29. Gudang

249 52 1
                                    


.
.
.
.
.
Hoshi memutuskan tidak ikut ke kampus Jion hari ini, pemuda mungil itu lebih memilih bersantai di rumah.

Hoshi ingin menjelajahi rumah mewah ini, sudah lebih dari sebulan dia berada di sana namun sama sekali belum menghafal seluruh ruangan di rumah itu.

Hoshi mendengus saat menyadari banyak sekali hal yang tidak di beritahukan oleh jiwa asli Hoshi padanya.

"Hidup nih anak kebanyakan rahasia." Hoshi berjalan menyusuri halaman belakang sambil menggerutu.

Hoshi melihat taman kecil yang menjadi tempatnya menunggu Jion atau Riku sepulang sekolah, ada bangunan yang merupakan kolam renang juga.

Hoshi akhirnya tiba di bagian belakang rumah, ada sebuah bangunan yang sepertinya justru belum pernah di lihat Hoshi sebelumnya, karena tidak ada satu pun ingatan Hoshi asli tentang bangunan itu.

"Den Hoshi, sedang apa disini?" Hoshi sedikit terkejut saat ada yang menepuk pundaknya.

Hoshi bisa melihat seorang wanita dengan seragam maid berdiri di belakang nya, namun Hoshi belum pernah melihat nya selama ini.

"Memang harus ada alasan jika aku mengelilingi rumah ku sendiri?" Hoshi menatap curiga pada maid itu, karena bagaimana pun sejak kasus keracunan Ochi saat itu, Hoshi semakin waspada pada orang-orang di rumah.

"Ah bukan gitu den, tapi ini pertama kalinya saya lihat den Hoshi ada di gudang." Hoshi mengernyit.

"Gudang?" Maid itu mengangguk.

"Iya den, setau saya semua barang-barang yang di bawah dari rumah lama den Hoshi di simpen disana." Hoshi mengangguk paham.

"Oh ya sudah, kamu bisa kembali bekerja jika seperti itu." Wanita itu menunduk dan mengangguk.

"Baik den, kalau begitu saya permisi dulu." Hoshi memperhatikan punggung maid itu menjauh, pemuda mungil itu memutuskan masuk kedalam gudang setelah dirasa situasi sepi.

"Debu nya." Hoshi segera menutup hidung dan mulutnya.

Hoshi memeriksa isi gudang, terutama tumpukan-tumpukan barang yang sekiranya milik Hoshi kecil.

Sebuah kotak berisi beberapa buku, album foto, dan beberapa barang milik anak-anak menyita perhatian Hoshi. Entah kenapa Hoshi ingin membawa barang itu ke kamar nya, sepertinya itu akan menjadi petunjuk soal ingatan Hoshi asli.

"Bawa aja ke rumah deh, nanti aku lihat."

*****

"Bang, lo yakin mau beliin Hoshi motor? Udah ada ijin dari papa?" Jion yang sedang ada di kantin kampus bersama Riku hanya bisa menghela nafas panjang.

"Papa udah kasih ijin tapi gue yang ragu." Riku tau apa yang sedang dipikirkan oleh Jion.

"Gak bisa ya bang, kita larang dulu Hoshi buat punya motor." Jion menatap Riku lekat.

"Memang lo mau di lempar bantal kayak kemarin?" Riku menghela nafas panjang, agak susah memikirkan hal itu.

"Gue khawatir bang, gue takut Hoshi bakal jatuh dari motor."

"Tapi gue heran deh bang, sejak kapan dia bisa naik motor? Selama ini dia bahkan gak pernah keluar kamar kecuali pas mode Ochi."

"Gue juga gak tau, gue juga kaget waktu Hoshi bisa bawa motor gue waktu itu." Kedua sepupu itu tampak galau hanya karena memikirkan bungsu kesayangan mereka kemana-mana sendirian menggunakan motor setelah ini.

"Kalian mikirin apa sih?" Jion dan Riku menoleh saat mendengar suara Nadhif.

"Mikirin Hoshi." Nadhif tersenyum dan memilih duduk di sebelah Jion.

Little HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang