Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-
-
-
Jay masuk kedalam ruangan kepala sekolah, dia menatap seorang pria yang sedang menatapnya dari tempat duduknya.
"sudah waktunya bayar uang sekolah."
"beri saya waktu, besok atau lusa saya janji saya akan membayarnya" ucap Jay
"tidak, bayar hari ini."
Jay menatapnya, pria itu menopang dagunya lalu tersenyum, ia menatap Jay yang tidak mengeluarkan ekspresi apapun di wajahnya, dia tahu bahwa Jay tidak mungkin bisa membayar uang sekolah bulan ini, oh ayolah setiap bulan juga dia tidak bisa membayarnya.
"kau tidak punya uang?"
Jay tidak membalas ucapan darinya.
"jika kau tidak punya uang maka gunakan tubuh mu untuk membayar."
Jay mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"setiap bulan juga kau selalu menggunakan tubuh mu untuk menggantikan uang."
Jay memejamkan netranya lalu mengepalkan tangannya.
"kemari kucing manis."
Jay membuka netranya lalu menghela nafasnya, ia menutup pintu ruangan dan menguncinya dari dalam, Jay mendekatinya dengan membuka rompi beserta satu persatu kancing seragamnya.
"good boy."
satu jam berlalu~
Jay keluar dari ruangan kepala sekolah dengan menyeka bibirnya, ia menutup pintu dan saat keluar ia langsung berhadapan dengan Jungwon, Jungwon menatapnya.
"kau membuat ku kaget, apa yang kau lakukan?" pelan Jay
"mau membayar uang sekolah, kenapa kau terlihat panik? apa yang kau lakukan di dalam?" tanya Jungwon
"aku baru saja membayar uang sekolah" balas Jay
"kau membayar menggunakan uang atau tubuh mu?" tajam Jungwon
Jay diam tak bergeming.
"kau bau sperma" singkat Jungwon
Jay menatap Jungwon.
"aku kaget saat ternyata kepala sekolah yang terlihat berwibawa itu juga melecehkan mu tapi aku mencoba biasa saja" dingin Jungwon
Jay memundurkan tubuhnya saat Jungwon mendekatinya.
"sekarang aku tahu bahwa sekolah ini memang tidak benar, sekolah ini menampung orang orang sakit jiwa di dalamnya" timpal Jungwon
tatapan Jay menjadi sendu.
"Jungwon" pelan Jay
Jungwon memukul pintu ruangan kepala sekolah yang menjadi sandaran Jay, Jay terkejut sedangkan Jungwon hanya menatapnya dengan datar.
