°31

276 15 3
                                    

"Hmm jadi gitu ceritanya.."

Aku duduk meringkuk di lantai. Masih menunduk, gak berani menatap mereka.

"M-maaf Syel, Fiah, Letha. Nyembunyiin semua ini dari kalian.." lirihku. Aku berdehem pelan, menetralkan suaraku yang jadi serek.

"Lin,"

"Maaf Tha.."

"Bukan Lin tapi maksudku, jangan ngemper di lantai napa?"

"Abisnya gak ada kursi,"

"Ngeblur pa gimana? Matamu gak liat disana ada kursi?"

"Hah? Oh iya Fiah maap tadi gak keliatan!"

Kini aku duduk di kursi. Kembali nunduk saat Syella menatapku tajam. Setelah semua aku ceritain ke mereka, aku cuma bisa terdiam nunggu reaksi mereka.

"Agak kecewa sih."

"Aku gak nyangka kamu kayak begitu, Lin."

"Letha, Fiah, maaf kalo aku 'berbeda' dari orang-orang biasanya.. tapi inilah diriku yang sebenernya," ucapku. Bisa ku lihat hembusan napas dari Letha dan Fiah yang nyender pada rak buku.

"Kamu tau kan kalo ini tuh gak 'normal'? Jadi, kamu emang begini pas SMP dulu?"

Aku mengangguk lemah, "Iya Syel. Aku juga tau tapi apa boleh buat? Mungkin ini emang dah bagian dari takdirku.."

"Dan kamu Kaylee, kenapa diem aja? Jelasin ke kami, kami mau denger dari pandanganmu dan tentang perempuan tadi-"

"Apanya yang mesti ku jelasin? Kalian gak bakal paham,"

"Jangan motong omongan, Kaylee! Kami temenmu. Dan kami gak bakal paham kalo kamu gak ngasih ta-"

Drrrtt drtt

Aku langsung melirik Kaylee saat terdenger suara semacem notif.

"Aku pergi dulu!"

"Heh mau kemana?! Aku belum kelar ngomong! Hoi!"

Ku tatap dari kejauhan punggung Kaylee yang berjalan pergi, sesaat setelah dirinya melirik sekilas hp nya tadi.

Dia mau kemana? Aku butuh penjelasannya tentang semua yang dia dan Aulia obrolin. Apa maksud dari ucapan Aulia? Kaylee nyembunyiin sesuatu kah dariku?

"Udah Syel, biarin dia pergi,"

"Tapi Tha, dia gak jelasin apa-apa ke kita! Kita nih temennya apa bukan sih? Maen pergi aja."

"Mungkin dia belum mau ngomong, kita kasih dia waktu dulu."

"Hufft! Ruwet banget."

"Lin, aku mau nanya ama kamu. Jadi perempuan tuh temen semasa SMP mu dulu?"

"Iya," sahutku singkat pada Letha.

"Dan kamu suka dia dari lama?"

Aku mengangguk lagi, "Iya Tha. Aku ada rasa ke dia.."

"Dan kamu nyembunyiin semua ini dari kami? Apanya yang kamu pikirin?"

"Aku takut.. takut reaksi kalian ke aku jujur.." sahutku. Perlahan ku lirik Letha yang mengusap wajahnya sedangkan Syella ngebenerin posisi kacamata nya. "Aku sadar kok kalo ini tuh gak normal dan salah dimata masyarakat apalagi agama. T-tapi aku juga gak ngerti kenapa aku begini,"

"Siapa aja yang udah tau tentang perbedaan orientasi seksualmu?"

Aku menggeleng, "Belum ada,"

"Bahkan keluargamu?"

"Keluargaku cuma emak ku, dan beliau belum tau apa-apa tentang itu semua."

"Aku gak nyangka kamu begini, Lin. Apalagi Kaylee. Tapi bener juga, mungkin semua ini dah takdirnya. Siapa yang tau?"

Why Did You Choose It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang