46. Harus Yakin

54 5 1
                                    

Selamat Malam Guys

Malmingnya sama Zian yuk😋

Jangan lupa vote🫶

Selama menikmati🪶

~MZ~

Sebenarnya kalau boleh jujur, Zian pun tidak yakin dengan operasinya yang akan berjalan dengan lancar atau tidak, hanya saja ketika semua orang berharap bahwa dirinya akan mampu dan juga sembuh dalam sebuah keyakinan itu, Zian mau tidak mau ikut berharap banyak.

Dan juga harus menaruh rasa yakin kalau nantinya pasti akan juga mendapatkan hidup lebih baik dari ini, sekalipun harus merelakan sebuah imipian terbesarnya tapi lelaki itu tidak bisa lagi memilih, hanya mampu untuk menurut dengan semua jalan takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan.

Iya hanya itu saja.

Seperti sekarang, sumpah demi apapun Zian tidak ingin bertemu dengan siapapun kecuali dengan orang-orang pilihannya, sayangnya? Tidak begitu, di depannya saat ini terlihat jelas kalau sedang ada perempuan yang paling dibencinya, tidak bukan karena perkara hati namun karena sikapnya yang sangat buruk.

Dipikir lagi sekarang, kenapa dirinya harus jatuh hati pada gadis bernama Zoen Dean Filner itu? Ditelaah lagi sebenarnya tidak ada yang bisa disukai dari sikap perempuan itu, maksudnya apa iya bisa disebut baik kalau gadis itu saja membuat sahabatnya sendiri merasa sangat patah hati dengan fakta yang dibawa oleh gadis itu sendiri?

Sebuah kebohongan yang seharusnya tidak bisa diterima dengan baik ketika pelakunya saja adalah sang sahabat, kini Zian mengerti bagaimana perasaan Feo setelah mendengar kabar tentang hubungan Zoe dan Leon yang sebenarnya sudah terjalin dua tahun, waw itu bukan waktu yang sebentar bukan?

Dan begitu pandai dua orang itu menyembunyikan hal itu sampai membuat banyak hati salah paham dan menaruh banyak perasaan pada keduanya, sampai akhirnya semua terungkap dengan menyisahkan perasaan luka di masing-masing orang bodoh yang berhasil dua orang itu bohongi.

Termasuk dirinya dan Feo.

Dulu mungkin Zian akan senang bila bertemu dengan Feo secara tidak sengaja, karena dirinya akan mengatakan kalau hal itu bukanlah kebetulan namun memang sudah jodoh, tapi sekarang? Cih, melihatnya saja sudah malas setengah mati, wajah lelaki itu mendadak langsung datar saat itu juga.

Zoe bahkan juga bungkam tidak tahu harus mengatakan apa mendadak rasa gugup itu datang secara tiba-tiba, ternyata lebih menyenangkan bila sikap Zian usil saja ketimbang sangat serius seperti sekarang, itu sangat membuat kikuk dan rasanya sangat canggung.

Biasanya 'kan lelaki itu yang akan menyapa dengan segala ocehan tak bermutunya, lalu sekarang kenapa sangat terlihat dingin ketika melihatnya? Itu sangat membuat Zoe merasa tidak nyaman sendiri.

"Lo gak papa Zi?" Zoe menyerah, rasanya tidak bisa menahan diri untuk tetap diam ketika cowok tengil itu berada di depannya, menatap dirinya dalam pandangan yang sangat dingin, bahkan terkesan tajam seakan tidak ada rasa lembut yang biasanya di pancarkan seperti biasa.

"Buta mata lo? Duduk dikursi roda gini dibilang gak papa? Geser kali otak lo, minggir." Yang geser otaknya itu harusnya Zian bukan Zoe, ya masa jalan selebar itu Zian masih menyuruh Zoe yang sudah berdiri paling pinggir disuruh minggir lagi, kan agak aneh ya.

Tapi ya tetap Zoe menurut untuk menggeser tubuhnya lebih rapat pada dinding menuruti ucapan sianjing Zian, walaupun sebenarnya pun dalam perasaanya sangat sekali ingin mengumpat membalas kelakuan non ahlak Zian, tapi Zoe tahan karena tidak ingin membuat keributan.

Milik Zian[✔] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang