Chapter 1. New Year's Party

870 51 0
                                    

Beberapa hari lagi menuju hari pergantian tahun. Kekaisaran telah mempersiapkan pesta yang besar untuk merayakannya, berbagai acara dan perlombaan akan digelar selama beberapa hari. Mereka akan mendatangkan para bangsawan dari berbagai wilayah, kesempatan 'emas' bagi para bangsawan muda yang ingin memulai debut mereka.

Semua orang begitu antusias menantikannya tetapi tidak dengan seseorang. Dia adalah Lady Reona Vonn Ashtarte, putri sulung Count Grunge Ashtarte yang juga merupakan keponakan dari pemimpin wilayah selatan. Gadis berambut pirang kecoklatan dengan manik mata hitam tersebut sedang berusaha mati-matian untuk memenangkan argumen dengan sang ayah yang bersikeras menginginkannya hadir dalam pesta perayaan.

"Aku tidak akan datang, aku juga tidak mau menikah!" teriaknya.

Count Ashtarte sontak memijit pelipis kepalanya. Dia sudah sangat pening, berhadapan dengan putrinya lebih melelahkan daripada melawan penjahat diperbatasan.

"Kenapa tidak ayah saja yang menikah? Countess Victoria sudah lama menjanda, aku akan meminta bibi Mariana untuk melamarnya!" ucap Reona.

"Kau- kau dasar anak bodoh! Jangan bicara lagi! Memangnya berapa usiamu sekarang? Sebayamu sudah berkeluarga dan memiliki anak bahkan adikmu sudah mendahuluimu tapi kau masih saja berbuat ulah. Apa kau tau gosip yang beredar diluaran sana? 'Putri bangsawan pembuat onar yang tidak tertarik dengan laki-laki.' Apa itu? Bagaimana jika tidak ada yang mau menikahimu? Aku sudah tua mana bisa aku menjagamu selamanya," ucap Count Ashtarte.

"Usiamu baru 55 tahun, aku sudah memeriksa bintang kelahiran ayah. Kau tidak akan mati dengan cepat jadi tenang saja. Ayah masih punya banyak waktu untuk menyayangiku," jawab Reona dengan enteng.

Count Ashtarte terhuyung kebelakang, "Ka— kau! Dasar putri bedugal!" Reona tampak santai. Dia mendudukan dirinya disofa kemudian mengangkat tangan memberi isyarat pada pelayan untuk membawakannya majalah hari ini. Count Ashtarte ikut duduk disebelahnya.

Tidak lama kemudian pemuda berwajah ceria menghampiri mereka.
Dia adalah Cael Trovier, anak laki-laki Duke Ruslan Trovier, keponakan Count Ashtarte sekaligus sepupu Reona.

"Selamat pagi paman! Halo kakak! Halo semuanya!" sapanya pada semua orang.
Cael mengantarkan kue yang baru dibuat oleh ibunya, Duchess Mariana Trovier. Count Ashtarte meminta pelayan mengambilnya lalu menyuguhkannya bersama teh dingin.

"Baguslah kau datang, cepat bujuk kakakmu ini supaya dia mau menghadiri perayaan. Aku harus kembali bekerja," ucap sang count sembari beranjak dari posisinya.

Cael langsung terkekeh. "Lagi-lagi kau membuat paman kesulitan," ucapnya.
Reona tidak peduli. Dia justru asik membaca sembari mengunyah kudapannya.
"Aku dengar hari ini ada lamaran baru lagi. Sepertinya itu benar," ucap Cael sembari tertawa kecil.

Reona langsung membanting majalahnya lalu menghela napas kasar. "Padahal tadinya ayah sudah lupa," ucapnya dengan nada tidak suka.

"Kau yakin tidak mau pergi? Lady Palka juga akan berada disana." Pemuda itu memberitahu.

"Dia saudara ipar Kaisar malah aneh kalau dia tidak datang," jawab Reona sembari melipat tangannya didada. Cael tidak menyerah. Dia terus berusaha membujuk kakaknya.

Beberapa saat kemudian, "Kenapa kau jadi ikut memaksaku hah?" Reona sedikit meninggikan suaranya. Pemuda itu menyengir kuda. "Paman tidak akan bisa datang karena itu ayah ingin kau menggantikannya dan juga 'Sepertinya akan bagus jika anak laki-laki dan keponakanku yang menawan mendampingiku.' Begitu katanya," jelas pemuda itu.

"Aku tidak boleh pulang jika belum berhasil meyakinkanmu jadi tunjukanlah kebaikan hati demi adikmu yang menggemaskan ini," sambungnya dengan ekspresi memelas.

Reona memutar bola matanya malas. "Jangan sok imut! Kau tau itu tidak akan berhasil padaku," cueknya.

"Tapi perayaan itu akan dihadiri oleh para bangsawan dari mancanegara." Cael masih bersikukuh.

"Karena itu aku harus semakin menghindarinya," ucap Reona.

"Bukan. Maksudku itu adalah tempat terbaik untuk membuat keributan," celetuk pemuda itu yang kali ini membuat Reona sedikit tertarik.

"Kau pikir aku tidak tau. Selama ini kau sengaja membuat ulah agar tidak ada yang menginginkanmu. Sayangnya, wajah cantik itu membuat usahamu menjadi sia-sia. Kau masih saja dibuat kerepotan dengan para bangsawan edan yang malah merasa tertantang dan bersikeras melamarmu. Tapi, bagaimana jika ada cara untuk membuat mereka semua berhenti melakukan itu?" jelas Cael panjang lebar.

Reona langsung tersenyum puas. "Kau benar-benar pintar."

"Jadi, sudah kau putuskan?" tanya Cael.
Reona mengangguk dengan mantap. "Aku akan mengawasimu. Jadi, jangan bersenang-senang terlalu berlebihan!" ucap pemuda itu memperingatkan.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang