penampilan mereka.

1.1K 158 62
                                    

ㅤㅤ

ㅤㅤ —— ep. O1, penampilan mereka.

ㅤㅤ ‘Mulai dari sini, kalian yang memiliki niat jahat, ingin melukai orang lain atau menghancurkan barang orang, siapapun mereka akan dibereskan oleh Wind Breaker.’ atau begitulah yang tertulis dipapan besar tersebut. Papan itu dibuat oleh sekelompok berandalan yang menjadi ‘pahlawan’ di kota itu.

Didepannya, seseorang dengan rambut biru tua itu meletakkan tangannya di pinggang, dia berdecak.

“Ck ck ck, alay banget papan ini,” orang itu bergumam, “seumur hidup di sini nggak pernah lihat hal se-alay ini.” lanjutnya.

Orang di sebelahnya, menoleh tak terima, dia menyentak orang itu.

“EY! APA MAKSUDNYA ALAY?? INI TUH KEREN ABIS SEDUNIA!!” dia berteriak.

Dia, [name], menoleh malas. Memilih tidak menggubris. Bomat ah, ngurus amat.

“Oh gitu, ya,” ucap nem sembari melangkah dari tempat itu. Dengan ketjehh 🚶🏻🚶🏻

“WOOOIIII!! RAWRJANRNAMJ!!!”

Baru mulai udah krinj aja

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

Cafe Pothos.

[Name] lagi santainya minum teh di sana, sambil ngobrol sama Kotoha. Mereka ngegosip, maklum, cewek. Satu nya cowok deh, cowok jadi-jadian.

“Nah, terus kemarin tuh— [name]-chan dengerin!”

“Jangan panggil pake '-chan' gitu!” [name] menyela, “sekarang aku laki-laki, panggil [name]-kun, gitu,” katanya.

Kotoha menatap dengan tatapan sulit di artikan, dia sadar, [name] di depannya bukan lagi yang dia kenal. Dia sekarang sudah menjadi 'laki-laki' yang bersekolah di SMA Fuurin. Sekarang dia sadar, bahwa [name] adalah,

Adalah orang freak.

“Yayaya, serah.” malas berdebat, Kotoha milih untuk iyain aja.

“Nah, lanjut ceritanya—”

Kringg.

Pintu cafe terbuka, otomatis kedua nya reflek menengok. Melihat seorang laki-laki berseragam Fuurin— yang tidak pernah [name] lihat sosoknya selama di kota ini. Dia bertatap dengan Kotoha.

“Pst, itu yang tadi kamu omongin?”

“Aah, iya..”

Kotoha menatap laki-laki yang berdiri didepan pintu, “apa kabar Sakura? Luka mu udah baik—?”

“Turun cepetan woi! Bisa-bisanya memperbabukanku!” Sakura meninggikan suara.

Keduanya bingung, “lhaa, nenek Satou!”

“Pagi, Kotoha-chan! [Name]-kun!”

Sakura kembali meneriakan hal yang sama, nenek Satou ga terima. “Setinggi ini gimana mau turun!”

“Bodo amat!”

Lalu nenek Satou turun dari gendongan Sakura dengan melompat. Dengan mudahnya. Wow, Sakura syok. Berarti dia cuma dimanfaatkan?

“NENEK TUA BANGKA SIALANNN!!!”

“Aaah, punggungku sakit sekali~” keluh Nenek Satou. [Name] tertawa.

𝐇𝐄𝐑𝐎𝐈𝐍, wind breaker.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang