Bab 28. The arrival of a

17 3 0
                                        

"Tidak akan ada kekecewaan yang mendalam di mana tidak ada cinta yang mendalam."

~~ Aden Zibrano ~~

***

Di malam yang sangat sunyi ada seseorang pria, yang tengah duduk sembari menatap sebuah foto. Terdapat gambar remaja, yang sedang tersenyum di foto itu. Pria itu mulai memutar-mutar pisaunya yang berada di tangannya, wajah nya yang sangatlah familiar. Terdapat ukiran senyuman yang mengerikan di wajah nya, satu tangannya memegang sebuah topeng.

"SEKARANG LO YANG JADI TARGET SELANJUTNYA" Seru nya dan mulai pergi dari tempat itu.

***

Aden tengah duduk di kolam renang sambil mengoyakkan kakinya, di dalam air. Ia terus melamun tanpa dia sadari ada seseorang yang memerhatikan dirinya dari belakang, sambil tersenyum pria itupun segera mendekati Aden dan memeluk tubuhnya dari belakang.

"Aden kenapa! Gak tidur?" tanya seseorang yang tak lain adalah pak Apollo.

Aden yang kaget di karenakan di peluk oleh pak Apollo, Ia segera membuka tangan pak Apollo agar lepas dari perutnya.

"Bapak ngapain?"

"Nungguin kamu."

"Udah deh pak lepasin napa sih."

"Gak, gak mau."

"APA-APAAN KALIAN BERDUA!!!" Suara yang sangat di kenal Aden bersama pak Apollo, suara yang sangat sudah lama di nanti-nantikan oleh Aden.

Teriak Ayah Aden sambil menarik pak Apollo agar lepas dari Aden.

"JADI BEGINI DI SAAT SAYA PERGI BEKERJA DI LUAR NEGRI KALIAN ASIK-ASIK BERDUAAN!!!"

"Pah bukan kek gitu dengerin dulu Aden."

"KAMU ADEN PAPA SANGAT KECEWA SAMA KAMU!"

"Mas..."

"Diam kamu Apollo."

"SEKARANG KAMU PERGI DARI RUMAH INI JANGAN PERNAH DATANG LAGI DI RUMAH SAYA."

"pah dengerin dulu penjelasan Aden pah jangan kek gitu."

"I-Iya Mas Aden gak salah yang salah itu aku mas."

"KAMU GAK USAH BELAIAN DIA SEKARANG PERGI....."

"Ok kalo itu kemauan Papa Aden pergi dari sini." ucap Aden Ia pun mulai menaiki tangga pergi ke kamar dan mulai, membereskan baju-bajunya yang ada di lemari mengisinya di koper yang berwarna hitam. Dia segera menarik keluar saat ingin keluar dari rumah Ia berhenti sejenak saat ayahnya berbicara.

"JANGAN PERNAH KAMU MEMAKAI MOTOR."

"Aden gak bakal pake semua fasilitas Papa, Aden pamit" ucap nya dan pergi dari situ sambil menarik koper sepanjang jalan.

Aden mulai berjalan sambil melihat-lihat, hutan yang semakin lebat. Angin mulai menerpa Tubuhnya, langit-langit mulai kehitaman. Awan-awan mulai berkumpul membentuk, gumpalan yang semakin membesar.

dingin banget kalo aja pak Apollo gak ngedeketin gue mungkin gak kek gini, terus sekarang udah malam gue lupa bawah hp huft gini banget nasib gue... Batin Aden sambil menarik terus menerus koper nya.

"Gue dah capek." ucap Aden dan mulai berhenti di jalan sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

"Kayaknya mau hujan deh gue harus cari tempat buat berteduh." ucap Aden lagi

Tanpa di sadari ada seseorang yang dari tadi di belakang Aden sambil membawa balok, Aden yang tidak sadar kalo ada orang yang di belakangnya Ia hanya menengok ke kanan dan ke kiri.

Bhuk...

Balok itupun mengenai kepalanya, Aden terkapar di aspal Sambil memegang kepalanya yang mengeluarkan darah.

"Akhhh sapa! Lo?"

"Lo gak perlu tau gue Siapa bukan urusan Lo yang terpenting di sini Lo harus MATI."

"Jangan gue gak mau mati."

"Percuma emang ada yang perduli sama Lo."

"LO SIAPA ANJING!!!"

"HAHAHAHAHAHA" gelak tawa psikopat itu sambil menatap wajah Aden, bersamaan dengan kepalanya yang perlahan mengeluarkan banyak darah.

Psikopat itu segera mengambil sebelah kaki Aden, Ia segera menarik Terus menerus ke arah hutan. "Lo gak perlu tau."

"Lepas bajingan."

Psikopat itu tidak menghiraukan perkataan Aden melainkan, menarik terus menerus kaki Aden agar masuk ke hutan yang mulai lebat.

"Lepas woyyyy."

"Lepas anjing, Lepas asu, bacot, kontol mama selamatin Aden huaaaaaa." teriak Aden

"BERISIK." ujar psikopat itu, Aden terus menatap topeng psikopat itu.

Kek pernah gue kenal deh nih orang Apa! Jangan-jangan Dia!!! Batin Aden.

Aden menendang sebuah aset yang sangat berharga.

"KURANG NGAJAR." psikopat itupun mulai menghantamkan wajah Aden di batu beberapa kali, setelah itu Ia mulai memukul tubuh Aden dengan balok.

Aden mulai kehilangan kesadaran nya, matanya mulai sayup-sayup perlahan. Darah terus mengalir di mulut nya, tubuhnya sudah di penuhi dengan bercak berwarna biru akibat pukulan bertubi-tubi, yang di berikan oleh psikopat itu dengan sadis nya.

Lo gak bakal tau gue siapa! Hm nih anak gue bawah aja ke rumah tua buat di siksa perlahan di sana. Batin psikopat itu Ia segera menarik perlahan kaki Aden.
...

LANGIT  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang