngomong soal ulang tahun partai nih mas, memang ulang tahun partai itu kapan ya?" Mala mengerutkan keningnya sebagai  pertanda ia tidak tahu apa-apa.

"Besok tuh ulang tahun partai. Beberapa partai koalisi pendukung bapak ikut loh, seperti partai biru, partai kuning, partai pemuda, ada beberapa yang lain lagi. Kamu tentu harus ikut Mal, ada beberapa influence yang ikut juga, pasti bapak mau kenalin kamu secara langsung ke koleganya. Memang Agni belum bilang ya?" Tanya Lino sambil melihat ke gadis itu dan menengok ke arah Agni untuk meminta penjelasan.

"Maaf Mala, saya kemarin belum sempat untuk menginfokan kepada kamu" jawab Agni sambil tertunduk, dirinya bingung kenapa ia sampai lupa mengatakan hal sepenting ini, padahal beberapa hari yang lalu Mayor Teddy sudah memintanya untuk menginfokan hal itu, Mayor Teddy khawatir gadis itu tidak bisa hadir.

"Sudah enggak apa-apa Agni, untung aku pulang, besok-besok jangan begini ya" Mala memanyunkan bibirnya, gadis itu bersyukur hari ini dirinya bisa pulang ke rumah, karena jika hari ini dia mengiyakan untuk menginap kembali di rumah sakit, sesuai permintaan dokter residen,  pasti hal penting akan terlewatkan, ia juga bisa-bisa di tegur oleh bapak. Ia pun keheranan kenapa masnya itu tidak menginfokannya, padahal mereka sempat berkirim pesan, ia jadi terpikir, mungkin masnya hanya kepikiran sudah menginfokan kepada Agni sebagai ajudan Mala.

Ajudan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang