Chapter 41. Caster Roux

51 5 0
                                    

Dikekaisaran. Setelah berhasil mengelabuhi penjaga dan mencuri kuncinya, tuan putri Serena langsung mengunci pintu kamar kemudian bergegas membuka jendela. Dia berencana pergi menemui sang ayah yang sedang ditahan dikamarnya melalui sisi luar bangunan istana kekaisaran. Sang putri harus melawan rasa takutnya dengan berjalan ditepian bangunan yang hanya memiliki lebar satu jengkal. Lokasi kamar keduanya yang berada dilantai 2 dari bangunan utama istana sempat membuatnya merasa ragu. Namun, tuan putri Serena kembali memantapkan hatinya lalu mulai berjalan dengan merapatkan punggungnya pada dinding.

Beberapa langkah lagi mencapai tujuannya yakni kamar sang kaisar. Sial bagi sang tuan putri. Ketika salah satu penjaga yang tengah berpatroli memergoki aksinya, membuatnya terperanjat lalu terpeleset dari pijakannya. Tuan putri Serena tidak ingin menambah masalah bagi keluarganya dan hanya memilih pasrah. Bukannya berteriak layaknya adegan konvensional dalam film laga, dia membekap mulutnya sendiri dan bersiap menjemput ajalnya.

'Ibu, ayah. Sepertinya...kali ini aku akan benar-benar mati.' Batinnya seraya menitikkan air mata.

Tuan putri Serena tidak lagi berharap banyak tetapi pada menit-menit terakhir setelah dia memejamkan matanya rapat-rapat, sesuatu hal yang tidak disangka-sangka justru terjadi. Sekumpulan angin berkecepatan tinggi datang dari arah lain disusul dengan teriakan sang penjaga yang kemudian lenyap begitu saja. Bersamaan dengan itu, tuan putri Serena merasakan sepasang lengan yang kekar melingkar dipinggangnya.

Ketika dia membuka mata, sesosok pria berwajah dingin telah menangkap tubuhnya yang terjun bebas dari ketinggian. Sang putri langsung meningkatkan kewaspadaannya setelah keduanya mendarat dengan selamat. Pria itu cukup peka. Dia langsung membungkukkan badan dengan sopan lalu memperkenalkan dirinya.

"Salam kepada tuan putri kekaisaran Medeia. Saya Ferion Talavi. Saya bekerja dibawah perintah Tuan Grand Duke Melidas," ucapnya yang membuat sang tuan putri sontak terbelalak.

"Baiklah. Aku memahami situasinya. Baguslah kau datang...aku memang sedang memerlukan bantuanmu," ucapnya seraya tersenyum lebar.

Ferio yang sudah bisa menebak jalan pikirannya menyarankan sang putri untuk kembali kekamar tetapi hal itu langsung ditolak mentah-mentah. Namun demikian, Ferio berhasil membuatnya mengerti setelah menjelaskan konsekuensi dari tindakan ceroboh sang putri yang dapat berimbas pada anggota keluarga kekaisaran yang lainnya.

"Baiklah. Biar saya bereskan yang satu ini dulu," ucapnya seraya menunjuk kearah belakang menggunakan jempolnya.

Tuan putri Serena yang merasa penasaran sontak mengintip melalui bahu pria itu. Alhasil, dia melihat pemandangan yang cukup mengerikan. Sang penjaga yang membuat nyawanya hampir melayang telah tergolek lemas dengan luka bekas cakaran yang nyaris memperlihatkan tulang lehernya. Hal itu membuatnya tersadar bahwa pria dihadapannya bukanlah pria biasa.

Selesai membereskan kekacauan tersebut, tuan putri Serena diantar kembali kekamarnya tepat ketika si penjaga hendak masuk untuk memeriksa kamar guna mencari kuncinya.

"Apa ini yang kau cari?" tanya sang putri seraya menunjukkan benda tersebut. Si penjaga langsung menyahutnya lalu keluar begitu saja. Tuan putri Serena hanya terkekeh kecil melihat muka masam pria itu. Sementara, Ferio langsung masuk melalui jendela tepat setelah sang penjaga mengunci pintu kamarnya.

"Dengar, kau harus menyelamatkan ayahku. Selagi kau bisa membebaskannya, semuanya akan aman. Aku sudah mencoba mengirim surat pada kakekku tapi mereka memanah jatuh setiap burung yang terbang kemari," ucap tuan putri dengan nada cemas.

"Ayah pasti memiliki cara untuk memberitahukan apa yang terjadi disini kepada kakek. Jika saja kau berhasil mengeluarkannya," sambungnya.

"Tidak segampang itu, Tuan putri. Tindakan yang anda maksud hanya akan memperumit situasi. Kita tidak tahu berapa banyak pengikut permaisuri yang berada diluar sana. Selain itu...Caster Roux, sang panglima Della Morte adalah salah satu penduduk utara yang berhasil selamat. Pria itu telah menanamkan sihir kepada yang mulia atas perintah permaisuri," jelasnya panjang lebar.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang