Hari ini sunwoo lagi bersantai dikasurnya sambil bermain gitar kesayangannya
Gitar itu pemberian mendiang kakeknya,katanya sih ini dulu gitar milik kakeknya waktu muda tapi bisa seawet itu karena mendiang kakeknya telah merawatnya sampai bisa digapai oleh tangan sunwoo
Tok tok tok
Sunwoo menghentikan aktivitasnya dan menoleh kesumber suara
"Siapa?"
"Ini gw Jacob"
"Masuk aja ga dikunci"
Jacob masuk setelah ada perijinan dari sang pemilik kamar, Jacob berjalan mengampiri sunwoo yang sedang memainkan snar gitar
"Tumben kesini?" Tanya sunwoo tapi matanya masih terfokuskan untuk menatap snar gitarnya
"Gabut gw dirumah" ujar Jacob,dirinya merebahkan badannya dikasur empuk milik sunwoo
"Hmm"
"Oiya kemaren Lo cakap cakap sama adek kelas perihal apa,Sampek ijin sama gw?" Tanya Jacob,dia tu penasaran banget sama apa yang mereka bicarakan,walaupun ga sopan dia nanyak nanyak yang tentu bukan urusannya
"Dia minta gw jadi les privat" ujar sunwoo
Jacob menatap sunwoo "terus Lo terima??" Tanyanya
Sunwoo mengangguk untuk menjawab pertanyaan sang teman
"Dibayar ga??" Tanya Jacob
Sunwoo menatap Jacob dengan wajah datarnya "gw ga butuh imbalan" ujar sunwoo dan kembali fokus dengan gitarnya
"Beneran Lo ga dibayar??" Tanya Jacob
"Gw bilang ga butuh imbalan bukan berarti gw ga dibayar,telinga Lo mintak dibersihin pakek cangkul??" Sunwoo menatap Jacob dengan tatapan yang tak bisa diartikan,menurut Jacob sih
"Ya kan gw kira Lo beneran ga dibayar,sensi amat sih yaelah" ujar Jacob
Sunwoo merotasi bola matanya malas,dirinya kembali fokus dengan gitarnya lagi dan lagi karena malas juga dia berdebat dengan Jacob,yang ada ga selesai selesai nanti
Jacob ini diibaratkan pembawa penyakit,iya pembawa penyakit darah tinggi,sunwoo kalo Deket Deket Jacob bisa darah tinggi melulu Sampek otaknya meletup letup seperti petasan
"Lo tu ya gitar muluk yang Lo pegang" ujar Jacob,pasalnya saat dia main kerumah sunwoo pasti Jacob melihat sunwoo memangku gitar coklat itu
"Ya terus gw kudu pegang apa?? Pegang tongkatnya nabi Musa??" Tanya sunwoo
"Ya gak gitu juga dongok" Jacob sekarang merubah yang tadinya sedang rebahan sekarang duduk bersila menghadap kearah sunwoo
"Terus?"
"Serah lu dah"ujar Jacob
Sunwoo menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah temannya yang agak agak membingungkan,kadang ditanya jawabnya apa,tapi pas dia nanyak terus dijawab malah emosi
Ceklek
Sunwoo dan Jacob yang tadinya sedang menyibukkan diri mereka sendiri sekarang serentak menoleh kearah pintu yang terbuka
"Makan dulu kalian,kalo ga makan awas aja nanti sapunya melayang sendiri" ancam ibunya sunwoo
"Iya iya tan,gausah galak galak pantesan anaknya juga galak" Jacob berjalan mendahului sunwoo,soalnya dia gamau nanggung resiko
Sedangkan sunwoo sudah menatap tajam kearah Jacob yang pergi keluar
Jacob dan ibunya sunwoo itu emang udah Deket banget,kek Jacob berasa jadi kakaknya sunwoo kalo Jacob sedang bermain disini,apalagi mereka itu sepupuan
Sunwoo meletakkan gitarnya dan berjalan menyusul Jacob dan ibunya
"Yaampun Eric kamu ngapain astagaaa"
"Aishh mamah ngagetin Eric aja"
Mamahnya Eric terkejut soalnya anaknya sedang merokok dibalkon kamarnya,pasalnya nyonya Sohn itu tidak pernah melihat anaknya merokok,tapi kalo anak sulungnya yang bernama Jeno mah udah biasa udah sering lihat
Pikir nyonya Sohn itu Jeno kan sudah gede dan sudah kuliah sedangkan Eric?? Dia masih duduk dibangku SMA walaupun dia tau kalo anaknya ini berandalan tapi ya ga ekspek aja gitu kalo anaknya bakal ngerokok diem diem dibalkon kamar,walaupun terang terangan juga gabakal dimarahin yang penting jangan sampai membuat nama keluarga mereka tercemar hanya karena ulah mereka
Itu inti yang paling terpenting menurut nyonya Sohn
"Mamah kok gatau kalo kamu ngerokok sayang??" Panggil aja nyonya Karina,
Karina berjalan mendekati anaknya dan duduk bersebelahan dengan anak bungsunya
"Gapapa sih" ujar Eric,dia sudah mematikan putung rokoknya,dia tau mamahnya ini ga suka dengan asap rokok,apalagi alkohol
Karina itu menghindari hal hal yang mereka suka tapi tidak disukai oleh Karina,seperti narkoba,rokok maupun alkohol,dia ga suka sangat ga suka walaupun kedua anaknya sangat obsesi dengan bahan beralkohol
Jadi sebagai anak yang berbakti jadilah Eric mematikan putung rokoknya walaupun masih agak panjang,tapi dia sangat menghormati apa yang dibenci oleh ibunya
"Apanya yang gapapa?" Tanya Karina
"Aku kalo ngerokok juga kalo lagi gabut mah,jadi ga terlalu sering ngerokok" ujar Eric
"Walaupun kamu sering atau enggaknya,mamah ga peduli yang penting kamu kalo mau apa apa itu bilang sama mamah" ujar Karina
"Hmm iya mah" ujar Eric tersenyum kearah Karina,ibunya itu sangat pengertian tidak pernah melarang apa yang diinginkan anak anak mereka,ya kadang sih Karina melarang anaknya untuk tidak kebanyakan meminum alkohol
Ibunya ini tak seperti ayahnya yang sering mengekang anak anak mereka,tapi untungnya tuan Sohn sering bekerja diluar negeri dan jarang untuk bisa berkomunikasi dengan anak anaknya, sedikit sedih sih tapi ada kesenangan juga dibeluk hati Eric
Soalnya menurut Eric ayahnya sangatlah kejam,bila dirinya melakukan kesalahan sekecil semut dia akan dihukum seberat seseorang yang memakai narkoba,tidak adilkan?? Makanya Eric sering senang walaupun dirinya sedikit bebas
Tapi sedikit sedih karena dia iri dengan teman temannya yang bisa sedekat itu dengan ayah mereka
"Yaudah ayo turun dan makan,mamah udah bikinin kamu nasi goreng spesial kesukaan kamu" ujar nyonya Sohn
"Asikkk nasi goreng" seru Eric
Mereka berdua turun beriringan
TBCThanks for reading
YOU ARE READING
seniors || sunric • bxb
Teen Fictionkakak kelas berkacamata yang disukai oleh adek kelas berandalan