1 tahun kemudian.
Seorang bayi laki-laki sedang tertawa riang digendongan sang kakek. Dia adalah Aresh Northery, putra Komandan Charlotte dan Pangeran Agares yang baru berusia beberapa bulan. Sang kakek membawanya kereruntuhan istana lama yang sekarang telah berubah menjadi hamparan kebun bunga yang amat luas. Itu adalah kebun yang telah dirawatnya dari tahun lalu. Berbagai macam jenis bunga yang berwarna-warni tumbuh disana. Aresh tampaknya menyukai pemandangan tersebut. Senyumnya tidak berhenti mengembang sedari tadi.Beberapa saat kemudian, kedua orang tuanya datang. Rupa-rupanya sang kakek membawanya pergi tanpa berpamitan. "Seharusnya ayah memberitahuku. Charlotte bahkan sampai ikut mencari." Pangeran Agares mendudukkan diri tepat disamping sang ayah.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama cucuku. Itu salahmu karena masih tertidur pulas padahal matahari sudah tinggi." Komandan Charlotte tertawa kecil melihat interaksi ayah dan anak tersebut.
"Karena sudah disini, bagaimana kalau kita bersantai sebentar?" Pangeran Agares melirik istrinya.
"Itu ide yang bagus lagipula aku sudah meminta Logan untuk menggantikanku," jawab wanita yang usianya satu tahun lebih tua darinya itu. Mereka duduk dikursi panjang yang terbuat dari kayu, menikmati hamparan bunga-bunga yang cantik sembari mengobrol.
Tidak lama kemudian, Cael datang dari arah belakang dengan napas yang terengah-engah.
"Apa ada yang melihat kakakku?" tanyanya sembari menyeka keringatnya menggunakan sapu tangan. Aresh tertawa melihat ekspresinya yang tampak lucu."Apa dia tidak ada diruang kerjanya?" tanya Pangeran Agares.
Cael melambaikan tangannya, mengisyaratkan kata 'tidak'. "Aku bahkan sudah memeriksa kamarnya tapi dia tidak ada disana," jawabnya.
Charlotte ikut buka suara, "Bagaimana dengan kamar itu? Apa kau sudah memeriksanya? Hari ini adalah hari yang penting. Saat-saat seperti ini, bukankah dia selalu menyempatkan diri untuk pergi kesana?"
Cael sontak menepuk jidatnya. "Benar. Aku lupa. Aku pergi dulu. Kalian bersenang-senanglah!" ucapnya lalu bergegas pergi dari sana.
"Dia belum benar-benar resmi menjadi perdana menteri tapi lihat betapa sibuknya anak itu." Pangeran Agares melihat punggungnya yang semakin menjauh.
"Ayah, tidakkah menurutmu pekerjaannya terlalu banyak?" tanyanya.
"Tidak sama sekali. Itu adalah permintaannya untuk mendapatkan pelatihan sesingkat mungkin. Jadi, aku memintanya mengambil alih pekerjaan Serchean."
Pangeran Agares menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kalian berdua benar-benar santai."
Ditempat lain, seorang pemuda sedang terbaring diatas kasur. "Bagaimana keadaannya?" tanya sesosok wanita dalam balutan setelan formal perpaduan warna navy dan putih tulang dengan bawahan celana panjang.
Cotty yang ditugaskan untuk merawat pemuda itu menjawab, "Sedikit lebih baik. Aliran mananya jauh lebih stabil daripada sebelumnya."
Wanita itu terdiam. "Sudah hampir satu tahun, bukan?" Cotty menganggukkan kepalanya.
"Kita sudah lama kehilangannya, seandainya waktu itu Carla terlambat mengeluarkan racunnya." Mereka beralih menatap pemuda itu yang tidak tampak terganggu sedikitpun.
"Bukankah dia sudah tidur terlalu lama?"
Cotty menghela napas. "Racunnya memang sudah dikeluarkan tapi penawarnya masih belum ditemukan hingga sekarang. Saat ini, Melidas sedang berjuang untuk memulihkan dirinya sendiri."
"Lalu, kapan dia akan bangun?" Cotty hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.
Beberapa saat kemudian, pintu kamar diketuk dari arah luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE THRONE RESERVED [ON GOING]
Fantasy⚠️ FEMALE DOM | MALE SUB Mereka bilang 'Orang pendiam adalah yang paling berbahaya'. Itu benar. Reona Vonn Ashtarte yang lemah berubah menjadi lebih kuat dari siapapun. Demi menguak misteri kematian adik tercintanya, Livera Ashtarte. Dia menghalalk...