23. Bukan Pemenang

568 166 34
                                    

Tok! Tok! Tok!
Feby terus mengetuk pintu unit Januar tanpa lelah

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Tok! Tok! Tok!

Feby terus mengetuk pintu unit Januar tanpa lelah. Sudah sekitar 15 menit dia melakukan itu, berdiri dan menunggu Januar membukakan pintu untuknya. Namun, hingga kini pintu di depannya itu belum juga terbuka.

Biasanya memang Januar sengaja berangkat pagi agar Feby tidak nebeng padanya, tapi apa sekarang dia juga masih seperti itu?

Feby kan sudah menjadi pacarnya. Masa Januar masih tidak mau menebenginya?

Sejujurnya tidak ada yang berubah antara Feby dan Januar. Januar masih tidak mau membalas pesan Feby yang berisi ucapan selamat tidur yang dia kirim kemarin malam.

Feby tidak begitu mempermasalahkannya karena dia terlalu bahagia setelah Januar menembaknya.

Sungguh ini di luar ekspektasi Feby. Selama ini dia hanya berandai-andai kalau suatu saat Januar akan menerima perasaannya dan mau menjalin hubungan dengannya. Dia tidak pernah membayangkan jika malah Januar yang akan mengajaknya pacaran lebih dulu.

Yang terjadi sekarang jauh dari skenario yang Feby buat. Jika menurut alur yang dia rancang, harusnya dia dan Januar pendekatan dulu baru pacaran.

Namun, yang terjadi malah lebih singkat dari yang Feby rencanakan. Tanpa adanya pendekatan, tiba-tiba saja Januar mengajaknya pacaran.

Sebenarnya banyak pertanyaan di otak Feby tentang tindakan Januar yang tiba-tiba menembaknya, tapi dia takut menanyakannya pada Januar. Kalau Januar berubah pikiran dan tidak jadi mengajaknya pacaran setelah Feby menanyakannya bagaimana?

Jadi, Feby memutuskan diam saja. Dia akan menerima semuanya tanpa banyak bertanya.

Cukup lama mengetuk pintu membuat jari Feby terasa lumayan perih. Akhirnya dia menurunkan tangannya. Dia beralih meraih ponsel dari saku rok seragamnya.

Embusan nafas panjang keluar dari hidungnya saat menatap layar ponselnya. Belum ada balasan dari Januar.

Tadi pagi-pagi sekali Feby mengirimi pesan pada Januar berisi permintaan agar Januar menunggunya. Feby juga mengungkapkan keinginannya untuk berangkat bersama dalam pesan itu.

Sayangnya, hingga saat ini pesan yang dia kirim masih centang abu-abu. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak.

Padahal Januar masih online 30 menit yang lalu. Harusnya cowok itu tahu kalau ada pesan masuk dari Feby karena Feby mengiriminya pesan lebih awal dari terakhir kali cowok itu online.

Apa Januar sengaja tidak membalas pesannya? Bisa saja karena mungkin Januar sedang sibuk bersiap-siap.

Otak Feby selalu mencoba berpikir positif pada cowok itu meskipun pada akhirnya yang terjadi malah sebaliknya.

Sekarang Feby tidak tahu apakah Januar masih berada di dalam unitnya atau sudah berangkat sekolah. Pesan yang Feby kirim pada teman-teman Januar juga tidak ada yang dibalas.

Shilly-ShallyМесто, где живут истории. Откройте их для себя