11

50 10 5
                                    

" gue juga ikut cari! Siapa mau bareng?! " tanya changbin.

" gue hyung! " jawab felix cepat.

" ayo dek! " ajak jeongin pada jeonghwa, menarik sang adik untuk bergegas.

" min, lu mau ikut? " ajak hyunjin pada seungmin yang menggeleng.

" gue dirumah aja jin, kaki gue begini... yang ada nyusahin.. gue nunggu kabar baik dari kalian aja... " ujar seungmin menolak halus.

" okelah, gue berangkat... " pamit hyunjin.

" hati-hati.... "

" hyung... ucapan lo tadi keterlaluan... " ujar seungmin pada bangchan yang terus menunduk.

" gue... gak bermaksud begitu min... lu tau sendiri posisi jisung, dia memang gak mungkin masih hidup... seandainya masih pun, dia akan jadi buronan pemerintah... "

" gue ngerti, tapi setidaknya jaga ucapan lo... lo tau kan sesayang apa lino hyung sama jisung? Ucapan lo tadi cuman ngerusak persaudaraan kita semua hyung... anak-anak yang lain pun juga pasti marah sama lo... termasuk gue... gue benci banget sama lo! " ujar seungmin menggeplak kepala bangchan.

" maaf.... " ujar bangchan lirih.

" kalo lu mau ucapan maaf lu diterima, pergi sekarang! Cari jisung sampai ketemu! " titah seungmin.

" lalu minta maaf sama mereka semua! "

" lo gak apa gue tinggal? " tanya bangchan khawatir.

" gak apa, gue bukan bocah hyung... kalo gue ikut entar yang ada malah nyusahin... kaki palsu gue ini gak bisa diajak kerja keras... "

" ya udah, gue cari jisung dulu... baik-baik dirumah... " pamit bangchan.

" hati-hati... "

" huft~ han jisung, lo sejak awal selalu jadi sumber masalah ya... " gumam seungmin menatap kepergian bangchan.

.
.
.
.
.
.
.

" apa menurut nunn... menurutmu, jisung masih ada di suwon? " tanya lino yang fokus mengemudi.

( kebiasaan memanggil dirinya nunna susah sekali dihilangkan... haruskah aku mulai memanggil bubub saja? ) inner lino frustasi.

" bisa iya, bisa tidak... dia sudah ada di sana beberapa jam yang lalu, jujur saja aku tidak yakin dia masih ada disana... "

" tapii... untuk apa jisung ke toko mainan? Apa dia masih membeli mainan robot atau rakitan disana? Tidak mungkin kan... dia sudah berumur... " ujar gaeun bingung.

" jisung kan wibu, mungkin saja dia membeli action figure disana... "

" sesama wibu saling membela... " ujar gaeun membuat lino terkekeh.

" semoga saja dia masih ada di suwon, jika dia sudah pindah tempat pasti akan sulit mencarinya... " ujar lino penuh harap.

" jangan khawatir, aku sudah meminta temanku untuk memantau transaksi jisung... kita akan langsung bisa menemukannya jika beruntung... " ujar gaeun membuat lino bahagia bukan kepalang.

" terima kasih... " ujar lino lembut membuat gaeun ikut nerasakan euforia bahagia dari laki-laki itu.

" tidak perlu berterima kasih, aku melakukannya karena jisung sudah seperti adikku... sama seperti changbin... jadi itu sudah keharusanku untuk mencari dirinya yang hilang... "

Lino tersenyum mendengar penuturan gaeun, wanita itu memang sangatlah baik. Tidak salah jika sang ibu menjodohkan dirinya dengan wanita itu.

( mulai sekarang aku harus belajar mencintainya.. ) inner lino penuh tekad.

Lino dan gaeun terlalu sibuk dengan perihal jisung  hingga mereka tidak menyadari jika mobil bangchan membuntuti keduanya.

" gue tau lu marah sama gue no, tapi gue harus ikut kalian... karena gue tau, lu pasti bakalan nemuin jisung pertama kali... "

" gue harus minta maaf saat itu juga sama kalian berdua... " gumam bangchan penuh rasa bersalah.

* mimin mau dong dicintai ugal-ugalan no... lagi bayangin kalo kakaknya changbin beneran sama lino... beh gimana ya itu... kebayang gak rumah kayak mana berisiknya ada duo toa... lino dan abin.

.
.
.
.
.

" hyung, ini kita ikut ke suwon? " tanya felix pada changbin yang fokus menyetir.

" ya enggaklah, logika aja jisung disana udah beberapa jam yang lalu, pasti udah pergi... "

" jadi kita mau cari jisung kemana hyung? " tanya felix yang tidak sedikitpun mendapat pencerahan.

" jisung itu pasti lagi masa pelarian, dia gak mungkin ke tempat ramai... dia pasti di tempat yang agak sepi... "

" tapi dia ke suwon loh, di tempat yang lagi adain event... " protes felix.

" bisa aja dia kesana karena terpaksa kan? Pergi mencari kado untuk anak tetangga yang rewel ketika dititipkan padanya... atau menemani kenalannya... tau sendiri jisung itu pecinta tidur... "

" jadi bagaimana? " tanya felix tidak tau harus apa.

" kita ke kota di dekat suwon aja... gunpo... kita kesana... " ujar changbin memberi ide yang di balas anggukan oleh felix.

Dirinya hanya bisa menurut pada supir..

* bin, lu dipanggil supir sama felix!

.
.
.
.
.
.
.

" hyung, apa jisung hyung akan lari saat kita bertemu dengannya nanti? " tanya jeonghwa menatap pemandangan di luar mobil.

" loh? Kenapa gitu? " tanya jeongin mengernyitkan dahi bingung.

" soalnya... kalo jisung hyung beneran masih hidup, jisung hyung bukan manusia... dia hilang saat itu pasti karena ingin menjauh dari semua orang... selama ini pasti jisung hyung bersembunyi di suatu tempat... sekalinya keluar kandang, malah apes karena ketahuan lino hyung... "

" apa yang harus dia takuti? Jika dia masih bisa berkeliaran sehat sampai sekarang, itu berarti dia masih manusia... virus zombie di dalam dirinya itu hanya suntikkan vitamin biasa yang membuat kebal... anggap saja seperti itu... " ujar jeongin santai.

" hyung... jika jisung hyung ketahuan, dia akan di tangkap oleh pemerintah lalu di bunuh tanpa keadilan... itu yang harus kita takutkan... jujur saja, gue lebih milih jisung hyung hidup sendirian di luar sana, damai tanpa ketahuan oleh siapapun yang mengenalnya.... "

" gue... gue kasihan sama jisung hyung kalo dia harus mendapat masalah... " ujar jeonghwa sedih.

Saat dimana wabah zombie belum ada, dua orang itu sangatlah dekat. Jisung sering sekali membelikan jajan untuk jeonghwa. Ia tahu persis bagaimana terpuruknya perasaan sang adik atas hyungnya itu.

" tenang saja, semua akan baik-baik saja... kita ke yongin sekarang.... mungkin dia singgah di situ... "

Eternal Corp, 2 ( SKZ )Where stories live. Discover now