Chapter 30. It's The Time

60 6 0
                                    

Kabar jatuhnya kekuasaan Duke Willhouston langsung tersebar secara luas keseluruh wilayah kekaisaran. Nama Vertozch yang terdengar asing bagi sebagian orang menjadi topik perbincangan yang menarik bagi semua kalangan. Tidak hanya para bangsawan tetapi para rakyat juga dibuat penasaran dengan sosok sang lady. Beberapa orang mengagumi aksi beraninya yang mengkudeta istana barat hanya dengan segelintir orang. Namun, ada juga yang merasa ngeri setelah mendengar rumor kebengisannya.

Memang benar.
Sehari setelah pengangkatannya. Reona langsung mereformasi seluruh istana, mengatur ulang sistem pemerintahan, memenggal para pejabat korup serta siapapun yang terlibat dalam insiden kebakaran. Dia terang-terangan menunjukan taringnya, mengangkat Caryle Hermand sebagai komandan besar istana, menjadikan Valmira sebagai asisten pribadinya lalu memberinya hak untuk mengatur kepentingan istana serta mengambil keputusan selama absensinya.

Tidak hanya itu, Reona juga memberlakukan peraturan berupa sanksi yang kejam untuk seluruh penduduk wilayah barat. Hal-hal seperti mencuri akan dihukum dengan memotong anggota tubuh yang digunakan untuk melakukan perbuatan tersebut, membunuh akan dihukum dengan dicincang hidup-hidup lalu dijadikan makanan babi dan masih banyak lagi. Reona mendapat julukan 'Tiran dari barat'. Dia menjadi penguasa yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Akan tetapi, seluruh penduduk wilayah barat menghormatinya bahkan mendukung penuh tindakannya.

Dipagi hari, Valmira mendatanginya. "Duchess!? Seseorang ingin bertemu dengan anda."

Reona tampak berpikir selama beberapa saat. "Siapa?"

"Sang penguasa wilayah timur, Duke Galius Esthertove."

"Ah...biarkan dia masuk." Val membungkukan badannya dengan sopan lalu pergi dari sana. Tidak lama kemudian, dia kembali membawa seseorang yang tidak lagi asing baginya. Pria tua itu sontak tertawa terbahak-bahak setelah berada dihadapannya.

"Bwahahaha...aku sudah menduganya, itu pasti kau." Reona hanya menatapnya dingin.

Sang duke sontak berdeham. "Maaf atas ketidaksopananku. Senang bertemu dengan anda, Duchess Vertozch!" ucapnya seraya membungkukan badannya dengan sopan.

Mereka menikmati teh bersama-sama. "Aku masih tidak percaya dengan semua ini," ucap sang duke.

"Seorang wanita tidak bisa kukalahkan sekarang putrinya mengalahkanku. Apa-apaan dengan para wanita dikeluargamu itu," sambungnya sembari tertawa.

"Apa yang membawa anda menemuiku, Duke Esthertove?" Reona langsung to the point.

Sang duke sontak menghela napasnya. "Beberapa minggu tidak bertemu, kepribadianmu semakin buruk saja. Bwahahaha...ibumu lebih baik dalam hal ini," ucapnya. Reona hanya menatapnya dengan tajam.

"Baiklah. Aku tidak akan banyak bicara." Duke Esthertove mengubah nada bicaranya lalu menunjukan ekspresi serius.

"Rumor itu. Apakah benar?" tanyanya.

Reona langsung mengusap wajahnya dengan kasar. "Apa aku terlihat seperti pembohong?"

Sang duke hanya terkekeh lalu memalingkan wajahnya kearah lain. "Sayang sekali...kepribadiannya memang buruk tapi dia cukup pintar. Aku tidak menyangka, Avery akan segila itu. Lalu, apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak ada."

Duke Esthertove mengeryitkan alisnya. Tidak lama kemudian, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Apa kau tau apa yang sedang kupikirkan?"

"Tidak dan tidak perlu memberitahuku karena aku tidak tertarik," ucapnya enteng.

Sang duke langsung tertawa terbahak-bahak. "Mulutmu itu benar-benar bermasalah," ucapnya. Reona tetap santai dan tidak menanggapinya.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang