32. Boneka naga

248 59 11
                                    


.
.
.
.
.
Jion merasa lega saat Hoshi tidur dengan nyenyak setelah bercerita pada Nadhif, bahkan adik kecilnya itu tidak terbangun saat Nadhif meninggalkan nya sendirian di kamar.

Nadhif menemui Jion, Riku dan Nyzan di luar kamar Hoshi, ketiganya duduk diam di sofa ruang santai yang memang ada disana.

"Nadhif." Nadhif tersenyum saat Jion menyebut namanya.

"Hoshi udah tidur, dia ketakutan Rel." Jion mengangguk paham.

"Dia bilang dia mimpi buruk sejak kemarin, dia lihat darah dimana-mana, lihat orang yang dia sebut kakak baik itu di pukuli." Jion dan Riku sama-sama memejamkan matanya saat mendengar ucapan Nadhif.

"Lagi-lagi mimpi soal itu ya?" Nadhif mengangguk saat Nyzan berucap, karena diantara yang lain Nadhif dan Nyzan adalah orang yang sering mendengar cerita Hoshi soal mimpi.

"Dia mendapat ingatannya lewat mimpi, kejadian adalah penyebab trauma Hoshi." Nadhif dan Nyzan menatap ke arah Riku dengan ekspresi terkejut.

"Kakak baik yang di bilang Hoshi adalah saudara kita, saudara kandung gue sama Hoshi yang bahkan gak pernah kita tau keberadaannya sampai saat kejadian Hoshi itu. Rancauan Hoshi saat dia sadar di rumah sakit soal kakak baik itu yang membuat kami tau jika orang yang selama ini melindungi Hoshi saat aku lengah adalah saudara kandung kami." Nyzan dan Nadhif tidak bisa tidak terkejut mendengar penjelasan Jion.

"T-terus dimana dia sekarang?" Baik Jion maupun Riku hanya menggeleng.

"Saat itu kita belum tau kalau dia adalah bagian keluarga Gaillard, jadi kami membiarkan orang yang mengaku keluarganya membawanya pergi, bahkan kami sempat marah pada mereka karena mereka menjelekkan Hoshi, dan melarang anak mereka bertemu dengan Hoshi lagi."

"Kami bahkan berencana menghabisi keluarga itu jika saja Hoshi tidak histeris dan mencari putra sulung mereka, Hoshi merancau agar kami membawa kakak baik ke rumah, dia mengatakan jika kakak baik adalah kakak nya dari keluarga Gaillard."

"Keluarga kami akhirnya mencari tahu hal itu, dan mendapatkan fakta jika keluarga nya menukar bayi mereka dengan bayi keluarga kami saat tau jika bayi yang baru mereka lahirkan meninggal. Tapi kita gak bisa nemuin mereka, mereka menghilang seperti di telan bumi."

"Sampai sekarang kita masih coba nyari mereka."

Grep

Nadhif memeluk tubuh Jion setelah Jion selesai bercerita, meskipun dia tidak pernah merasakan hal itu tapi dia ikut merasakan kesedihan nya.

"Gue yakin kalian bakal nemuin mereka dan bawa kesini saudara lo itu Rel." jion tersenyum tipis dan mengangguk.

"Nanti gue bantuin buat jagain Hoshi aja, soal nya gue gak bisa bantu kalian cari mereka, jadi gue nempeli Hoshi aja biar gak ada yang macem-macem sama dia." Ucapan Nyzan membuat Jion, Riku dan Nadhif menggeleng.

"Ye kalau itu sih mau lo Zan!"

*****

Hoshi mengerjapkan mata saat merasakan jika dia sendirian di kamar, pemuda mungil itu menghela nafas panjang, tentu saja Nadhif tidak akan menginap disini.

Hoshi meringkuk di bawa selimutnya, hingga netra nya menatap sebuah boneka naga berwarna hitam ada di samping bantalnya.

Hoshi sebenarnya tidak suka menyimpan boneka, tapi Ochi sangat menyukai benda lembut dan empuk itu.

"Boneka siapa?" Hoshi berucap lirih, karena seingatnya saat dia bangun sebagai Hoshi, semua boneka milik Ochi sudah dia simpan kedalam lemari khusus di ujung kamar.

"Udah lah bodo amat punya siapa juga." Hoshi meraih boneka itu dan mendekapnya, entah kenapa dia ingin mendekap sesuatu selain guling hari ini.

"Hangat." Hoshi tersenyum tipis sebelum kembali terlelap.

Pemuda mungil itu bahkan tidak menyadari jika ada yang melihat tingkah nya tadi, sosok yang merupakan pemberi boneka.

"Kenapa lo berdiri di sini sih bang?" Nyzan berucap kesal saat melihat Keenan hanya berdiri sambil melihat kedalam kamar Hoshi.

"Jangan berisik, tadi dia kebangun." Nyzan langsung menutup mulutnya mendengar hal itu.

"Udah ayo ke kamar Jion, biarin Hoshi tidur." Nyzan merengut saat Keenan merangkul pundaknya.

"Zan, lo darimana?" Nyzan segera mendekati kakak kembarnya saat masuk ke kamar Jion.

"Niatnya mau liat Hoshi, tapi aku malah nemuin bang Keenan ada di depan kamar si gemoy!" Keenan mengedikan bahunya saat Jion dan Riku menatapnya.

"Lo beneran suka sama adek gue ya?" Keenan menghela nafas panjang.

"Perlu gue jawab ya itu? Gue udah pernah bilang ke lo Ji, gue serius." Jion menghela nafas panjang.

"Keluarga lo gimana? Apa mereka bakal nerima Hoshi dengan segala hal yang dia miliki sekarang? Gue gak mau adek gue jadi bahan hinaan kalau keluarga lo tau bang." Keenan tersenyum tipis.

"Keluarga inti gue gak akan pernah ada masalah, kalau yang lo takutin mulut keluarga besar gue, gue bisa atasin itu."

*****

"Bang Jion." Jion yang baru saja membuka gorden kamar Hoshi langsung menoleh saat mendengar suara pelan sang adik.

"Apa? Masih ngantuk?" Hoshi mengangguk, namun matanya tetap terbuka dan menatap ke arah Jion.

"Masih tapi gak mau tidur lagi, semalem mereka dateng lagi." Jion segera mendekati sang adik.

"Sakit kepalanya?" Hoshi mengangguk kecil, matanya terpejam saat Jion mengelus kepalanya.

"Sakit sedikit, abang kuliah hari ini?" Jion mengangguk.

"Iya, kamu di rumah aja ya?" Hoshi sebenarnya ingin mengangguk namun entah kenapa dirinya justru menggeleng.

"Gak mau! Nanti kalau ada penyusup kayak kemarin gimana? Mau ikut!" Jion menghela nafas panjang.

"Kalau ikut nanti kamu sama Nafian dulu ya? Soalnya yang lain juga punya kelas pagi, gimana?" Hoshi akhirnya mengangguk.

"Oh iya bang, ini boneka dari siapa? Semalem tiba-tiba ada di samping bantal." Jion tersenyum saat Hoshi menunjukan boneka naga berwarna hitam itu padanya.

"Liat deh, muka bonekanya mirip sama siapa?" Ucapan Jion membuat Hoshi menatap lekat pada boneka itu.

"Hng?" Hoshi bahkan sampai memiringkan kepalanya untuk mengingat wajah siapa yang mirip dengan boneka itu.

"Oh!" Hoshi tiba-tiba menatap ke arah Jion yang masih tersenyum.

"Udah tau?" Hoshi mengangguk mantap.

"Boneka nya mirip bang Keenan, ini dari bang Keenan?" Jion akhirnya mengangguk.

"Iya, semalem pas kamu tidur bang Keenan dateng, bawain itu buat kamu. Ayo cepet mandi terus kita sarapan bareng, kak Nadhif sama kak Nyzan udah bantuin bik Indah bikin sarapan tuh." Hoshi mengerjapkan matanya saat Jion mengatakan hal itu.

"Kak Nadhif nginep? Kok gak nemenin aku tidur sih." Hoshi merengut kesal.

"Kak Nadhif temenin kok, kak Nadhif tidur disini semalem, tapi emang tidurnya malem banget soalnya ngerjain tugas dulu." Mendengar itu Hoshi justru merasa bersalah.

"Jadi aku ngerepotin kak Nadhif ya bang? Maaf ya." Jion menggeleng.

"Kamu gak ngerepotin, emang dosen nya aja yang tiba-tiba majuin deadline tugas. Udah ayo mandi dulu, abang tunggu di bawah ya?" Hoshi mengangguk.

"Abang, aku mau sarapan telur mata sapi sama bawang goreng!"

*****

Tbc

*****

Selamat pagi
Hoshi up pagi-pagi nih
Buat bekal memulai hari...
Kangen gak sih?
Kalau aku marathon up, siap gak?
Aku punya banyak draft Hoshi soalnya.

Selamat membaca dan semoga suka

See ya

–Moon–

Little HoshiWhere stories live. Discover now