25

112 10 2
                                    

HAPPY READING 💗

Kalau ada kesalahan kata atau kalimat yang menyinggung boleh di koreksi atau di beri kritik.

Sekali lagi selamat membaca 💗

❣️

Tressa merasa punggungnya menegang entah karena apa, bahkan kedua kaki dokter cantik itu tak hentinya bergerak tanpa sadar. Dan Rahadyan yang peka akan hal itu langsung mengangkat jemarinya, mengusap lembut punggung tangan sang kekasih.

Ia menoleh, dan dapat ia lihat tatapan lembut dari netra coklat terang yang memang selalu pria itu tunjukkan kepadanya.

Helaan nafas panjang terdengar dengan pelan dari Tressa, dia kini menatap lurus ke depan, dimana adik dari pria yang kini berstatus kekasihnya itu tengah menatap genggaman tangan keduanya secara terang-terangan. Dan itu membuat Tressa merasa gugup kembali.

Tidak biasanya ia seperti ini, saat pertama kali bertemu dengan Gabella ; saudara dekat Noah, dan kakak perempuan pria itu, dia tidak sampai gugup ini.

"Jadi kenapa?" Rahadyan mulai membuka suara, setelah beberapa menit saling berdiam diri satu sama lain.

Raline yang duduk di hadapan keduanya kini beralih menatap sang kakak yang juga tengah menatapnya. Mereka bertiga kini berada di kantin rumah sakit, duduk di kursi bagian ujung dengan posisi saling berhadapan. Agenda kencan pertama keduanya terpaksa tertunda sebab pertemuan tak sengaja dengan Raline juga suami wanita cantik itu.

"Aku gak tau kalo kalian pacaran," Raline bergumam kecil, karna biasanya Heru akan melaporkan segala hal mengenai kakaknya, entah itu kepada dirinya ataupun sang mama. Di tambah lagi, beberapa minggu lalu perempuan cantik di depannya tersebut telah mengkonfirmasi bahwa keduanya hanya sebatas dokter dan pasien, tidak lebih. Jadi, apa yang telah di lewatkan oleh Heru kepadanya selama ini?

"Seperti yang kamu lihat," Tressa dapat merasakan genggaman tangan Rahadyan yang mengerat pada punggung tangan juga jemarinya.

"Mama tau?"

"Selama kamu gak ngasih tau mama, dia gak akan tau," Raline tersenyum sinis mendengar itu.

"Terus kalian mau apa setelah ini? Menikah?"

"Pikiran kamu terlalu jauh Raline," Sela Rahadyan.

"Jauh apanya? Gimana dengan Erika? Mau kamu kemanain dia?"

"Aku udah gak ada hubungan dengan Erika, Aku udah bicara sama perempuan itu dan dia setuju untuk batalin semuanya."

"Dan kamu pikir dia gak akan ngadu?"

"Aku udah urus semuanya, dan kalau kamu mau lihat mas bahagia, kamu tinggal jaga mulut kamu di depan mama!"

"Cepat atau lambat mama bakalan tau, entah itu dari aku, Erika atau bukan, dia mungkin bakal cari perempuan lain untuk mas. Kamu tau sendiri mama kayak gimana."

"Aku emang mau bilang ke mama. Cepat atau lambat, tapi gak sekarang. Jadi mas mohon sama kamu untuk gak ikut campur urusan mas lagi kali ini. Biarin mas sendiri yang bilang ke mama."

"Aku gak-"

"Bu Raline," Tressa yang sedari tadi diam kini memberanikan diri untuk mengambil perhatian sosok di hadapannya tersebut, dan benar saja, Raline langsung menoleh dan melupakan kalimat yang akan ia keluarkan tadi.

"Saya mau ketemu dengan mama kalian berdua, sungguh. Tapi-" Tressa menggantungkan perkataannya sejenak, "kalau boleh di beri waktu sebentar saja, akan sangat saya hargai," Ujarnya, Raline pun tak membuka suara lagi.

Sound Of HeartbeatWhere stories live. Discover now