21

499 84 1
                                    

Kedua mata bulat itu mengerjab dengan pelan, mulai mendudukan dirinya sebelum terdiam saat melihat kearah samping di mana tadi malam ada dokter Farhan di sana tapi sekarang di sana kosong, tak ada penghuninya sama sekali, tak mungkin pria itu pergi ke rumah sakit lagi bukan? Dia sedang sakit, mana mungkin akan ke rumah sakit lagi, itu sama saja mencari mati di sana! Sakit seharusnya istirahat bukan malah sibuk kerja.

"Sejak kapan kamu bangun?" tanya dokter Farhan dengan menatap pemuda yang tengah linglung itu sekarang, memang rata-rata kebanyakan orang saat baru bangun pasti terdiam lebih dulu, tapi tidak dengan dirinya. Ia selalu langsung bangun tanpa harus melamun lebih dulu.

Tadi ia ingat saat bangun dari tidur, pemuda itu masih tertidur sangat nyenyak sehingga membuatnya langsung pergi keluar untuk olahraga sebentar, tubuhnya sudah lebih baik sekarang tapi untuk berjaga-jaga maka hari ini ia akan berdiam diri di rumah mungkin besok baru ke rumah sakit lagi.

"Eh! Barusan," ujar Nio dengan tubuh tersentak saat mendengar suara tiba-tiba dari samping kanannya, pria itu selalu saja mengejutkan dirinya! Untung saja ia tak memiliki riwayat penyakit jantung, jika punya pasti sudah mati dari kemarin.

Tatapan itu mengarah pada dokter Farhan yang tengah menatap kearahnya juga, tubuh pria itu terlihat sangat berkeringat membuat ia menelan ludah susah payah di buatnya, apa lagi melihat otot pria itu semakin terlihat sekarang, ia menunduk agar pikiran kotor tak datang padanya, demi apapun ia bukan pemuda polos yang tak tahu apa-apa tentang ini semua, bahkan dengan melihat dokter Farhan saja pikirannya sudah kotor. Atau memang dirinya saja yang mesum?

"Saya mandi duluan setelah itu baru kamu mandi juga," ujar dokter Farhan dengan berjalan kearah tempat handuk berada, terlalu lama menatap pemuda itu tak baik untuk jantungnya yang entah kenapa mudah sekali berdetak sangat kencang hanya karena dekat dengan pemuda itu saja.

Mungkin nanti ia akan melakukan pemeriksaan pada jantungnya atau bahkan menemui Melviano untuk bertanya, karena demi apapun ini pertama kalinya dan itu cukup membuatnya pusing tujuh keliling, secara tiba-tiba semuanya berubah saat bertemu dengan Nio, tapi entah kenapa ia bukannya merasa risi, ia malah menikmati ini semua, aneh memang.

"Mandi pagi? Bjir! Gue kalo di apart milik Herman dulu, paling kalo libur nggak mandi seharian soalnya mager anjir. Cuman sekarang karena numpang mau nggak mau harus nurutin yang punya rumah, toh hanya mandi kan? Lagi pula pemilik rumahnya dokter, mana mungkin mau liat orang jorok dikit," ujar Nio dengan menatap dokter Farhan yang sudah menghilang di balik pintu kamar mandi, ia mulai terbiasa akan ini semua padahal baru beberapa hari tinggal di sini.

*****

Nio terdiam menatap dokter Farhan yang tengah sibuk dengan urusannya sendiri, sedang sakit tapi masih saja sibuk bekerja membuat ia heran melihat itu semua, mungkin kalau sudah sekarat baru pria itu akan benar-benar diam tanpa melakukan hal apapun. Berbeda dengan dirinya yang sudah sangat sehat tapi tak tahu harus melakukan apa, sejak tadi ia hanya diam melihat apa yang dokter Farhan lakukan di sana, memang beban.

"Lo kalo sakit emang biasa masih kerja kayak gini? Nggak takut drop lagi?" tanya Nio, ia tak tahan hanya diam saja sejak tadi, baginya itu bertambah membosankan.

"Beban yang saya ambil sangat besar, mana mungkin saya bisa diam saja di rumah walaupun sedang sakit. Kewajiban seorang dokter sangat besar oleh karena itu saya tak ingin lalai sedikit saja, beban yang ada di bahu saya sangat besar, untuk tidur dengan tenang pun rasanya sulit," ujar dokter Farhan tanpa menatap lawan bicaranya sekarang ini, baginya sakit atau tidak itu sama saja, tak ada hari libur untuknya.

"Lo pasti tau sejak awal kalo beban jadi dokter itu berat, tapi kenapa lo masih mau jadi dokter?" ujar Nio, ia mulai berpikir jika memang pria itu merasa jika semuanya terlalu berat lalu kenapa dia ingin menjadi seorang dokter?

"Mungkin beban dan tanggung jawab yang harus di ambil sangat besar dari menjadi dokter, tapi entah kenapa dulu saya tak memikirkan itu semua. Di dalam hati saya hanya ada tujuan, jika saya ingin menjadi seorang dokter agar bisa membantu orang lain bahkan menyelamatkan nyawa seseorang, hanya itu sehingga sekarang saat itu semua menjadi nyata, saya hanya bisa menikmati ini semua sebaik mungkin dan sebahagia mungkin karena ini lah keinginan saya sejak dulu. Jika terus memikirkan berapa berat beban menjadi dokter atau polisi maka kita tak akan pernah bisa mencapai cita-cita itu, karena tak ingin menanggung itu semua," ujar dokter Farhan, ia bicara sangat tenang bahkan tanpa melihat kearah Nio sama sekali, tujuannya hanya satu, ingin pemuda itu mengerti jika semuanya tak ada yang mudah di dunia ini.

"Cita-cita gue punya uang banyak," ujar Nio dengan mudahnya bahkan sampai tertawa kecil sekarang, ia mengerti semua pesan yang barusan dokter Farhan katakan, mudah di mengerti dengan sangat mudahnya.

"Punya banyak uang pun harus usaha, mana bisa cuman rebahan saja bisa dapat uang. Cita-cita kamu bagus, tapi harus ada usaha di dalamnya," ujar dokter Farhan tanpa menatap lawan bicaranya.

"Nge-open Bo cuman rebahan doang, terus dapet uang tuh," ujar Nio dengan tawa yang bertambah keras, di saat pria itu membicarakan hal yang sangat serius ia malah mengatakan ini semua, memang sangat luar biasa antara pemikiran orang dewasa dan orang muda labil sepertinya.

"Open Bo pun harus usaha, mana bisa kamu hanya diam terus orang yang bayar di suruh gerak? Yang ada nanti kamu di banting dan di mutilasi, ingat, di dunia ini tak ada yang mudah," ujar dokter Farhan dengan senyuman tipisnya, biasanya Melviano akan marah saat ia mengatakan hal random atau sedikit vulgar, tapi sekarang ada pemuda yang sefrekuansi dengannya jadi tak ada salahnya mengikuti permainan dari Nio bukan? Jarang-jarang bisa bertemu seseorang yang bisa masuk dengan hal random di dalam diri kita bukan?

"Anjir serem banget ucapan lo! Gue sebenernya pengen jadi dokter cuman takut sama jarum suntik sama sering bolos sekolah, apa bisa?" tanya Nio mulai serius dengan pertanyaannya sendiri.

"Bisa, kalau memang niat pasti bisa. Dulu saya termasuk dalam jajaran murid nakal, tapi lihat saya sekarang? Itu semua karena niat di dalam hati yang cukup kuat," ujar dokter Farhan apa adanya, tak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika ada niat dan usaha pasti semuanya bisa kita dapatkan.

Bersambung....

Votmen_

Om Dokterku! {BXB}Where stories live. Discover now