Chapter 47. The Crown Prince

14 1 0
                                    

Pesta Pernikahan pangeran Agares dan komandan Charlotte berjalan dengan lancar. Akhirnya, kedua mempelai telah resmi menjadi sepasang suami dan istri.

Malam harinya, dipenjara istana. Seorang sipir membawa nampan berisi makanan seadanya. Dia berjalan menuju sel yang terletak paling ujung, tempat Delphine Mavaer dikurung.
"Hei! Waktunya makan!" ucapnya seraya membuka pintu selnya.
Delphine yang tengah duduk diatas ranjang jeraminya lantas mendongak. Tatapannya tampak sayu, area bawah matanya menghitam karena tidak tidur selama berhari-hari, bibirnya pun pecah-pecah. Disekitarnya terdapat beberapa nampan makanan yang sudah basi tapi tidak tersentuh sama sekali. Sang sipir berdecak malas melihatnya.
"Istana masih memberi makan penjahat sepertimu, ketika diluar sana banyak orang yang kesulitan mencari makan. Kau harusnya berterima kasih bukannya membuang-buang makanan seperti ini! Dasar tidak tau diri!!" ucapnya lalu meletakkan nampan yang dibawanya dengan sedikit kasar setelah itu kembali mengunci pintu selnya kemudian pergi dari sana.

Delphine melirik sepotong roti diatas nampan yang terlihat menjamur. Dia mengepalkan tangannya dengan erat lalu menendang nampan tersebut karena kesal.

'Mana sudi aku memakannya!' Batinnya.

Suara langkah kaki dengan sepatu hak tinggi terdengar olehnya. Dephine mendongak lalu mendapati sepasang kaki jenjang dalam balutan celana hitam berdiri diluar selnya. Dia mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang datang menemuinya.

"Apa kau datang untuk membalaskan dendam adikmu? Sama seperti adikmu yang satunya, kalian berdua suka sekali mengusik orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau datang untuk membalaskan dendam adikmu? Sama seperti adikmu yang satunya, kalian berdua suka sekali mengusik orang lain. Aku yakin kau merasa puas sekarang," ucapnya.
"Entahlah. Aku belum mengambil langkah apapun terhadapmu. Kenapa aku harus merasa puas?" Delphine menatapnya heran.
"Dosa-dosamu terlalu banyak, Delphine. Penjara bagimu bukanlah sesuatu yang bisa kuanggap sebagai penebusan. Itu semua masih terlalu jauh, masih terlalu dini untuk merasa puas." Reona menunjukkan kalung yang sedari tadi disembunyikannya dibalik gaun.
"Apa kau mengenali benda ini?" tanyanya. Delphine sontak terbelalak. Kedua bola matanya membulat sempurna.
"Darimana kau mendapatkan benda itu? Itu bukanlah benda yang seharusnya bisa dipakai olehmu!!"
Reona tertawa kecil. "Gunakan otakmu, Delphine. Menurutmu, kenapa benda ini ada padaku? Apa beberapa hari dipenjara sudah membuatmu menjadi bodoh?"
"KAU!? MUNGKINKAH?"
"Berbahagialah! Tidak lama lagi kau mungkin akan bebas. Sekali lagi, aku akan membiarmu berada ditempat yang tinggi. Begitu tinggi hingga saat kau terjatuh tidak ada pilihan bagimu selain kematian." Reona menyeringai kecil setelah itu pergi dari sana.
"Kalian ibu dan anak tidak tau diri! Lihat saja! Aku akan membunuhmu sama seperti yang kulakukan pada ibumu!" Delphine langsung berteriak seperti orang kesetanan. Para sipir yang sudah muak dengannya hanya memutar bola matanya malas.
"Si gila itu mulai lagi," gumam salah satunya.

Ketika semua orang tengah asik berpesta. Marquess Palles berjalan dengan tergesa-gesa menuju kesisi lain istana kekaisaran. Sesekali dia menoleh kebelakang, memastikan tidak ada siapapun yang mengikutinya. Tidak jauh didepannya, seseorang sudah menunggu kedatangannya. Dia langsung membungkuk dengan sopan kepada sosok tersebut yang tidak lain adalah Reona.
"Duchess? Saya mohon maaf, masalahnya terlalu mendesak. Saya tidak punya pilihan selain membicarakannya saat ini juga," ucapnya. Reona hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Yang mulia kaisar telah memerintahkan saya untuk mencaritahu identitas anda. Saya tidak punya alasan untuk menolak. Apa yang harus saya lakukan?" Sang Marquess tampak gelisah.
Reona terdiam sejenak. "Lakukan saja! Tidak hanya kaisar, semua orang pasti penasaran dengan sosok lady Vertozch. Cepat atau lambat identitasku memang harus diungkap." Marquess Palles terlihat ragu tapi dia tidak punya pilihan selain menurutinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 7 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Where stories live. Discover now