Bel istirahat berbunyi. Eric tengah berjalan sendiri menuju kelantai 3 untuk menuju kekelas XII karena disuruh oleh jeno. Pas sekali kelasnya berada dikelas sunwoo.
Jadi perasaannya tengah campur aduk sekarang. Antara senang dan sedikit gugup.
Ceklek
Eric berjalan mendekati Jeno ditempat duduk guru. Dia sengaja tidak melihat tempat duduk murid.
"Apaan nyuruh gw kesini?? Gw mau makan juga malah Lo panggil" tanya Eric.
Jeno menutup buku bukunya lalu menatap kearah Eric. lalu dia mengambil sesuatu dikantong kemejanya "Lo lupa ini" ujarnya sambil menunjukkan dua strip obat yang diberikan dokter Kim. Karena dokter Kim bilang Eric tidak boleh melupakan untuk meminum jadwal obatnya.
Karena Eric ini termasuk tipe orang bila melupakan jadwal meminum obatnya dia akan jatuh sakit lagi.
"Oiya gw lupa" ujarnya lalu mengambil obatnya dari tangan Jeno. "Untung Lo ingetin gw" lanjutnya.
"Yaudah Sono balik" usirnya.
"Dihh jahat lu sama adik sendiri".
"Najis".
Eric merotasi matanya malas lalu membalikkan badannya namun matanya tak sengaja menatap dua manusia tengah berduaan dibelakang.
"Kak sonu" Lirihnya
Jeno yang melihat adiknya malah diam pun menyenggol pundak Eric walaupun ga nyampek.
Eric tersadar dari lamunannya lalu menoleh kearah Jeno "gw pergi bay" Eric pergi keluar sambil berlari meninggalkan Jeno yang ingin berbicara sesuatu.
"Bocah aneh" cicitnya.
Eric berjalan sambil memikirkan apakah benar yang ia lihat itu sonu?? Apa dia salah lihat?? Apakah matanya sekarang sedikit buram?? Apakah otaknya terlalu memikirkan sunwoo jadi apa yang ia lihat menjadi wajah sunwoo??
Semua pertanyaan pertanyaan itu melintas diotaknya sambil melamun tanpa melihat kearah jalanan. Sampai dirinya tak sengaja menubruk dada seseorang yang membuatnya meringis ngilu dibagian dahinya dan berakhir sadar dari lamunannya.
"Lo kalo jalan gausah ngelamun bisa ga??" Tanya seorang laki laki dengan postur badan menjulang tinggi.
"Ahh sorry sorry" ujar Eric meminta maaf karena itu juga salah dirinya.
"Lo anak kelas XI ya?" Tanya pemuda itu.
Eric menatap pemuda itu lalu mengangguk "iya kak" ucapnya.
"Ohh".
"Gw duluan kak sorry tadi habis nabrak kak..."
"Hyunjin. Hwang hyunjin"
"Ahh kak hyunjin"
"Hmm" hyunjin memasang wajah datarnya.
Eric pergi berlalu melewati tubuh bongsor hyunjin. Dia ingin pergi kekantin setelah mendapatkan obatnya dari Jeno.
Sesampainya dikantin dia langsung duduk disamping hyunjae dengan wajah ditekuk.
Hyunjae menatap kearah Eric "kenapa lu?? Dateng Dateng udah ditekuk aja tu muka" tanya hyunjae.
Eric tersenyum tipis sambil menatap hyunjae "gw gapapa, emangnya gw kenapa?" Eric malah membalik pertanyaan.
"Lo ga pesen makan??" Tanya juyeon karena melihat anak itu tidak beranjak untuk memesan makanannya.
"Ga selera".
"Jangan banyak gaya. Lo punya asam lambung ric" ujar juyeon terlihat khawatir.
"Gw ga selera makan bang,jangan maksa gw" ujar Eric. Dia pun beranjak dari duduknya dan berlalu pergi begitu saja. Meninggalkan keempat pemuda yang menatap kepergian Eric dengan wajah bingung.
"Dia kenapa dah tumben tumbenan dia begitu??" Tanya hyunjae.
"Pasti ada masalah lagi Sampek dia kek gitu" saut sangnyeon.
Haechan menghela nafas panjang "kenapa kalo dia lagi ada masalah malah ngorbanin lambungnya. Bahaya tu anak lama lama" ujar haechan.
"Gw susul dulu tu anak" ujar juyeon berdiri dari duduknya. Namun netranya seakan meminta ijin kepada hyunjae.
Hyunjae mengangguk karena juga ikut khawatir dengan anak itu.
..
Eric tengah duduk sendiri dibelakang taman sekolahnya. Tidak terlalu ramai orang karena biasanya murid yang datang ketaman hanya untuk menenangkan otaknya ataupun mengerjakan tugas karena memang setenang itu ditaman belakang sekolah.
"Kenapa hati gw sakit ya padahal bukan siapa siapa, kocak."
"Gw kok pertama kali ngeliat tu cewek, apa itu cewek yang digibahin tadi pagi?" Eric mengedikkan bahunya tak peduli.
Namun lagi lagi siluet matanya tak sengaja menemukan dua manusia tengah duduk berdua dengan sicewek tengah menatap buku tulis sedangkan sicowok tengah menatap sicewek.
"Kenapa gw jadi sakit begini ya?? Kok gw jadi kek orang bego gegara cinta doang? Apa gw selama ini terlalu pede?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
Eric menghela nafas panjang tidak kuat untuk menatap kedua manusia yang terduduk tak jauh darinya "kenapa gw harus ngeliat pemandangan yang bikin mata gw perih" ucapnya.
"Mata Lo perih kenapa??" Suara seseorang membuat Eric terperanjat kaget lalu menoleh kearah sumber suara.
Dia mengelus dadanya gara gara suara juyeon mampu mengejutkannya "ngagetin aja Lo bang" ujar Eric.
Juyeon terkekeh lalu duduk disamping Eric dengan dua tangan melipat dan kedua mata menatap lurus kedepan.
"Lo kenapa. Hmm?? Jangan Pendem sendiri, Lo itu udah gw anggap adek sendiri jadi jangan sungkan buat cerita" ujar juyeon.
Eric menundukkan kepalanya, tak menggubris ucapan juyeon. Dia fokus meremat bajunya sendiri.
Juyeon menoleh kearah Eric "kalo Lo gamau cerita juga it's okay, tapi kalo Lo mau cerita gw selalu disisi Lo ric" ujar juyeon lalu mengusak rambut pemuda lebih muda darinya.
Eric mendongakkan kepalanya lalu memeluk juyeon dari samping "makasih bang, Lo memang kakak kedua gw yang selalu siap siaga selain Jeno" ujar Eric. Juyeon membalas pelukan Eric
"Gw jadi belajar kalo berharap itu lebih menyakitkan. Apalagi orangnya kayak kak sonu. Ga meyakinkan, bikin orang sakit hati karena dia udah kayak ngasih harapan eh pas berharap lebih malah dibikin sakit"
Tbc
Orang seimut Eric aja disakitin,rugi cuy.
YOU ARE READING
seniors || sunric • bxb
Teen Fictionkakak kelas berkacamata yang disukai oleh adek kelas berandalan