Sepuluh 🎧

32 10 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎧

"Yaelah malah bengong lo." Cowok itu mencibir saat temannya itu masih diam di bawah sana.

Rion sebenarnya sudah mendengar ucapan Angkasa tadi, tapi ia sedang berpikir tutorial seperti apa yang dimaksud cowok itu. Bisa saja, kan, apa yang ada di pikirannya sekarang tidak sesuai dengan maksud sosok itu?

"Woi! Rion! Buru ah," panggil Angkasa lagi.

"Iya. Iya." Tanpa meninggalkan tempatnya, Rion segera meraih ponselnya dan mencari sesuatu di laman akun Youtubenya. Barulah ia mengirim sesuatu tersebut ketika apa yang ia inginkan dirasa sesuai dengan permintaan temannya tadi. "Tuh! Udah gue kirimin."

Melihat gerak-gerik sahabatnya yang membuka handphone, Angkasa sontak merogoh iPhone silver miliknya dan melihat sesuatu yang dikirim Rion barusan. "Tata cara berwudhu sesuai dengan Sunnah," ejanya membaca judul besar dari link yang dikirimkan tadi.

"Itu udah yang paling pas menurut gue."

Bukannya merasa terbantu, Angkasa jutsru berdecak kesal. "Males gue buka YouTube. Pake cara lo aja," sahutnya kemudian.

"Tinggal nge-klik doang apa susahnya, sih, Angkasa?" balas Rion.

"Tinggal ngomong doang apa sulitnya, sih, Orion?" Angkasa mengikuti nada bicara sahabatnya. Tidak lupa dengan ekspresi wajah kesalnya juga.

"Sabar, Yon, Sabar. Orang sabar banyak ceweknya," gumam Rion mengelus dada. Sebelum kesabarannya semakin diembat habis, ia segera naik ke tangga dan menghampiri teman yang paling menyebalkan itu. "Ikut gue."

Angkasa menaikkan alisnya sebelah. Mungkin ia cukup heran dengan respon yang diberikan oleh Rion padanya. "Mau ngapain lo?" tanyanya dengan kaki yang segera ditarik untuk mengikuti langkah sahabatnya.

"Gue mau praktikin biar cepat." Rion tetap saja berjalan ke arah kamar mandi di kamarnya. "Nih. Lihat, ya."

Angkasa yang sudah berdiri tepat di samping Rion langsung memusatkan perhatiannya pada apa yang akan dilakukan cowok seusianya itu. Dengan punggung yang bersandar di tembok, juga kedua tangan bersilang dada, Angkasa benar-benar memperhatikan semua gerakan yang dilakukan Rion.

"Pertama, baca niat dulu. Lo apal nggak niatnya?" tanya Rion.

Angkasa mengangguk enteng. "Apal, apal."

"Gimana coba?"

"Nawaitul gusla liraf'il hadasil akbari anjami'il badani fardu lillahi ta'ala. Bener, kan? Itu, mah, gampang," ucap Angkasa sangat percaya diri. Sayangnya, tingkat kepercayaan dirinya itu langsung berkurang setelah mendengar tawa dari temannya. "Kenapa lo?"

"Yakin lo kalau itu niat wudhu?" tanya Rion dengan tangan yang memegangi perut.

"Yakin lah. Emang salah?"

Angkasa-Nasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang