•SHORT SERIES• Season 2[M]✔️

De Retour -4- (+) End

Sesuai ketentuan diawal yaa, klo 25 vote aku bakalan balik lagi. Karna vote ke 25 tadi pagi gak mungkin kan aku update pagi juga dengan scene yang beginian🌚😂. Jadi yuukk merapat di tempat tidur sambil rebahan. Posisi wenak pastinya. Wkwkwkwkwkwkw, ok check it out...
.
.
.

Tidak ada yang salah dari perempuan 27 tahun yang menginginkan seks. Yoona telah mendapatkan pelajaran seks yang banyak dan betapa itu berpengaruh terhadap sebuah hubungan, seperti kebutuhan primer yang bisa menguasai segalanya. Tapi Yoona mendapat masalah ketika dia berada di balik pintu apartemen Chanyeol dan seks yang diinginkannya berasal dari ereksi laki-laki ini.
Sebenarnya ini bukan masalah jika tidak terjadi peristiwa besar sebelumnya. Yoona juga paham dia tidak seharusnya semudah ini, tapi Chanyeol datang menyambutnya dan Yoona hanya bisa berterima kasih.

Di pertengkaran terhebat mereka, Yoona pernah bersumpah bahwa dia tidak ingin lagi ‘miliknya’ menyentuh ‘milik' pria ini, tapi pengkhianatan yang dilakukan tubuh perempuan adalah pengkhianatan tingkat paling tinggi. Tubuhnya menginginkan Chanyeol, meskipun itu membuat Yoona menjilat ludahnya sendiri. Dia tidak peduli selama Chanyeol ada dimulutnya.

Kedua tangannya di kumpulkan jadi satu, lalu di bawa ke atas kepala dan diikat oleh sebelah tangan Chanyeol. Lidah laki-laki panas itu menguasai seluruh rongga mulutnya, membasuh dinding ke dinding, nyaris mencapai tenggorokannya, sentuhan yang bijaksana dan agresif, apa yang diinginkan perempuan-perempuan kelaparan. Semua sensasi menjadi satu dan semuanya mengarah pada kenakalan seksual yang cerdik.

Kancing kemejanya diloloskan satu persatu, ditarik dari rok pensil abu-abunya yang sempit. Tangan Yoona turun jatuh ketika Chanyeol sibuk melucuti kemeja dari tubuhnya dengan begitu terampil, mencium lehernya, meraih pengait bra di punggungnya, dalam sekejap Yoona tampil setengah telanjang. Payudara Yoona menggantung, bulat berisi, merah muda yang cantik. Jakun Chanyeol bergerak kasar sebagai penanda bahwa hormon seksualnya sedang berperang. Payudara itu pernah masuk ke dalam mulutnya, merayap menyentuh langit-langit Chanyeol yang licin, begitu kenyal dan sempurna sehingga Chanyeol menginginkannya lagi sampai seluruh tubuhnya merinding.

"Tuhan! Aku membutuhkanmu, Yoona. Dan aku memang sekurang ajar itu." Katanya, mengambil penderitaannya melalui putting payudara Yoona di dalam mulutnya, menggesekkan giginya serta menggunakan ibu jarinya pada payudara Yoona yang lain.

Yoona begitu lemah ketika lengannya jatuh di pundak Chanyeol, mengiringnya ke tepi fantasi paling liar dari seluruh semesta, memukulnya dengan gairah bertubi-tubi sehingga dia tidak punya pilihan lain selain menikmatinya. Dan sejujurnya, Yoona tidak ingin memilih. Apapun yang ditawarkan Chanyeol adalah berkah bagi tubuhnya. Dia berbagi sebuah fakta lagi. Hubungan seks mereka selalu menghasilkan kepuasan yang begitu mewah. Apa alasan bagi Yoona untuk menolak? Dia wanita dewasa yang waras dan punya nafsu.

Chanyeol semakin turun, menggarisi tubuh Yoona menggunakan bibirnya, jatuh pada lutut, kehilangan akal sehatnya ketika rok pensil Yoona melorot tanpa beban di tangannya. Kecupannya dimulai dari perpotongan betis dan paha, perlahan-lahan naik menuju bagian paling dalam dan gelap. Chanyeol mendapatkan pemicu hormon seksualnya di depan matanya, dibungkus celana dalam hitam berenda Yoona yang teramat tipis. Aromanya bahkan sudah sampai ke hidung, menyusup halus melalui sel-selnya, meracuninya dengan sangat tajam dan berat.

Dia bermain di batas renda hitam di pinggul Yoona, sementara Yoona sibuk menggigiti bibirnya sendiri agar tidak meletus terlalu cepat, berpengangan pada bahu Chanyeol yang jauh di bawahnya, kemudian mengangguk kecil. Iya, Chanyeol boleh melepaskannya. Sopan santun tidak diperlukan dalam kondisi seks yang mereka nantikan sejak lama, setelah pertengkaran yang melelahkan dan ego yang tidak mau kalah, seks akan mengalahkannya dengan caranya sendiri, serangan mutlak dari hormon seksual yang mengamuk.