01. Cinta atau terpaksa?

41.5K 1.9K 12
                                    

Something About You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Something About You

By Diahlstr

Suara deburan ombak bersamaan dengan suara kicauan burung menyatu ketika Anyelir dan Biru menginjakan kaki di pasir pantai yang lembut, senyum Anyelir mengembang dia memyerahkan kamera kepada Biru meminta sang kekasih untuk memotret serta merekam nya, dia berlari dengan senyuman lebar tanpa beban lalu melambai-lambai ke arah kamera. Rambutnya berkibaran akibat hembusan angin yang lembut, membuat kecantikan Anyelir semakin terpancar. Ini adalah suatu momen paling indah menurut Anyelir, dia menatap Biru yang sekarang tengah memotret air laut yang berkilau akibat pantulan sinar matahari. Tubuhnya yang atletis dan kokoh serta mempunyai bahu yang lebar membuat Biru semakin tampan, apalagi ketika menatap matanya Anyelir selalu terhipnotis seakan-akan ada magnet yang menariknya sampai Anyelir tidak sanggup untuk berjauhan dengan lelaki itu.

Entah apa yang sekarang Anyelir pikirkan, namun tidak lama kemudian dia berlari ke arah Biru lalu memeluk erat lelaki itu dari belakang, dia begitu mencintai lelaki ini bahkan dia rela melakukan apapun agar Biru tetap berada di dekatnya, meski terkadang lelaki itu selalu menunjukan rasa kesal, risih serta marahnya. Anyelir mengabaikan semua itu, dia yakin jika Biru pun mempunyai rasa yang sama terhadapnya, hanya saja Biru bukan lelaki yang menunjukan rasa cintanya lewat kata.

Rasa nyaman selalu menjalar ke dalam diri Anyelir, dia merasa terlindungi ketika berada di dekat Biru terkadang dia masih tidak percaya bahwa dia bisa memiliki Biru meski dengan cara yang cukup licik, mereka dekat karena Anyelir meminta Ayahnya agar dia bisa di dekatkan dengan Biru. Tentu saja itu hal mudah, sebab keluarga Anyelir sangat dekat dengan keluarga Biru.

"Lepas dulu, Anye." Kata Biru dengan suara berat khasnya yang lumayan terdengar dingin dia berbalik badan sambil melepas tangan Anyelir yang melingkar di perutnya, Anyelir masih menunjuka senyumnya, dia mengecup bibir Biru cepat membuat lelaki itu mematung sekejap namun kembali memasang wajah datarnya.

"Kenapa?" tanya Anyelir tubuhnya yang pendek bahkan hanya sebatas dada Biru, membuatnya harus mendongak agak tinggi agar bisa menatap Biru, tangannya ia pergunakan untuk mengusap rahang tegas milik Biru, betapa indahnya mahakaryaTuhan satu ini sampai Anyelir tidak bisa berhenti untuk terus mengaguminya.

Biru menghembuskan napasnya kasar lalu melepas tangan Anyelir dari wajahnya, Anyelir sudah biasa mendapatkan penolakan itu jadi dia selalu menutupinya dengan senyuman cerianya padahal hatinya sudah terasa linu.

"Sudah 'kan kamu cuman mau ngambil poto sama video aja? Kita pulang sekarang," ajak Biru dia menggantungkan kamera milik Anyelir ke lehernya, lalu berjalan mendahului Anyelir tanpa mau mendengar balasam Anyelir.

"Kok cepet banget sih! Aku masih mau di sini!" Anyelir merenggut kesal, dia menarik tangan Biru hingga langkah lelaki itu terhenti, terlihat jika Biru tengah menahan emosinya.

"Jangan mulai!" geram Biru dia menghempaskan tangan Anyelir kasar, dan melanjutkan langkahnya kembali. Anyelir mengerucutkan bibirnya kesal kemudian dia berlari menyusul Biru. Selalu saja begitu, namun Anyelir bersyukur meskipun Biru terlihat tidak mau tapi lelaki itu tetap memaksakan apapun untuk nya.

"Aku punya kesibukan di Kantor, ini bukan waktu libur tolong ngerti," ucap Biru ketika mereka sudah memasuki mobil, Anyelir hanya mengangguk sebagai balasannya ini salahnya juga mengajak Biru ke pantai bukan di hari libur, sebab Anyelir tidak ingin ke pantai saat hari libur akan ada banyak orang yang berkunjung.

"Nanti malem datengkan? Aku mau masak buat kamu."

"Gak tau, gimana nanti." Anyelir kembali mengerucutkan bibirnya sebal, dia sudah sering sekali ditolak oleh Biru namun Anyelir tetap berusaha agar Biru mau memperhatikannya meskipun caranya tidak mudah.

"Kenapa kamu selalu menolak?" Biru terlihat kesal kembali, mobilnya berhenti saat lampu merah menyala, kini Biru menatapnya dengan tajam. "Hidup aku gak cuman berfokus sama kamu Anye! Kamu masih punya keluarga kalau mau apa-apa minta temenin sama mereka, jangan ke aku terus, aku juga punya kesibukan!"

Anyelir diam, bentakan Biru membuat hatinya kembali terluka sampai Anyelir tidak berani melihat Biru dia menyampingkan tubuhnya ke jendela kini yang ia fokuskan untuk melihat hanyalah jalanan yang terlihat ramai.

***

"Menurut kamu poto yang mana yang bagus buat di posting di instagram?" tanya Anyelir pada Keya sahabatnya, dia munjukan beberapa poto yang sudah dipindahkan ke ponselnya, Keya terlihat berpikir dia pun ikut menggeser beberapa poto agar bisa memilih yang mana yang bagus.

"Bagus semua Nye, Biru emang jago banget ngambil gambarnya," puji Keya membuat Anyelir tersenyum sambil mengangguk dia menyetujui apa yang dikatakan Keya.

"Keya menurut kamu aku harus gimana? Biru dari dulu gak pernah berubah dia tetep cuek sama aku, aku kira dia bakalan berubah tapi ternyata enggak ini udah mau 6 tahun lamanya kita pacaran, masa aku harus nunggu terus?"

Keya menghela napasnya pelan, dia mentap Anyelir dengan serius, namun tidak lama pandangannya kembali tertuju pada cokelat hangat yang ada di hadapannya.

"Gue udah beri saran beberapa kali, tapi lo gak pernah dengerin gue 'kan? Jadi sekarang gue gak mau ngasih saran lagi. Gue cuman mau bilang, jaga diri lo lindungi diri lo, jaga perasaan lo biar gak terluka lagi, jangan pernah ngerusak mental lo Nye. Jangan mau lagi disakitin sama orang yang gak punya hati, gabakalan ada yang lindungin lo kalo soal hati, hanya diri lo sendiri yang bisa nyembuhinnya," ucap Keya lalu dia meneguk cokelat panas nya.

Anyelir terdiam dia menatap langit malam yang gelap, mereka berdua kini berda di balkon kamar Anyelir. Ini adalah tempat terfavorit Anyelir dan Keya jika Keya main ke rumahnya. Dia bingung meskipun seringkali dilukai Anyelir tetap mencintai Biru, dia tidak bisa lepas begitu saja dari lelaki itu.

"Gue gak bermaksud apa-apa Nye, kalo lo sanggup bertahan sama Biru ya gapapa, yang terpenting Biru gak ngelibatin orang ketiga yang makin bikin lo bener-bener hancur."

"Kamu jangan nakit-nakutin aku Keya," lirih Anyelir pikirannya langsung berkelana kemana-mana.

Keya kembali menghembuskan napasnya kasar, dia mengusap bahu Anyelir yang terbalut hodie milik Biru, dia tidak bermaksud menakut-nakuti Anyelir hanya saja dia kasihan pada Anyelir yang selalu kebingungan dengan hubungannya dan Biru. Jika Biru tidak mencintai Anyelir pasti Biru sudah menolak cinta Anyelir mentah-mentah sejak SMA, tapi mengapa Biru mau menerima Anyelir bahkan hubungan mereka sudah selama ini, akan tetapi dibalik hubungan itu Biru selalu menunjukan kekesalan serta kemarahannya ditambah lagi Biru terlalu cuek, namun disisi lain meskipun Biru sering menunjukan hal buruk itu, Biru tetap mau memenuhi keinginan Anyelir. Itulah yang selama ini membuat Anyelir bingung, bahkan Keya pun ikut kebingungan dengan percintaan temannya ini.

"Enggak ko, udah jangan dipikirin katanya mau posting poto," balas Keya mencairkan suasana, Anyelir pun mengangguk dia mulai memposting potonya yang diambil candid oleh Biru, Anyelir memposting lima poto dan yang terakhir adalah poto Biru yang membelakangi kamera sambil memadangi air laut.

"Biru ganteng banget, padahal poto ini gak nunjukin wajahnya," gumam Anyelir sembari mengusap layar ponselnya yang masih menampilkan poto Biru.

Keya mengangguk setuju, memang ketampanan Biru tidak bisa diragukan, meskipun Keya kesal terhadap Biru karena telah membuat sahabatnya patah hati terus, tapi Keya tidak bisa menyangkal, Biru memang terlihat sempurna.

"Keya tapi aku sedih, Biru gak pernah posting poto aku satupun sedangkan aku sering banget"

"Gausah sedih deh Nye, udah jangan mikirin begituan dulu sekarang kita main game aja yu daripada ngegalau gitu 'kan males ke gue nya," terang Keya cemberut.

Anyelir tersenyum dia mengusap rambut Keya. "Maaf ya Keya, kamu jadi bete gini gegara aku ngeluh terus."

"Iya dimaafin kok, tapi kita main game ya di ponsel gue."

"Biru gak bakalan kesini 'kan?" Anyelir langsung teringat, jika tadi siang saat perjalanan pulang ia meminta Biru datang ke rumah untuk memakan masakannya, namun sampai sekarang pun Biru belum juga mengirim pesan, mungkin Biru tidak akan datang.
***

Something About You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang