Chapter 16. Vertozch

180 13 0
                                    

Kekacauan sedang terjadi diistana kekaisaran. Pangeran pertama Agares terbukti terlibat dalam perjudian dengan bantuan dana dari putra Count Marchilles, Zarcha Marchilles yang merupakan adik komandan Charlotte. Kabar tersebut telah tersebar secara luas dan menjadi buah bibir para bangsawan. Anehnya, Cael yang ditugaskan menyelidiki perihal ini malah tidak tau menahu tentang hal itu.

"Kaulah yang mengetahuinya lalu memberitahuku. Jadi, kutanya sekali lagi. Apa kau benar-benar tidak melakukannya?" tanya kaisar.

"Yang mulia!? Mohon percayalah saya tidak mungkin mengkhianati anda. Saya justru khawatir seseorang sengaja melakukan hal ini dengan maksud menekan anda," jawab Cael.

"Apa maksudmu?"

"Ketika sedang menyelidiki kasus pangeran pertama, saya sempat mendengar desas desus aneh ditempat perjudian 'Seseorang berpakaian aneh keluar masuk istana dengan leluasa.' Mereka bilang itu adalah anggota kelompok TIER," jelasnya.

"Seseorang diistana terlibat dengan kelompok keji itu?" tanya kaisar. Cael sontak mengangguk.

'Apa karena aku masih menyelidiki kasus Meliodas dan istrinya? Mereka sengaja melakukan ini untuk memburamkan penilaianku. Cael adalah anak yang cerdas. Praduganya tidak mungkin asal-asalan. Dia pasti sudah mengantongi bukti.' Batin Kaisar.

"Benar-benar anak yang luar biasa," gumamnya lirih.

"Baiklah. Selidiki semua kebenarannya!!" titah kaisar. Cael mengangguk lalu membungkukkan badan dengan sopan.

Diwilayah barat, Reona memutuskan berjalan-jalan disekitar ibu kota Mephenia sebelum kembali keselatan. Ketika melewati taman kota, dia melihat seorang pendongeng yang sedang melakukan pertunjukan didepan anak-anak.

"Akankah Vertozch kembali bangkit?" tanya pria itu dengan begitu bersemangat membawakan ceritanya.

Seorang anak mengangkat tangannya tinggi. "Pasti akan kembali," ucapnya dengan semangat yang tidak kalah besarnya.

"Benar, Lady Vertozch sangat kuat. Dia akan kembali dan menghukum para penjahat," sahut anak yang lainnya.

Pendongeng sontak tertawa. Tidak berselang lama, dia menutup ceritanya lalu pergi. Reona buru-buru mencegatnya ditengah jalan.

"Jadi, bagaimana nasib Lady Vertozch yang kau ceritakan tadi?" tanyanya. Entah kenapa, dia merasa penasaran dengan sosok sang Lady.

"Saya sudah mengatakan akhir ceritanya," ucap si pendongeng.

"Kau hanya mengatakan bahwa dia melarikan diri pada saat kebakaran lalu apa yang terjadi setelah itu? Apa menurutmu dia masih hidup?"

Sang pendongeng terdiam selama beberapa saat seraya menunjukkan ekspresi seolah enggan bercerita. Dia menengadahkan wajahnya keatas lalu memejamkan matanya rapat-rapat setelah itu menghela napasnya.

"Hal itu sudah lama sekali bahkan jika beliau masih hidup...mungkin tidak akan pernah kembali lagi kesini. Sang lady pernah menjadi bintang yang begitu bersinar, menerangi seluruh kota dan menjadi penunjuk jalan bagi penduduk wilayah barat tetapi waktu telah berlalu. Kini sinarnya semakin memudar hanya ini yang bisa kulakukan untuknya agar kisahnya tidak terlupakan dan agar semua orang mengingatnya sehingga masih ada harapan bagi bintang untuk kembali bersinar lalu menyelamatkan kota yang tidak punya harapan ini," ungkapnya dengan nada sendu.

"Yang seharusnya bersinar akan tetap bersinar. Jangan khawatir! Pada masanya nanti waktunya akan tiba," celetuk Reo.

Pendongeng tersentak. Ingatannya mengulang ke masalalu. Dimana dirinya pernah mendengarkan kata-kata yang sama persis. Pendongeng sontak tersenyum penuh haru. "Apakah anda menyukai bunga?" tanyanya. Reona menggeleng.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang